Chapter 27

81 5 7
                                    

Waktu yang sangat tepat untuk marathon drakor, seperti yang dilakukan seorang gadis yang sejak tadi asik menatap layar laptonya dengan senyum yang mengembang. Bahkan kini dia tertawa sendiri saat adegan lucu muncul.

Dia tidak memperdulikan matanya yang akan menghitam hanya jika terus begadang, yang penting dia bisa menonton para laki-laki tampan yang bisa membuat moodnya bagus. Hingga suara dering telepon mengalihkan perhatiannya dari layar laptop.

Queen yang awalnya rebahan langsung memposisikan diri menjadi duduk dan mengambil hpnya untuk melihat siapa yang telah menelponnya di pagi buta seperti ini. Keningnya berkerut saat melihat nama Frans, dengan rasa malas dia menjawab telepon yang masuk.

"Cepet banget ngangkatnya," ucap suara dari sebarang telepon yang membuat Queen memutar bola matanya malas.

"Lu ganggu waktu nonton gua," ucap Queen dengan nada yang terdengar kesal.

"Lu ga tidur?" tanya Frans yang spontan membuat Queen menggelengkan kepalanya.

"Gua pengen dengar suara lu, kangen gua makanya nelpon lu jam segini."

Ucapan Frans barusan mampu membuat Queen menjauhkan hpnya dari telinga dan sekarang dia merasa mual dengan ucapan laki-laki itu. Dia tidak menduga Frans bisa berkata manis yang bukan mmebuatnya merasa salting malah mual.

"Gua mau tidur, udah ngantuk," ucap Queen dengan sungguhan karena setelah berbicara sebentar bersama Frans membuat rasa ngantuknya datang.

"Suara gua berasa pengantar tidur ya, kalau gitu ku mau gua telpon tiap malam biar tidur cepat selama diskors?" tanya Frans yang kini berhasil membuat Queen membulatkan matanya.

Dengan cepat dia langsung menggelekan kepalanya. " Enggak usah, gua emang sengaja marathon drakor," ucap Queen

Suara Frans emang terdengar lembut, mampu menghangatkan hati yang mendengarnya. Queen sendiri mengakuinya, mengakui laki-laki itu memiliki suara yang indah dan dia sangat takut ingin selalu mendengarnya jika Frans terus mengajaknya mengobrol setiap malam.

Suara helaan napas terdengar dari seberang membuat Queen tersadar dari lamunannya. "Kenapa?" tanya Queen karena Frans tidak kunjung menjawabnya.

"Gua ga boleh nelpon lu?" tanya Frans membuat Queen bingung harus menjawab apa.

Queen hanya merasa takut kecanduan karena sebelumnya dia tidak pernah bertelponanan selama pacaran karena hanya sekedar chat atau pun bertemu langsung. "Boleh, tapi waktu ngedrakor gua bakal terganggu," jawabanya.

"Kalau gitu gua bakal video call, gua mau ngelihat lu sambil ngedrakor."

Lagi-lagi ucapan Frans membuat queen merasa geli sendiri, Queen sangat bingung kenapa Frans bisa berbicara semanis itu sedangkan Verrel kebanyakan diam padahal mereka sepuuan.

"Udah ah, gua makin ngantuk dengernya,' ucap Queen yang mencoba menghentikan obrolan hari di pagi buta ini.

"Gua pulang sekolah nanti mau ngajak lu keluar," ucap Frans sebelum Queen mengakhiri panggilan.

"Ga bisa, gua mau keluar sama bang Revan. Lu mau ikut?" tanya Queen yang langsung mndpatkan sahutan semangat dari seberang.

"MAU!." Ucap Frans dengan suara kencang membuat Queen langsung menjauhkan hpnya.

"Sakit bego, udah ya gua mau tidur. Selamat pagi." Sebelum mendapat jawaban, Queen terlebih dahulu mematikan teleponnya karena dia tau itu tidak aka nada akhirnya.

Melihat drakonrya yang sejak tadi berjalan karena dia lupa mematikannya membuat Queen menghela napas, dia merasa malas untuk melanjutkannya dan sekarang sebuah senyum terbit di bibir gadis itu saat suara Frans terlintas di pikirannya.

The Cold Brothers [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang