21. SML

365 7 0
                                    

Beberapa jam kemudian.

Niana dan Dewa sedang dalam perjalanan pulang. Mereka baru saja pulang dari bandara. Karena orang tua mereka harus kembali ke Amerika sekarang. Sebab keponakan yang baru tiga bulan lahir baru saja meninggal. Sehingga Lia langsung kembali untuk menenangkan adiknya. Bersama suaminya.

Beruntung mereka dapat tiket pesawat. Di penerbangan terakhir untuk hari ini juga. Sehingga mereka bergegas berangkat tanpa banyak persiapan.

Niana dan Dewa tentu tidak bisa ikut serta. Karena selain visa belum ada, ini juga karena mereka masih kuliah. Sehingga tidak bisa izin mendadak.

"Kanapa blokir nomor dan akun IG Kak Ian di Hpku?"

Tanya Niana saat Dewa mematikan mesin mobil. Sebab mereka sudah tiba di depan rumah saat ini. Setelah satu jam menyetir dengan hening. Karena keduanya tidak mengatakan apa-apa sama sekali setelah insiden tadi.

"Kak Dewa! Jawab!"

Niana kesal karena Dewa diam saja. Dia merasa sedang disabotase sekarang. Merasa hidupnya tidak aman karena Dewa ketahuan mengutak-atik isi ponselnya tanpa dia sadar.

"Aku tidak ingin persahabatanku rusak jika hubungan kalian gagal. Selain itu, ini karena Ian tidak suka kamu saja. Ada banyak wanita yang diincar juga. Aku tidak mau kamu dibuat patah hati oleh dia."

"Bohong!"

Seru Niana dengan mata berkaca-kaca. Karena sejak tadi dia menatap mata Dewa. Berusaha menilai apakah yang diucapkan benar satu tidak.

"Kak Dewa bohong! Itu bukan alasan kakak melakukan ini!"

Dewa salah tingkah. Karena merasa sedang tertangkap basah. Sebab dia juga masih bimbang dengan perasaannya. Dia masih meraba-raba apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Kenapa dia begitu posesif pada Niana. Ingin gadis itu terus berada di sisinya dan tidak ingin ada orang lain yang mengambil darinya.

"Aku—"

Ucapan Dewa terjeda saat tiba-tiba Niana mendekatkan wajah. Gadis itu mencium bibirnya. Cukup lama. Karena ingin memastikan perasaannya.

Jantung Dewa berdebar. Dia diam saja sampai Niana berniat menjauhkan wajah. Namun dia mencegah karena tidak rela ciuman ini berakhir begitu saja.

Ctak...

Sabuk pengaman Dewa lepas. Kedua tangannya mulai melingkari pinggang Niana. Membawa gadis itu dalam pangkuan. Lalu melumat bagian bawah bibirnya. Sehingga bibir mereka yang awalanya kering menjadi basah.

Niana yang baru pertama kali melakukan ini jelas merasa tegang. Dia merasakan ada yang aneh dalam tubuhnya. Sebab jantungnya semakin berdebar dan bulu kuduknya meremang. Apalagi saat bagian tengah tubuh mereka bersentuhan. Karena saat ini dia memakai dress panjang. Namun harus tersingkap hingga paha.

"Kamu suka, kan? Aku melakukan ini karena merasakan yang sama juga."

Tanya Dewa saat menjauhkan wajah. Dia menempelkan hidung mereka. Lalu bernafas dalam jarak dekat. Seolah ingin berebut oksigen dengan Niana.

"Ahhh—"

Desah Niana saat Dewa sengaja menekan pinggang. Agar penyatuan mereka semakin terasa. Karena dia mengingat apa yang dulu pernah gadis itu lakukan untuk menuntaskan hasrat tanpa menyentuh badan lebih dalam.

"Bagaimana? Suka?"

Tangan Dewa yang sebelumnya di pinggang mulai naik ke atas. Dia mengusap bagian depan dada Niana dengan ibu jarinya. Membuat si pemilik badan tampak gelisah dalam duduknya.

"Kakh—"

Suara Niana tertahan. Dia merasakan miliknya berkedut pelan. Akibat gerakan yang dibuat sebelumnya. Membuat gadis ini mencari tumpuan. Dia meremas kaos bagian pundak yang Dewa kenakan. Dengan tatapan sayu dan tubuh lemas.

Untuk kelanjutan scene ini bisa kalian baca di karyakarsa. Kalian bisa masuk di profil akun wattpad ini, lalu kunjungi link yang tertera di bio profil. Terima kasih.

Tbc...

SEGELAP MENDUNG LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang