Chapter 9

3.3K 324 17
                                    

Jadilah pembaca yang aktif, jangn lupa vote dan commentnya bestie

Maaf kalau ada typo

***

Matahari belum terbit namun kesembilan remaja sudah berada di pantai dengan pandangan yang menatap langit, mereka datang lebih awal karena ingin melihat terbitnya matahari. Kapan lagi mereka memiliki waktu untuk melihat matahari terbit jika bukan kali ini?

Mata mereka terlihat berbinar karena sudah tidak sabar lagi akan melihat sunrise, tidak perduli dengan suhu yang masih dingin. Tidak perduli dengan air yang sejak tadi membahasi kaki mereka, kali ini mereka harus bersemangat sebab berkumpul seperti ini adalah sebuah momen yang langka.

"Lima menit lagi matahari bakal terbit," ucap Arla dengan bersemangat.

"Ini bukan pertama kalinya gua liat sunrise, tapi gua sangat antusias kali ini karena bisa lihat bareng kalian," celetuk Naura.

Bisa terlihat jelas bahwa yang sangat antusias adalah keempat gadis itu, bahkan kelima laki-laki yang bersama mereka terlihat biasa saja.

"Gua mau foto bareng kalian biar bisa jadi kenangan nantinya," sahut Aqilla yang sudah mengeluarkan handphonen-nya.

Matahari perlahan mulai menampakkan diri, mereka semua langsung mengeluarkan handphone untuk mengambil foto terbitnya matahari. Bahkan seperti yang dikatakan Aqilla tadi, saat ini mereka sedang asik berselfie ria di bawah indahnya sunrise.

"Gua maunya nanti sunset kita kumpul di sini juga." Aqilla memasang wajah melasnnya.

"Banyak maunya," celetuk Revan.

"Queen juga mau bang, nanti kita liat sunset bareng," timpal Queen. Sejak tadi gadis itu asik bersandar di bahu Raga, menikmati suasana yang begitu menenangkan.

Revan menganggukkan kepalanya. "Adek gua yang minta jadi gua mau," ucapnya.

"Giliran adek sendiri aja langsung nurut lu." Arla melemparkan tatapan sinis pada Revan.

Dahi Revan mengerut, menatap Arla dengan aneh. "Wajar, kalau karena lu itu baru ga wajar."

Perlahan pantai mulai ramai di kunjungin orang, bahkan Arla sudah melepaskan piyamanya hingga memperlihatkan pakaian yang membuat kelima laki-laki di sana membulatkan mata.

"Anying, ngapain lu pake bikini doang setan. Lu cewek ga baik pake yang memperlihatkan tubuh." Rangga menggelengkan kepalanya.

Kini mereka semakin melongo saat Naura dan Aqilla mengikuti Arla yang membuka piyama mereka, meski banyak yang hanya memakai bikini namun ketiga gadis itu tidak seharusnya mengikuti.

"Biar kayak bule gitu, ntar juga Queen ngikuti kita," ucap Naura melirik Queen yang asik menggenggam tangan Raga.

"Gua ga ikut," balasnya.

Arla dkk mengernyitkan dahi mereka. "Setan, kita udah beli barengan tapi lu ga mau pakai?" Aqilla bertanya dengan kesal.

"Kalau dia ngikutin kalian yang ada gua ajak pulang sekarang," celetuk Revan.

Queen menghela napasnya. "Bukan karena dilarang tapi lagi males main aja."

"Lu mah gitu, ya udah gua mau ke sana dulu." Naura berjalan menuju pantai yang diikuti Arla dan Aqilla.

"Kalian main sana," suruh Queen pada kelima laki-laki yang setia menemaninya.

"Males," ujar Verrel.

"Jauh-jauh ke sini Cuma buat diem doang, gua nanti nyusul tapi kalian duluan aja." Queen kembali menyuruh mereka untuk menyusul ketiga sahabatnya.

The Cold Brothers [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang