(2) Dijodohin

575 59 3
                                    

Pharita sampai di ruang makan yang sudah ditunggu oleh Lisa dan Jennie.

"Aunty Jen, apa kabar?" Sapa Pharita membungkuk sedikit.

"Astaga, cantiknya~ Aunty baik-baik aja sayang." Jennie memeluk Pharita menuangkan rasa kangennya.

Pharita tersenyum sambil berpikir, bagaimana mungkin wanita sepertinya melahirkan iblis itu??

"Ayo, duduk." Ajak Jennie untuk duduk di sebelahnya.

Lisa tersenyum kemudian menyuruh Yeonjun untuk duduk juga.

Peka dengan Yeonjun yang terlihat memegang lengannya dengan wajah menahan perih, Lisa menyuruh Yeonjun memperlihatkan lengannya.

Untung saja Yeonjun sudah perban lengannya dengan syal di kamar Pharita. Jadi tidak ketahuan bahwa itu bekas gigitan.

Eh itu kan syal milikku! Pharita mengumpat saat sadar bahwa syalnya dipakai untuk menutupi darahnya.

"Oh astaga...!" Kaget Lisa melihat syal kuning yang mengeluarkan cairan berwarna merah.

Pharita melirik Yeonjun was-was. Apa dia akan mengadukanku?

Jennie juga tak kalah kaget melihat lengan putranya tersebut. "Jun, itu kenapa berdarah??"

Yeonjun melirik Pharita kemudian tersenyum miring melihat Pharita yang takut diadukan.

"Kesayat jarum di kamar Pharita. Lukanya gak parah tapi sakit." Ucap Yeonjun memelas.

Pharita menatap jijik Yeonjun yang meminta dikasihani.

"Rita, kok bisa Yeonjun kena jarum?" Tanya Lisa heran.

"Siapa suruh asal baring di kasur orang, gak taunya ada jarum di kasur." Dusta Pharita tertawa mengejek kearah Yeonjun.

Yeonjun memaksakan senyumnya. "Kirain emang sengaja naruh jarum disitu."

"Udah, udah. Yeonjun nanti setelah makan kamu obatin dulu ya." Ucap Jennie tak ingin melihat perdebatan.

+×+

"Lis, syarat Yeonjun warisin perusahaan Taehyung tau gak apa?" Tanya Jennie di balkon saat berdua dengan Lisa.

Lisa menggeleng, "Apa syaratnya?"

"Dia harus udah nikah." Jawab Jennie menatap lurus kearah pemandangan diluar.

Nyatanya setelah cerai dengan Taehyung, putranya dijanjikan perusahaan dengan satu syarat-

Sudah menikah.

"Gampang dong. Tinggal tunggu berapa tahun lagi sampai Yeonjun di umur yang matang." Tukas Lisa tersenyum.

"Seandaikan semudah itu Lis.. Nyatanya sekarang Taehyung mau nikah lagi. Gimana kalau sebelum Yeonjun nikah, Taehyung udah duluan punya anak sama wanita itu?"

Lisa menatap sahabatnya tersebut dengan raut cemas. "Taehyung pasti warisin perusahaan ke anak kandung dari wanita yang jadi istrinya?"

Jennie mengangguk pelan.

"Aku cuma mau masa depan Yeonjun bahagia. Lis... help me please." Mohon Jennie menatap Lisa sedih.

Lisa tak tau harus membantu dengan cara apa.

"Nikahin anak kita, Lis." Pinta Jennie to the point.

Dengan kaget, Lisa terperangah. "Hah..?"

"Aku yakin Pharita anak yang baik dan cocok untuk Yeonjun. Lis, Yeonjun bakal ngewarisin kekayaan Taehyung sepenuhnya. Masa depan Pharita terjamin." Ucap Jennie berusaha meyakinkan Lisa.

Lisa terdiam. Ini bukan haknya untuk menikahkan anak tirinya begitu saja.
Namun jika Lisa tak membantunya, maka ia tak bisa disebut sahabat.

===================

Bulan purnama terlihat indah di gelapnya malam.

Aku menatap kearah langit dengan rasa kagum akan keindahan ini. Sampai seseorang menganggu waktuku bersantai.

"Mau digigit lagi?" Ancam Pharita ketika mendapati Yeonjun masuk ke kamarnya lagi.

"Diem." Ucap Yeonjun melempar tubuhnya ke kasur Pharita.

Dalam hati Pharita mengumpat semoga beneran ada jarum di kasurnya.

Pharita menyilangkan tangannya seakan mengawasi Yeonjun yang tengah berbaring di kasurnya.

"....Berhenti melihatku." Celetuk Yeonjun sadar dirinya tengah diawasi.

"Makanya gausah di kamar orang!!" Geram Pharita memukul Yeonjun dengan guling.

Yeonjun membuka matanya sembari menatap Pharita. "Katanya kita bakal nikah." Ucapnya begitu saja.

Guling yang tengah dipegang Pharita sontak terlepas dari tangannya.

"Tenang, masih rumor." Ucap Yeonjun enteng.

"Denger dari siapa??" Tanya Pharita tak percaya. "Gak mungkin.." Gumamnya.

Dengan tenaganya yang kuat, Yeonjun menarik lengan Pharita sampai terjatuh diatas kasur juga.

"YEONJUN!!" Kesal Pharita benar-benar ingin meninju wajah tampannya tersebut.

Tak peduli dirinya sudah diatas kasur bersama dengan seorang gadis, Yeonjun justru memejamkan matanya. "Barusan ibuku memberitahuku. Katanya belum pasti namun jelas sudah ada rencana."

Wajah Pharita menjadi kusut mendengarnya. "Terus kamu mau??"

Yeonjun membuka matanya dan melirik kearah Pharita. "Kau pikir aku sudah gila?" Sarkas Yeonjun yang jelas-jelas membenci dirinya dijodohkan dengan Pharita.

"Terus ngapain kamu kesini?" Heran Pharita tak nyaman.

"Jika aku di kamar, Ibuku akan terus berusaha meyakinkanku untuk menikahimu. Sedangkan disaat aku tidak dikamar, semua pelayan terus memperhatikanku." Jelas Yeonjun.

Pharita bergidik ngeri dengan kepedean Yeonjun. Merasa dirinya ganteng amat kali ya..?

"Yeonjun, jangan tidur ih!" Kesal Pharita saat melihat Yeonjun yang mulai memejamkan mata. "Yeonjun! Kamu tidur aku bekap nih pake bantal!" Ancam Pharita.

Benar-benar tak mengubris ancaman Pharita, wajah Yeonjun beneran dibekap dengan bantal oleh Pharita.

"-Hmphh!!" Yeonjun nyaris tak bisa bernapas jika saja ia tak mendorong tubuh Pharita.

"Apa kau sudah gila? Kau nyaris membunuhku!" Murka Yeonjun berusaha menahan tangannya yang siap untuk menyakiti Pharita.

Pharita meneguk salivanya dengan kasar. Takut jika Yeonjun benar-benar akan memukulnya. "T-tadi kan sudah kuperingatkan."

Yeonjun mendengus kasar.

"Jangan buat aku emosi lagi. Bekas gigitanmu masih terasa sangat sakit." Tegas Yeonjun memperingatkan bahwa ia belum membalas perbuatan Pharita.

Tak ingin menguras tenaganya untuk marah, Yeonjun beranjak keluar dari kamar Pharita.

Namun tanpa Pharita sadari, Yeonjun sudah merencanakan pembalasan dendamnya untuk gadis tersebut.

Votenya jangan lupa <3

Senior Zink [ yeonjun x pharita ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang