Jika semua orang duduk di kantin bersama teman-temannya, berebeda dengan seorang gadis yang asik menikmati makanannya seorang diri, dia duduk sambil sesekali mengamati sekitar yang ramai dengan banyak siswa.
Dia tidak bersama para sahabatnya kerna mereka sangat lambat dengan urusan mereka yang tidaak penting untuk gadis itu sehingga dia malas menunggu.
"Selamat menikmati makanan," sebuah cairan tertuang dengan sengaja dimakannnya membuat Queen terdiam mencerna hingga cairan itu juga membahasinya pakainnya.
Seluruh baju Queen tertuang cairan yang sama seperti dimakanannya membuat emosi gadis itu memuncak, dia mengeadah dan melihat Gladys yang kini tersenyum mengejek ke arahnya.
Bahkan mata seluruh penjuru kantin kini tertuju kepada mereka berdua dengan berbagai jenis tatapan, kini semua siswa-siswi sudah mengeluarkan hp mereka untuk merekam apa yang akan terjadi.
Gladys terkejut saat makanan yang berada di atas meja terlempar ke arahnya, piring yang terbut dari kaca berhasil pecah dan mengenai kening Gladys membuat semua seisi kantin kaget karena darah mulai mengalir dari kening Gladys.
"Gua udah diem dari kemaren tapi lu masih ga berhenti buat ganggu gua." Queen menendang Gladys hingga gadis itu terjatuh ke lantai.
Gladys masih saja diam mencerna apa yang baru saja terjadi, gadis itu menatap Queen dengan tajam dan memegang keningnya yang mengeluarkan darah. Tanpa berkata apa pun dia berdiri dan menghampiri Queen yang menatapnya dengan tenang.
"Mudah juga mancing emosi lu," ucap Gladys yang bahkan tidak ada takutnya meski dirinya sudah terluka.
"Lu salah milih lawan kalau cuma buat main-main," ucap Queen yang kini sudah menjambak rambut Gladys dan membenturkan kepala Gladys ke meja.
Lagi-lagi seisi kantin dibuat kaget dengan aksi yang dilakukan oleh gadis, kedua murid baru yang saat ini sedang berkelahi bahkan tatapan Queen terlihat santai saat membenturkan Gladys seperti itu adalah hal yang biasa baginya.
"Pemandangan yang menarik di hari pertama sekolah." Arla tersenyum melihat apa yang sejak tadia saksikan saat baru sampai di kantin.
"Siapa si cewek itu sampe ngebuat Queen emosi?" tanya Naura entah pada siapa yang pasti dia hanya ingin mendapatkan jawaban.
"Gladys, cewek gila yang bakal selalu bikin hidup Queen tenang." Jawab Bellva yang kini fokus menyaksikan apa yang sedang ada di depannya.
"Ga ada yang mau misahin?" tanya seseorang membuat atensi Arla dkk teralihkan.
"ARSEN!!" Bellva dan Vanni seketika berteriak membuat semua maa seisi kantin teralih pada mereka, bahkan Queen menghentikan aksinya.
Gladys yang membaca situasi langsung menjambak balik rambut Queen dan membenturkan kepala Queen, lagi-lagi suara benturan membuat semua teralihkan.
"Lu yang salah milih lawan gua," ucap Gladys yang kini dengan keras membenturkan kepala Queen.
Dengan langkah yang cepat Queen menendang kaki Gladys membuat gadis itu tersungkur dan Queen terlepas dari Gladys. "Segitu doang yang bisa lu lakuin?" tanya Queen dengan menatap Gladys remeh.
Queen menarik kerah baju Gladys membuat gadis itu berdiri. "Lu sama gua itu ga sepadan."
"Kata siapa? Lu tuh cuma pembunuh yang dilindungin sama dayang-dayang lu." Queen mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan Gladys.
"Lu itu PEMBUNUH, bahkan semua orang di sini harus tau kalau lu itu PEMBUNUH," ucap Gladys yang menekan setiap kata pembunuh membuat Queen terdiam.
Kening kedua gadis itu sama-sama mengeluarkan darah namun keduanya tidak memperdulikan rasa sakit yang ada, melihat Queen yang terdiam membuat Gladys tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Brothers [ON GOING]
Teen Fiction[Follow sebelum baca] Jika orang bilang mempunyai kakak laki-laki itu enak maka bagaimana jika kalian mempunyai kakak laki-lakiyang sifatnya dingin semua bukan hanya 1 namun ada 3, namun sifat dingin hanya menjadi topeng bagi orang lain. Ini kisah t...