"Mau kemana lagi habis ini?" tanya Frans pada semuanya saat mereka sudah keluar dari bioskop karena mereka tidak mempunyai list akan melakukan apa.
"Gua mau es krim," ucap Queen yang menarik perhatiaan mereka bertiga.
"Ga mau makan dulu?" tanya Revan dengan lembut.
Queen menggelengkan kepalanya. "Guam au es krim aja, kalau kalian mau makan duluan aja nanti gua nyusul," jawab Queen.
"Gua juga mau es krim, ayo kita beli." Anggi menarik Queen menjauhi kedua laki-laki itu.
Revan dan Frans saling berpandangan lalu tersenyum dan melangkahkan kaki mengikuti pacar masing-masing, mereka hanya bagian memantau saja kedua perempuan itu.
"Lu mau es krim apa?" tanya Anggi pada Queen.
"Apa aja, gua ngikut lu aja kak," jawab Queen.
Saat ini dia sudah sangat mengantuk makanya membutuhkan sesuatu yang segar agar rasa kantuknya menghilang, dan dia juga sangat malas berbicara saat rasa ngantuk mengusai dirinya.
Mereka memasuki lift karena akan turun, Anggi tampak berpikir sejenak untuk membeli es krim apa yang akan mereka makan dan Queen sukai.
"Gua juga bingung," ucap Anggi mengerucutkan bibirnya.
"Es krim yang pertama kali dilihat aja," saran Queen.
Sungguh dia sangat malas untuk berbicara sekarang, bahkan di dalam bioskop tadi dia hampir tertidur karena merasa sangat ngantuk. Bagaimana tidak dia tidur sudah di pagi hari lalu harus bangun karena memiliki janji bersama abangnya.
Pintu lift terbuka, mereka berempat langsung menyusuri Mall untuk mencari took es krim yang sangat dekat sama mereka, hingga mereka menemukannya. Sebenarnya banyak yang menjual es krim di Mall namun mereka lelah untuk berkeliling.
"Lu mau rasa apa?" Anggi bertanya pada Queen yang sejak tadi hanya diam saja.
Queen tampak melihat semua rasa yang terpajang di etalase. "Coklat aja."
Anggi menganggukkan kepalanya lalu memesan es krim untuk mereka berempat, dia menyamakan semuanya karena tidak ingin repot menyebut menu yang berbeda.
"Lu ga ada semangat banget, kenapa?" tanya Revan pada sang adik yang tampak muram.
"Engga, gua pusing dikit," jawab Queen.
"Lu sakit? Mau pulang aja ga?" tanya Revan yang kini sudah berhadapan dengan Queen dan memeriksa kening gadis itu.
Queen menepis tangan Revan dengan pelan. "Lebay banget, habis ini timezone ya," ucapnya mengalihkan topik pembicaraan.
"Kalau lu sakit mending kita pulang aja," ucap Anggi membuat Queen menggelengkan kepalanya.
"Gua ga sekarat juga, jangan lebay," ketusnya.
Es krim yang mereka pesan sudah jadi, Revan mengambilnya lalu membayar es krim mereka, kini mereka akan menuju timezone sesuai permintaan Queen. Merekan akan bermain berbagai permain.
"Gua aja bang yang beli kartunya," ucap Frans yang mendapat anggukan dari Revan.
"Gua ikut dia deh, gua males jadi nyamuk disini."
Queen dan Frans pergi meninggalkan Revan dan Anggi yang berduaan. Dia tidak ingin menyaksikan kebucinan orang lain sementara dirinya terlihat biasa saja.
"Varen emang rada cuek gitu ya?" tanya Anggi pada Revan.
Revan yang sejak tadi tidak mengalihkan pandangannya dari Frans dan Queen kini menatap sang pacar saat mendapatkan pertanyaan. "Iya, kalau sama orang lain rada cuek. Aslinya dia baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Brothers [ON GOING]
Teen Fiction[Follow sebelum baca] Jika orang bilang mempunyai kakak laki-laki itu enak maka bagaimana jika kalian mempunyai kakak laki-lakiyang sifatnya dingin semua bukan hanya 1 namun ada 3, namun sifat dingin hanya menjadi topeng bagi orang lain. Ini kisah t...