6. SML

440 11 1
                                    


Setibanya di rumah, Dewa tidak menemukan mobil dan motor di parkiran. Membuat Dewa mengira jika tidak ada orang di rumah. Sehingga dia berniat menelepon ibunya. Guna bertanya di mana keberadaan semua orang.

"Ma? Mobil dan motor kok tidak ada? Kalian pergi ke mana?"

Mobil Mama bawa untuk antar pasien ke luar kota. Mobil ambulan masih diservice, baru selesai besok pagi. Papa di toko. Ada orang yang mau kirim barang.

"Niana?"

Di rumah. Kamu takut di rumah sendirian?

"Mana ada takut! Kalau begitu rumah dan gerbang aku kunci atau tidak? Sudah jam satu soalnya."

Kunci saja, Papa masih sibuk. Selesainya agak lama. Mungkin siang baru pulang.

"Ya sudah. Kalau Mama pulang kapan?"

Mama masih di jalan. Belum sampai rumah sakit malah. Mama pulang siang. Tapi ke klinik, tidak ke rumah. Kalau lapar kalian masak-masak saja. Niana bisa masak, kok. Atau beli saja kalau kamu malas ribet.

"Iya-iya. Kalau begitu aku matikan. Aku mau tidur sekarang. Dah, Ma!"

Telepon Dewa matikan. Dia mulai menaiki tangga. Berniat langsung masuk kamar karena mengira jika Niana sudah tidur sekarang.

Namun baru saja Dewa akan membuka pintu kamar, tiba-tiba saja dia mendengar suara desahan dari kamar depan. Karena pintu kamar Niana tidak ditutup rapat. Sehingga suara yang ada di dalam dapat didengar.

"Ahhh!"

"Nonton yang tidak-tidak pasti!"

Dewa menahan senyuman. Karena mengira adik tirinya sedang menonton video dewasa. Sampai terdengar keluar kamar.

Tap... Tap... Tap...

Dewa mendekati kamar. Berniat mengintip dari celah pintu yang agak terbuka. Karena dia penasaran juga.

Deg... Deg... Deg...

Jantung Dewa berdegup kencang saat melihat apa yang ada di dalam. Karena Niana yang memakai celana panjang warna hitam dan tank top putih tanpa bra sedang berbaring dan memejamkan mata. Dengan guling yang masih berada di antara kakinya. Bahkan hampir jatuh dari ranjang.

Gadis itu berkeringat dan memejamkan mata. Bagian rambut depannya agak basah. Deru nafasnya memburu juga. Seolah baru saja melakukan aktivitas berat.

Dewa tidak bodoh. Dia tahu apa yang baru saja adik tirinya lakukan. Gadis itu baru saja masturbasi dengan guling atau bisa saja bantal. Pillow humping namanya. Menggunakan imajinasi dari novel digital yang dibaca melalui ponselnya.

Sebab ponsel pintar gadis itu sedang berada di samping tubuhnya. Menampilkan rentetan tulisan panjang yang tentu tidak bisa Dewa baca. Karena terlalu jauh jaraknya.

Krek...

Suara pintu terbuka. Membuat Niana langsung membuka mata. Dia agak terperanjat. Lalu meraih selimut untuk menutupi tubuhnya. Sebab tank top putih yang digunakan tipis bahannya. Jelas putingnya terlihat.

"Lain kali tutup pintu yang benar! Kalau perlu kunci dari dalam! Teman-temanku sering datang, bisa saja mereka yang ada di depanmu sekarang!"

Dewa hanya mengatakan ini dan pergi begitu saja. Lalu menutup pintu rapat-rapat dari luar. Sebab dia hanya ingin menegur Niana. Tidak ingin marah-marah, apalagi sampai mengadukan pada orang tua.

Tbc...

SEGELAP MENDUNG LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang