7. SML

624 16 0
                                    


Setelah insiden tertangkap basah, Niana semakin diam di rumah. Dia jadi sering berada di kamar dan menghindari Dewa jika sedang berdua. Karena malu tentu saja. Sebab hal ini seharusnya tidak diketahui siapa-siapa.

"Kaos putih gambar nagaku di mana?"

Tanya Dewa yang mendekati Niana. Gadis itu sedang menyetrika. Sembari mendengarkan podcast horor dari ponselnya.

"Di jemuran. Belum aku setrika. Mau dipakai sekarang?"

Niana mantap Dewa dengan ragu. Karena masih malu akan insiden itu. Meski Dewa tidak pernah membahas itu. Apalagi mengadukan pada orang tua mereka yang akhir-akhir ini mulai sibuk.

"Iya."

Dewa meraih kaos di jemuran. Tanpa berjinjit karena dia tinggi memang. Tubuhnya juga sangat atletis mirip pesulap yang kini memiliki acara podcast.

"Sini! Aku setrika!"

Dewa memberikan kaos ini pada Niana. Karena dia akan kencan dengan pacarnya. Natasha, anak sekolah lain yang juga akan lulus SMA seperti dirinya.

"Kamu punya pacar, Nin?"

Tanya Dewa yang bersandar pada tembok. Dia melipat tangan di depan dada. Sembari memperhatikan Niana yang sedang menyetrika.

"Menurutmu aku punya pacar?"

Jawab Niana sinis. Sebab bukan rahasia lagi jika dia terkenal pendiam baik di sekolah maupun di rumah. Dia tidak mengikuti ekstrakulikuler apapun di sekolah kecuali pramuka. Karena memang wajib bagi murid kelas satu seperti dirinya.

Bahkan, wali kelas Niana pernah menghubungi Lia. Dia mengatakan jika Niana terlalu pendiam dan kurang bergaul dengan teman-teman. Sehingga dikira jadi korban bully di kelas. Namun ternyata tidak seperti itu faktanya.

Karena hubungan Niana dan teman-teman sekelas cukup baik sebenarnya. Dia hanya malas saja jika diajak bermain bersama. Karena dia lebih suka membaca novel-novel romansa yang dibeli di pasar loak. Karena dengan uang saku yang terbatas, dia tidak mungkin mampu membeli novel baru dengan harga normal.

Tidak jarang juga Lia meminta Niana keluar rumah. Bermain dengan teman-temannya atau berpacaran saja sekalian. Agar dia punya kehidupan dan tidak menjadi anti sosial.

Sebab Lia tahu jika Dewa sudah punya pacar cukup lama. Namun tidak pernah dikenalkan dan dibawa ke rumah. Sebab dulu, ayah kandungnya melarang dia pacaran sebelum lulus SMA.

"Anak ansos sepertimu sepertinya mustahil punya pacar. Tapi siapa tahu kamu punya pacar virtual. Ada?"

Niana menarik nafas panjang. Lalu melempar kaos ini pada pemiliknya. Beruntung Dewa cepat menangkap. Karena kalau tidak, wajahnya akan terbakar. Karena kaos ini masih panas.

"Tidak punya!"

"Hahaha! Besok aku ada acara ke puncak dengan anak-anak. Kalau kamu mau ikut, kita berangkat! Mama dan Papa ada acara ke luar kota juga. Selama tiga harian. Apa tidak takut kamu di rumah sendirian?"

Niana tidak terkejut akan tawaran Dewa. Sebab setelah acara pentas di balai kota, Dewa agak berubah. Dia mulai bisa menerima dia dan ayahnya. Bahkan mulai sering memanggil nama mereka.

"Dengan anak-anak kelas?"

"Bukan. Anak-anak band saja. Kamu kenal. Ada Risa dan Natasha juga, dia pacarku. Nanti aku kenalkan ke kamu. Dia juga ingin tahu kamu."

Dada Niana bergemuruh. Entah kenapa dia merasa sakit hati saat itu. Agak merasa cemburu. Namun segera ditepis oleh gadis itu.

Tbc...

SEGELAP MENDUNG LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang