8. SML

485 11 0
                                    


Keesokan harinya.

Niana sedang duduk di mobil. Dia duduk di belakang sendiri. Bersama koper dan barang-barang si kakak tiri dan Natasha yang ternyata sudah dua tahun lebih dipacari.

"Niana, kamu oke?"

Tanya Natasha yang memang duduk di depan. Bersama Dewa yang sedang menyetir sekarang. Karena mereka berangkat lebih awal. Sedangkan Risa, Jonas dan Ian menyusul di belakang.

"Oke."

Jawab Niana malas. Dia merasa kesal. Karena dijadikan obat nyamuk orang pacaran. Sebab sejak tadi, Dewa dan Natasha terus bermesraan.

"Syukur, lah. Kamu mau minum, Yang?"

Natasha menyodorkan air mineral. Namun Dewa menggeleng pelan. Sebab mereka sudah hampir tiba di tempat tujuan.

Hingga tidak lama kemudian mobil berhenti di depan vila. Ini milik orang tua Ian. Mereka juga sering datang ke sana sebenarnya. Sehingga Dewa cukup hafal dengan medan.

"Kalian masuk saja dulu!"

Seru Dewa setelah membuka sabuk pengaman. Membuat Natasha mengangguk singkat. Lalu melirik Niana yang mulai keluar sekarang. Sembari memeluk tas ransel yang berisi barang-barangnya. Karena dia hanya membawa pakaian ganti, skincare, gadget dan peralatan mandi saja.

"Kamu ngantuk, Nin? Habis ini kita main di air terjun."

Natasha mendekati Niana yang sedang tiduran di sofa. Gadis ini juga memejamkan mata. Karena mengantuk tentu saja. Sebab perjalanan dari rumah menuju puncak cukup lama. Sedangkan dia tidak bisa tidur di mobil akibat kesempitan. 

Karena tidak kunjung mendapat jawaban, Natasha membuka salah satu kamar. Lalu masuk ke dalam. Kemudian disusul oleh Dewa juga.

"Mereka satu kamar?"

Niana langsung mendudukkan badan. Dia memicingkan mata ke arah ruangan yang pintunya masih terbuka. Karena masih ada beberapa barang yang ada di luar.

"Hahahaha, nanti saja, Nat! Nin, kamarmu ada di samping. Kamu satu kamar dengan Risa. Dia masih di jalan."

Niana mengangguk kecil. Lalu memasuki kamar yang ada di samping. Kemudian merebahkan diri. Hingga tanpa sadar terlelap di alam mimpi.

"Nin! Bangun, yuk! Ayo makan dulu! Nanti tidurnya dilanjut!"

Niana bangun saat mendengar suara Risa. Perutnya terasa lapar. Sehingga dia langsung bangun saat mendengar kata makan.

"Ini jam berapa, Kak?"

"Jam delapan. Kamu tidur dari jam dua kata Natasha."

"Hmmm, aku mandi dulu kalau begitu. Kalian makan duluan saja, Kak. Aku nyusul."

"Oke, deh! Pakai jaket, ya? Di luar dingin soalnya."

"Oke, Kak."

Niana mandi dengan air hangat. Lalu menuju beranda vila. Karena Dewa dan yang lain sedang makan malam di sana. Makan daging panggang dan jagung bakar.

"Minum, Nin!"

"Makasih, Kak Ian."

Ian mengangguk kecil. Dia baru saja memberikan sebotol air pada Niana. Karena gadis itu baru saja bangun dari tidur panjang. Sehingga besar kemungkinan akan kehausan.

Tbc...

SEGELAP MENDUNG LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang