(11) Menghindar

454 37 6
                                    

Setelah melewati malam yang panas tersebut, akhirnya Pharita terbangun dari tidur pulasnya.

Suara alarm mendahului gadis cantik tersebut sebelum ia membuka matanya.

"Hoammm..." Pharita menguap, berusaha mengumpulkan nyawanya. Matanya mulai berkeliling mencari sosok pria yang tidur bersamanya. Hm?

+×+

"Mom! Liat Yeonjun ngga??" Tanyaku mencari keberadaan dia.

Apa-apaan dia? Meninggalkan aku di kamarnya sendirian!

Ibu tiriku yang tengah menyeduh teh hanya menggeleng. Aku langsung berdecak dan pergi ke area kolam. Mungkin saja dia disana.

....Tidak ada juga. Batinku sambil menatap kolam renang yang kosong.

Aku bahkan bertanya ke beberapa pelayan di rumah dan mereka semua sama-sama memberikan gelengan kepala.

"--Pharita, ada apa?" Tanya aunty Jen memanggilku. Ah mungkin aunty Jen tau.

"Yeonjun dimana ya, aunty?"

Aunty Jen tertawa kecil. "Tidak biasanya kamu mencarinya."

Aku tersenyum canggung. Tentu saja tidak biasa. Setidaknya sampai kejadian malam tadi.

"Yeonjun tadi udah berangkat duluan. Katanya buru-buru." Sambung aunty Jen yang langsung membuatku mengernyit.

Dengan kesal, aku menginjak-injakkan kakiku ke lantai. Yeonjun brengsek!! Bisa-bisanya dia meninggalkanku.

"Kalian berantem lagi?" Tanya aunty Jen heran.

Aku menggeleng. Justru sebaliknya...

Tanpa sarapan, aku langsung menyuruh supirku untuk mengantarku langsung ke sekolah.

Dalam perjalanan, pipiku memanas mengingat hal yang terjadi semalam.

Itu adalah pengalaman baru bagiku...

×

Aku menyusuri koridor sekolah, mencari kelas Yeonjun yang berada di lantai 3.

Satu persatu kubaca tulisan di pintu kelas untuk melihat apa namanya tertera disana. Apa ini kelasnya...?

Aku membaca daftar nama murid di pintu kelas 12-B. Yeonjun... yeonjun... yeonjunn.. Jariku menyusuri absen kelas tersebut. Nah ketemu! Yeonjun Aflezo! Girangku menemukan namanya di absen kelas ini.

Dengan antusias aku masuk kedalam kelas tersebut sambil menunggu kehadiran Yeonjun. Dia pasti sedang di toilet karena tidak ada di lapangan.

Aku duduk di salah satu bangku sambil menunggu kedatangannya. Belum 5 menit, Yeonjun tiba-tiba memasuki kelas.

"--Pharita? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Yeonjun yang kaget karena aku berada di kelasnya.

Panjang umur. Baru saja aku menunggunya.

"Menurutmu? Kamu gak ada pas aku bangun..." Jawabku pelan dengan pipi merona malu.

"Kau .... mencariku karena itu?"

Aku menyilangkan tanganku di dada. "Tentu saja!"

Yeonjun terkekeh kemudian memelukku erat. "Aku disini sekarang. Kau senang?"

Aku membalas pelukannya erat. Tentu saja aku senang merasakan kehangatan ini lagi. Apa bisa kusebut bahwa kami sekarang menjalin kasih?

"--EKHEM." Dehaman yang begitu keras membuat aku dan Yeonjun reflek melepas pelukan dan melihat ke sumber suara.

Oh! itu nenek tua yang sering membersihkan kelasku saat pulang.

"Masih pagi udah pacaran." Ketus nenek tersebut mengambil sapu di dekat pintu.

"Kami tidak pacaran." Balas Yeonjun cepat. Senyumku langsung memudar mendengar ucapannya.

Benar sih aku dan dia tidak pernah membicarakan tentang ini tapi kukira tanpa dibilang, kita ini sudah pacaran(?) Mengingat kami sudah melakukan itu.

"Jangan macem-macem." Harap nenek itu kemudian kembali berjalan melewati kelas. Huh.. untung saja aku dan Yeonjun hanya berpelukan.

"Pharita, kembali ke kelasmu sekarang sebelum ada oranglain yang melihat kita." Suruh Yeonjun menatapku tajam.

"Memangnya kenapa?" Tanyaku tak suka. Emangnya salah kalau ada oranglain melihat kemesraan kita?!

Yeonjun memegang pangkal hidungnya dengan frustasi. "Kau tidak mau kan rumor kalau kita pacaran menyebar,"

Jadi kita memang pacaran??! Batinku berteriak kesenangan. "Aku ngga masalah, tuh." Sahutku tersenyum lebar.

Yeonjun terkesiap dengan ucapanku. Butuh beberapa detik sampai ia kembali merespon ucapanku. "Hah... kembali saja ke kelasmu."

Aku menggeleng sembari memeluknya kembali. "Ngga mau.."

"Pharita," Tekan Yeonjun benar-benar serius mengusirku pergi. Ada apa dengannya? Sudah kubilang aku tidak masalah dengan rumor yang akan datang.

"Ngga mau!" Tolakku tetap ingin bersamanya.

Tanpa aba-aba, Yeonjun langsung menangkup wajahku dan mencium bibirku dengan agresif. "Mmhh..!!"

Apa dia sudah gila?! Ini di sekolah!!

Aku mendorong dadanya, berusaha melepas ciuman tersebut. "Yeonjun!!" Pekikku saat ciuman terlepas.

"Try me, Rita... Kalau kau masih keras kepala ingin disini, aku akan terus menciummu sampai semua murid di kelas ini melihat kita." Ancam Yeonjun tak main-main dengan ucapannya.

Dia benar-benar akan melakukannya jika Pharita masih menolak untuk kembali ke kelasnya.

Pharita menggigit bibirnya dengan gugup. "O-oke, aku balik ke kelas sekarang."

Yeonjun tersenyum. Puas dengan jawaban Pharita.

"Nanti istirahat kita ketemu lagi kan di kantin?" Harap Pharita menatap Yeonjun penuh cinta.

"Mungkin?" Balas Yeonjun sambil mengedikkan bahunya.

"Oke, kamu semangat belajarnya!!" Seru Pharita sambil berlari kecil keluar kelas. "Love you!!" Sambungnya melambaikan tangan kearah Yeonjun.

Dengan secepat kilat, ia kembali ke kelasnya karena malu.

×

Tubuh Yeonjun meluruh jatuh kebawah dalam posisi jongkok saat Pharita sudah menghilang dari pandangannya. Ini berat... Batinnya tertekan.

Yeonjun menutup wajahnya dengan kedua tangan. Merasa kesal dengan keadaan ini.

Jujur saja, Yeonjun sedang berusaha menjauhi gadis tersebut, tapi seakan Tuhan ingin mempersulitnya, sekarang Pharita bersikap manja dengannya.

Namun bukan Yeonjun namanya jika tidak labil. Di lain sisi, ia ingin mengenal Pharita lebih dalam, tapi di sisi lain, ia ingin menjauh dari kehidupan gadis tersebut.

Lihat saja tadi, setelah mencium Pharita, ia malah mengusir gadis malang yang sudah jauh-jauh mencarinya ke kelas.

Apa yang harus kulakukan..? Batin Yeonjun frustasi.


Vote and komennya jangan lupa <3

Senior Zink [ yeonjun x pharita ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang