Malam ini hanya ada Rangga dan Raga di dalam kamar Queen, seperti janji mereka yang tertunda kini mereka akan menghabiskan waktu bersama bertiga saja. Namun bedanya kali ini Verrel tidak ikut karena ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan.
Queen sejak tadi sibuk mengutak-atik laptopnya untuk mencari film yang bagus untuk mereka tonton, mereka akan menghabiskan waktu dengan menonton film lalu setelah itu akan melanjutkannya dengan barbeque tidak perduli itu akan sangat malam.
"Lu dari tadi nyari film ga ketemu-ketemu," protes Rangga karena sudah menunggu hampir limba belas menitan.
"Sabar dikit lah, gua juga bingung mau nonton apa," balas Queen dengan malas.
Raga hanya menggelengkan kepalanya melihat Rangga yang memiliki kesabaran setipis tissue dibago delapan, laki-laki itu sangat sabaran seperti dirinya jadi tidak heran jika Rangga dan Queen lebih sering bertengkar dari pada akur.
"bebas deh film apa aja, kalau lu kelamaan yang ada nanti kita ga jadi barbeque," ujar Rangga lagi yang kini membuat Queen kesal sendiri dengan abangnya yang sangat berisik.
"Lu bisa diem ga?! Gua puyeng dengeri lu berisik banget!" ketus Queen yang kini langsung mmebuat Rangga terdiam dam memperhatikan Queen yang masih sibuk dengan laptopnya.
"Ga mau film bebas aja dek?" tanya Raga dengan memberikan usul agar Queen tidak bingung.
Queen melirik Raga. "Ga harus film horror ya bang?" Queen bertanya balik yang mendapat anggukan dari Raga.
"Baiklah, gua udah nemu ini filmnya tapi bakal banyak darah," ucap Queen menunjukkan layar laptopnya.
"Jangan, lu ga bisa liat begituan, kita kembali ke horror aja." Rangga tidak menerma jenis film yang dipilih Queen karena gadis itu sangat takut dengan adegan yang berbau darah.
Queen tersenyum tipis. "Kita langsung bakar-bakaran aja, ga usah nonton lagi."
Queen bangkit berdiri meninggalkan kedua abangnya yang saling berpandangan, mood menontonya sudah menghilang karena bingung harus menonton apa sehingga dia lebih memilih langsung ke acara inti mereka.
Kedua anak kembar itu mengikut langkah Queen yang sudah menghilang dibalik pintu, saat baru keluar mereka mendapati Rayhan yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Mau kemana?" tanya Revan pada kedua adiknya.
"Taman belakang, mau bakar-bakaran," jawab Rangga dengan seadanya.
Revan menganggukan kepalanya lalu melihat ke belakang seakan mencari seseorang, dia kini sedang mencari keberadaan Queen yang tidak ada di antara keduanya.
"Queen udah turun duluan," ucap Raga yang paham dengan apa yang dipikiran abangnya.
"Lu ga diajak ya? Kasian bener sendirian di dalam kamar," ledek Rangga yang langsung mendapat pukulan dari Revan.
Rangga meringis kecil, dia mengusap kepalanya akibat pukulan Revan. "Sakit setan, lu asal mukul gua aja," kesal Rangga yang tidak diindahkan Revan.
"Mau kemana bang?" tanya Raga.
"Ngambil minum," jawab Revan lalu berjalan meninggalkan keduanya.
Rangga dan Raga mengikuti Revan menuruni tangga, dengan tujuan yang berebeda, di rumah mereka hanya ada mereka brempat karena kedua orang tua mereka sedang sibuk dengan urusan pekerjaaan dan itu tidak membuat mereka merasa terganggu sama sekali.
"Kita ke taman belakang duluan ya bang," ucap Raga pada Revan saat laki-laki itu akan berjalan kea rah dapur.
"Kalian ga ngambil bahan-bahannya?" tanya Revan dengan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Brothers [ON GOING]
Teen Fiction[Follow sebelum baca] Jika orang bilang mempunyai kakak laki-laki itu enak maka bagaimana jika kalian mempunyai kakak laki-lakiyang sifatnya dingin semua bukan hanya 1 namun ada 3, namun sifat dingin hanya menjadi topeng bagi orang lain. Ini kisah t...