Kini masa skors Queen telah berakhir, gadis itu sudah bisa kembali bersekolah seperti biasanya. Kali ini dia berangkat bareng Verrel karena laki-laki itu sudah datang sangat pagi ke rumahnya dan mengajaknya datang bersama.
"Akhirnya lu masuk juga ya."
Seorang datang dan langsung merangkul Queen begitu saja, membuat langkah Queen dan Verrel terhenti dan melirik kearah pelaku, Arsen yang merasa dilihatin hanya bodo amat. Kini mereka bertiga jalan beriringin melewati koridor yang sudah penuh dengan siswa-siswi.
"Kenapa kita ga dibuat sekelas?" tanya Arsen pada keduanya.
"Lu tanya gurunya gih, kenapa kita bisa ga satu kelas," jawab Queen yang melepaskan rangkulan pada pundaknya.
Arsen kembali merangkul Queen membuat gadis itu berdecak kesal namun Arsen hanya terkekeh. "Gua malah sekelas sama tiga temen lu itu," ucap Arsen.
"Mereka baik, ga ada salahnya lu sekelas sama mereka bertiga," balas Queen.
Arsen menggelengkan kepalanya, "Lu sekelas sama Verrel berarti harus sekelas sama gua juga."
Kini langkah Queen terhenti membuat kedua laki-laki itu sontak iktu menghentikan langkah, Queen menatap Arsen dengan kening yang bekerut. Laki-laki itu sangat tidak bisa jauh dari dirinya membuat Queen sedikit heran.
"Sejak kapan aturannya begitu? Ga sekalian lu ajuin buka kelas khusus kita bertiga?" tanya Queen dengan heran.
Arsen melebarkan senyumnya, "Ide yang bagus."
Ucapan Arsen berhasil membuat mata Queen membulat sempurna, Arsen tidak ada bedanya dengan Arla dkk yang idak bisa jauh dari dirinya.
"Bego," celetuk Verrel yang membuat Arsen memberikan tatapan tajamnya.
"Sekali bersuara langsung ngatain ya," ucap Arsen dengan nada malasnya.
Queen menggelengkan kepalanya, dia kembali berjalan menuju kelasnya. Kali ini langkahnya sedikit cepat agar Arsen tidak merangkul dirinya lagi, bukan merasa risih dengan Arsen namun dia merasa risih dengan tatapan siswi yang menatap mereka.
Kini Queen sudah berhenti di depan kelasnya, namun langkahnya hanya terhenti di depan pintu saat melihat seorang gadis yang sedang melirik ke dalam kelasnya seakan mencari seseorang.
"Cari siapa?" tanya Queen pada Chelsea.
"Mana kak Verrelnya?" Chelsea bertanya balik membuat Queen mengerutkan keningnya karena bingung dengan tujuan gadis itu mencari sahabatnya.
Kedatangan Verrel dan arsen membuat senyum Chelsea tersenyum lebar, gadis itu langsung mengulurkan sekotak makanan yang sejak tadi dia bawa, membuat Arsen dan Queen saling berpandangan lalu melihat kearah Verrel.
"Jangan repot," ucap Verrel lalu mengambil kotak makanan yang diberikan Chelsea.
"Ga ngerepotin kok kak, gua seneng karena bisa ngasih makanan buat lu." Ssenyum gadis itu semakin lebar saat Verrel lagi-lagi menerima pemberiannya.
Verrel hanya dapat menghela napasnya, gadis itu sangat keras kepala dan dia sudah berulang kali mengatakan untuk jangan memberikannya namun tetap saja dia diberikan makanan. Dia menerima hanya sebagai rasa menghargai.
"Pantes seminggu ini ga ke kantin, ternyata ada pacarnya yang ngasih makanan," ucapan Arsem membuat Queen melirik Chelsea dan Verrel secara bergantian.
"Kalian pacaran?" tanya Queen dengan penuh kebingungan karena pasalnya dia belum diberitahukan kabar ini oleh laki-laki itu.
"Doain semoga cepet pacaran ya kak," jawab Chelsea dengan senyum yang tidak bisa luntur dari wajahnya.
"Ucapan lu," tegur Verrel karena merasa tidak suka dengan ucapan yang barusan dikatakan Chelsea.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Brothers [ON GOING]
Teen Fiction[Follow sebelum baca] Jika orang bilang mempunyai kakak laki-laki itu enak maka bagaimana jika kalian mempunyai kakak laki-lakiyang sifatnya dingin semua bukan hanya 1 namun ada 3, namun sifat dingin hanya menjadi topeng bagi orang lain. Ini kisah t...