(14) First Kiss (soobin x ramy)

333 30 2
                                    

A/N: chapter kali ini special Soobin x Ramy bagi yang fokus ke cerita Pharita Yeonjun bisa langsung skip okay ^^

Ramy POV

Aku berbalik kearah Soobin dengan kaget. Apa dia serius dengan ucapannya?

Laki-laki yang kutaksir sejak SMP ini tak sekali pun mau berbicara denganku. Tapi sekarang... dia bahkan menawarkan diri untuk mengantarku?

Dengan cepat aku berlari kecil kearahnya. "Mau kak." Jawabku dengan senang hati.

Soobin melirik kaki kananku yang terluka. Matanya menyipit melihat darah yang mengalir dari lututku.

"Kak? --KYAA!" Kagetku karena tubuhku tiba-tiba terangkat. Soobin mengangkatku ala bridal style menuju mobilnya yang terparkir di ujung.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku melingkarkan lenganku di sekitar lehernya. Untuk pertama kalinya, aku merasa bahwa hujan adalah berkah dari Tuhan.

Saat di mobil, Soobin mendudukkan diriku di kursi samping pengemudi. Dengan gerakan cepat ia masuk juga dan menghidupkan mobilnya.

Keheningan menyelimuti seisi mobil. Hanya suara hujan yang menyelimuti kami.

"Em kak. Aku boleh hidupin lagu?" Tanyaku meminta izin.

"Boleh." Jawabnya cepat. "Lu tinggal di daerah mana?" Tanya Soobin mulai memasang sabuk pengaman.

"Di rosedale blok 2, kak." Ucapku sambil menekan pemutar musik di mobil Soobin.

"Hm." Soobin mengangguk sekali. "Pake sit belt nya." Suruhnya melirikku sekilas.

Aku memasang sabuk pengaman setelah lagu dhruv-double take terputar di mobil.

Dalam perjalanan, aku terus menatap jendela mobil. Gugup dengan situasi ini. Ini pertama kalinya bagiku untuk sedekat ini dengannya.

--Eh? Ini bukan jalan arah pulang...

"Kak? Kita kemana?" Tanyaku heran.

"Liat aja nanti." Ucapnya serius menatap jalan.

Sampai lah kami di depan ... apotek. Soobin menyuruhku duduk diam di mobil dan menunggunya.

Soobin lama sekali...

Hujan ini membuat mataku semakin lelah. Tubuhku yang kedinginan membuat mataku terasa berat. Perlahan, aku memejamkan mataku sambil menikmati lagu di mobil.

End POV

Soobin masuk ke dalam mobil dengan sekantong plastik di tangannya. "Sorry lama--

Ucapannya terhenti saat melihat Ramy yang sudah tertidur pulas. Dengan gerakan cepat, ia mengambil jaket varsity yang berada di kursi belakang mobilnya.

Perlahan ia menyelimuti badan gadis tersebut dengan jaketnya.

Melihat Ramy yang tertidur membuatnya tanpa sadar tersenyum tipis.

Soobin kembali melajukan mobilnya ke rumah Ramy. Sesekali ia melirik gadis di sampingnya tersebut. Memastikan apa dia masih tertidur.

×

"Udah bangun?" Sambut Soobin saat Ramy membuka matanya.

Wajah Ramy memanas saat melihat Soobin yang meliriknya sambil main game. Ramy mengernyit heran. Kenapa mobilnya berhenti?

Ramy melirik kearah sekitar. Matanya melotot kaget. "Kak, sorry aku ketiduran!" Sesalnya langsung merapikan jaket varsity milik Soobin.

Mereka sudah sampai di depan rumah Ramy sejak 30 menit yang lalu. Namun Soobin tak tega membangunkan gadis yang terlelap tersebut. Alhasil, ia memarkirkan mobilnya dan memainkan game sambil menunggu Ramy bangun.

Ramy pun bergegas turun dari mobil sport Soobin.

"... gua pulang dulu." Pamit Soobin melirik Ramy sekilas.

"Kalau kakak gak sibuk masuk aja dulu, minum teh buat angetin badan." Tawar Ramy basa-basi saja.

Soobin menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. "Boleh," Terimanya mulai mematikan mobil.

Ramy terkesiap. Tak menyangka Soobin benar-benar mau mampir dulu.

×

"Lu tinggal sendiri di rumah?" Tanya Soobin melihat ke sekeliling rumah Ramy yang sunyi.

"Iya, kak. Orangtua aku lagi dinas di luar kota."

Sekarang mereka tengah duduk di ruang tamu.

Soobin mengangguk paham. Detik selanjutnya ia menyeduh teh yang sudah dibuatkan oleh Ramy.

Sedari tadi, wajah Ramy merona. Hari ini rasanya aneh tiba-tiba bisa dekat dengan Soobin... Pikirnya senang.

"Ngomong-ngomong, kaki lu masih sakit gak?" Tanya Soobin khawatir.

Ramy melirik kakinya .... yang sudah diobati. Detik selanjutnya ia menatap laki-laki berwajah tampan tersebut.

"Tadi gua obatin pas lu tidur." Jelas Soobin langsung menyeruput tehnya sampai habis.

Rona merah terkuras di wajah Ramy. Benar-benar tak menyangka Soobin akan berbuat sejauh ini. "Makasih..."

Soobin berdiri bersiap pulang karena tehnya juga sudah habis. "Yaudah gua pamit."

"K-kak.." Sergah Ramy menarik lengan baju Soobin. "Aku s-suka sama kakak." Ungkapnya serius.

Soobin sama sekali tak mengedipkan matanya. Pertama, karena ia tahu bahwa Ramy menyukainya. Kedua, ia salah fokus pada kemeja putih Ramy yang menerawang karena basah.

"Hah...." Soobin menghembuskan nafasnya sambil menutup matanya.

Ramy terkejut melihat Soobin yang seperti pusing. "Kakak nggapapa???" Tanyanya panik.

Soobin membuka matanya kembali sambil menatap Ramy yang jaraknya kurang dari 1 meter darinya.

"I'm not okay..." Gumam Soobin karena semakin jelas terlihat bra Ramy dibalik kemejanya.

Mata Ramy spontan berair. "Tuhkan harusnya kakak gausah hujan-hujanan..." Lirihnya sedih.

Seharusnya hawa ruangan dingin karena hujan, tapi kali ini Soobin merasakan desiran hangat melewati badannya.

Melihat gadis yang selama ini ia abaikan masih begitu khawatir terhadap dirinya. Soobin merasa dirinya bodoh bahwa selama ini gadis secantik Ramy ia tolak.

"Gua orangnya suka main game, jadi ada kemungkinan gue lebih memilih game dibanding jalan sama pacar gua."

Ramy mengernyit bingung. Kenapa Soobin tiba-tiba mengatakan hal tersebut?

"Gua juga gak bisa manja ke cewe gua. Gua juga risih kalau cewe gua ikut campur urusan gua." Sambung Soobin menatap Ramy dalam.

Sekali lagi, Ramy benar-benar bingung kemana arah pembicaraan ini? "Em, kak... aku gak ngert--

"Kalau lu bisa terima itu semua, kita pacaran mulai hari ini." Potong Soobin yang langsung membuat Ramy membatu.

Matanya membulat dengan sempurna mendengar laki-laki yang selama ini ia idamkan menembaknya.

Soobin melirik Ramy yang terdiam. Wajahnya sangat serius menunggu jawaban Ramy.

"Kakak yakin?" Tanya Ramy memastikan. Takut seniornya ini menyesal.

Mulut Soobin melengkung membentuk senyuman. "Gua anggap itu artinya lu mau." Ucapnya langsung mendekatkan wajahnya pada Ramy.

"Mmm--"

Akhirnya, Ramy merasakan ciuman pertamanya .... bersama dengan laki-laki yang ia sukai sejak lama.

Vote dan komen kalian berarti banget, jangan lupa vomen ya <3

Senior Zink [ yeonjun x pharita ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang