Seorang gadis berjalan sendirian menyisiri Koridor yang terlihat ramai, sebentar lagi bel akan berbunyi sehingga semua siswa dan siswi sudah mulai berdatangan karena takut akan datang terlambat ke sekolah dan akan mendapatkan hukuman.
"VAREN!"
Gadis itu mengehentikan langkahnya saat suara teriakan terdengar menjuru di koridor membuat semua tatapan mencari sumber suara terkecuali gadis itu yang malah memutar matanya dengan malas karena tau dari mana asal teriakan itu.
Gadis itu adalah Queenzi Varenessa kerap dipanggil Queen namun sebagian orang memanggilnya Varen, gadis cantik yang memiliki mata bulat berwarna coklat namun selalu ditutupi soflens berwarna hazel serta rambut curly sebahu. Wajah cantik gadis itu mampu membuat kaum adam terpesona.
"Tumben banget jam segini udah dateng, biasanya lu masuk kalau bel udah bunyi," ucap gadis berambut pendek dia adalah Aqilla.
"Males," balas Queen dengan singkat. Jawaban yang sudah sangat biasa untuk didengar sehingga tidak perlu untuk kaget lagi.
"Ren, lu napa selalu pake softlens dah? Padahal warna mata asli lu aja udah cantik banget tapi lu selalu nutupin." Aqilla kembali berujar dengan tatapan yang terfokus menatap mata indah Queen.
Queen tidak menghiraukan Aqilla sama sekali, gadis itu kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda akibat ketiga sahabatnya.
"Udah sering dia jawab tapi lu masih aja nanya mulu." Arla, gadis tomboy itu menjitak kepala Aqilla dengan pelan lalu menyusul Queen yang terlah meninggalkan mereka.
"Sabar Qil, gua juga kalau jadi Varen bakal diem aja kalau lu nanya itu mulu," ucap Naura, gadis berponi sambil merangkul bahu Aqilla dan menyusul kedua sahabatnya.
Aqilla hanya bisa mendengus kesal karena mempunyai sahabat yang mampu untuk membuatnya terus mengelus dada bersabar.
Queen dkk berdiri di depan pintu yang bertuliskan XI IPS 2, pintu kelas yang selalu tertutup agar tidak ada yang dapat mengganggu ketentraman kelasnya. Queen membuka pintu kelasnya yang sangat berisik.
Bahkan kelasnya tidak pernah diam, selalu saja tingkah konyol yang membuat kelas mereka ramai, mengabaikan keadaan kelas yang berisik dan berjalan menuju bangkunya. Queen duduk yang diikuti ketiga sahabatnya.
"Ren, lu masih pacaran sama anak kulihan itu?" tanya Aqilla dengan raut wajah penasaran.
"Masih," jawab Queen tanpa melepaskan pandangan dari HP-nya.
"Kalau ditanya tuh liat orangnya," ucap Aqilla.
Queen mencoba untuk bersabar menghadapi Aqilla yang terlalu banyak tanya, sehari tanpa pertanyaan sepertinya hidup Aqilla akan terasa sangat hampa. Queen menyimpan Hp-nya dan menatap Aqilla dengan malas.
"Lu tuh ya dinginnya gak pernah hilang," celetuk Naura.
"Gue gak dingin," ucap Queen.
"Capek ya sama lu, es batu kayak gini tapi kagak pernah nyadar." Naura memutar bola matanya dengan malas.
"Bener banget Nau, sikap dia tuh es batu. Kok bisa ya pacar lu tahan padahal lu kayak kulkas tiga pintu?" tanya Aqilla.
"Bodo," jawab Queen.
Malas menjawab pertanyaan yang tidak akan pernah berakhir, Queen berdiri dari bangkunya membuat ketiga sahabatnya memasang wajah bingung yang penuh dengan tanda tanya.
"Mau kemana?" tanya Arla.
"Bolos," jawab Queen tanpa melihat ketiga sahabatnya.
"Gila bolos gak ngajak-ngajak lu, kita ikut." Ketiganya langsung bangkit berdiri dan berlari menyusul Queen yang sudah menghilang dibalik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Brothers [ON GOING]
Genç Kurgu[Follow sebelum baca] Jika orang bilang mempunyai kakak laki-laki itu enak maka bagaimana jika kalian mempunyai kakak laki-lakiyang sifatnya dingin semua bukan hanya 1 namun ada 3, namun sifat dingin hanya menjadi topeng bagi orang lain. Ini kisah t...