EPILOG (2/3)

214 30 8
                                    

Yeonjun semakin yakin bahwa wanita itu adalah istrinya– Pharita.

Bagaimana dia tahu bahwa Yeonjun tengah mencari tanda lahir? Bukankah sudah jelas?

Yeonjun menatap angka lift dimana wanita tersebut berhenti– lantai 52. Tepat 10 lantai diatasnya. Dengan cepat ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi bawahannya.

"Aku mau akses ke lantai 52 sekarang." Perintahnya mulai tak sabar.

Tak butuh waktu lama, salah seorang bawahannya mendatangi Yeonjun dan memberi kartu akses menuju lantai 52.

"Pak, apa ada sesuatu? Apa kau butuh penjaga?" Tanya Jihoon sebagai bawahan paling setia Yeonjun.

Yeonjun tersenyum miring. "Ini menyangkut istriku, biar aku saja." Ucapnya begitu saja saat memasuki lift.

Jawaban Yeonjun berhasil membuat Jihoon tertegun. Bukankah istrinya sudah meninggal?

Ting!

Pintu lift terbuka di lantai 52.

Sekali lagi, dewi keberuntungan berpihak dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekali lagi, dewi keberuntungan berpihak dengannya. Wanita yang mirip dengan Pharita tersebut muncul tepat di hadapannya. Berdiri di depan lift sambil memainkan handphone.

Wanita tersebut terkejut, tak menyangka bahwa saat pintu lift terbuka akan menampakkan sosok pria yang bersikap tidak sopan padanya tadi.

"A-apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya takut.

"Aku ingin melihatmu lagi." Jawab Yeonjun berjalan keluar dari lift. Mengikis jarak antara dirinya dengan wanita tersebut.

"...kenapa?"

"Karena aku yakin, kau adalah dia."

"Dia? Dia siapa? Aku tidak mengerti.."

Yeonjun menunjuk bahu wanita berambut pendek tersebut dengan dagunya. "Bagaimana kau tahu aku mencari tanda lahir disana?"

"Sudah ada dua orang yang mencari tanda lahir di bahuku juga."

Oho? Yeonjun tersenyum simpul. Berarti bukan hanya dirinya yang menganggap bahwa wanita ini adalah mendiang istrinya.

"Suaramu, bahkan tinggi dan lekuk tubuhmu ... semuanya sama persis." Ucap Yeonjun tak percaya.

"Tapi aku tidak mempunyai tanda lahirnya, kan?"

Yeonjun terdiam. Benar. Dia tidak mempunyai tanda lahir yang seharusnya ada.

"... baiklah. Aku salah." Ucap Yeonjun akhirnya.

"Oke. Tidak masalah. Ngomong-ngomong, apa kau mau berteman saja denganku?" Tanyanya dengan ramah.

"Berteman?"

"Iya. Sebenarnya menurutku kau sangat tampan, mungkin jika kita sudah saling mengenal lebih jauh, hubungan kita bisa menjadi lebih dari itu?"

Wanita tersebut tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya pada Yeonjun. Terlebih lagi, wajah dan penampilan Yeonjun sangatlah tipenya.

Senior Zink [ yeonjun x pharita ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang