Tiga bulan kemudian.
Niana tidak jadi tinggal di luar kota. Karena tidak lolos tentu saja. Membuat Dewa begitu senang. Karena tidak perlu khawatir berlebihan.
"Nanti dijemput jam berapa?"
Tanya Dewa saat Niana melepas sabuk pengaman. Sebab hari ini adalah hari pertama si adik masuk kuliah. Setelah seminggu mengikuti masa orientasi siswa.
"Sore. Aku ada tiga kelas hari ini."
"Oke, nanti tunggu di gazebo itu!"
"Oke!"
"Sebenar—"
Dewa menahan Niana yang akan keluar mobil. Lalu mengusap bibir si adik dengan ibu jari. Sebab dia merasa jika lipstick yang dikenakan terlalu merah saat ini.
"Kamu ini masih delapan belas tahun! Jangan pakai lipstick merah seperti itu!"
"Kakak, ih! Berisik! Kalau begitu nanti aku pulang sendiri! Jangan antar jemput lagi!"
Niana kesal. Dia menutup pintu mobil dengan kasar. Karena dia merasa jika Dewa terlalu mengekang. Padahal orang tuanya saja tidak mempermasalahkan.
Dewa tidak mengiyakan ucapan Niana. Sebab baginya, keselamatan adiknya yang utama. Dia harus menjaga Niana yang tidak punya kehidupan sosial ini tetap aman. Selama dia masih ada.
"Halo? Aku masih di jalan. Iya, nanti aku jemput pulangnya. Sekalian jemput Nia, dia pulang sore juga."
Jemput Nia? Sudah satu minggu ini kita tidak bisa bertemu, loh, Dewa! Karena kamu harus antar jemput Niana!
"Kamu tahu sendiri kalau Nia itu tidak ada teman, Sayang. Mama dan Papa sibuk kerja. Hanya aku yang bisa diandalkan."
Terus mau sampai kapan? Dia sudah dewasa! Sudah kuliah! Mau sampai kapan kamu memanjakan dia?
Dewa menarik nafas panjang. Sebab dia agak kesal juga pada Natasha yang akhir-akhir suka mempermasalahkan soal adiknya.
"Nia adikku, Nat. Selamanya dia tanggung jawabku."
Iya. Tapi bukan adik kandung!
Panggilan langsung Natasha matikan. Membuat Dewa marah dan mulai melajukan mobil dengan kencang. Menuju kampus tempat dirinya belajar. Sebab dia dan Niana belajar di universitas yang berbeda.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGELAP MENDUNG LANGIT
Romance(21+) Mahadewa dan Niana adalah saudara tiri. Mereka pernah saling benci sebelum akhirnya jadi sedekat nadi. Hingga tidak mau dipisahkan sampai mati.