20. SML

338 8 0
                                    


Tiga bulan kemudian.

Hubungan Niana dan Dewa masih canggung sekarang. Karena Niana terus menghindari saat berpapasan di rumah. Sebab tidak ingin perasaan mereka semakin berkembang.

"Mau sampai kapan kamu menghindariku?"

Tanya Dewa saat mendekati Niana yang sedang mencuci motornya. Karena dia memang sudah pandai naik motor sekarang. Dia sudah memilki SIM juga. Berkat Rendi yang sabar mengajari naik motor selama dua minggu tanpa jeda.

Niana tidak mengatakan apapun. Dia masih fokus mengusap spion dengan spons penuh busa. Karena dia sedang mencuci sepeda di pekarangan rumah. Sehingga tidak masalah jika dia menyebabkan banyak air menggenang.

"Aku sudah balikan dengan Natasha."

Niana mulai menatap Dewa. Dia menatap si kakak tidak percaya. Sebab tiba-tiba saja dia berkata demikian. Tanpa aba-aba.

"Baru kemarin, sih. Tapi mau aku ajak ke rumah nanti malam. Mau aku kenalkan ke Mama dan Papa. Mumpung mereka di rumah."

Niana mulai menyunggingkan senyuman. Membuat Dewa merasa lega. Karena akhirnya, si adik tidak lagi marah padanya. Mengingat tiga bulan ini dia merasa tersiksa. Sebab Niana tidak mau berinteraksi dengannya.

"Mama dan Papa sudah tahu?"

"Sudah, tadi pagi aku beri tahu."

"Pantas saja mereka ke pasar berdua sekarang. Pasti mau masak besar untuk calon menantunya."

Godaan Niana membuat Dewa terkekeh saja. Dia mulai membantu adiknya mencuci sepeda. Sesekali mereka juga bercanda hingga tubuh mereka basah dan penuh busa. Padahal ini masih jam sembilan dan mereka sudah mandi pada jam enam

7. 30 PM

Makan malam sedang berlangsung dengan hangat. Karena Rendi dan Lia menyambut Natasha dengan sangat baik tentu saja. Apalagi Dewa sudah bercerita jika mereka pernah berpacaran cukup lama sebelum akhirnya putus beberapa bulan sebelum berbalikan.

"Natasha punya saudara berapa?"

Tanya Lia penasaran. Karena Natasha begitu menawan. Dia tinggi dan berkulit putih. Tubuhnya ramping dan berambut panjang hitam sekali.

Membuat Lia berharap jika Natasha memiliki saudara laki-laki. Agar jika dengan Dewa tidak berhasil, dia bisa menjodohkan saudara Natasha dengan anaknya yang lain.

"Aku anak tunggal, Tante."

"Yah, aku kira kamu punya saudara laki-laki. Kali saja bisa dijodohkan dengan anak ini."

Lia merangkul Niana. Lalu menepuk pundaknya. Sebab dia ingin melihat anak perempuannya memiliki pacar.

"Kenapa tidak dijodohkan dengan Ian saja, Tante? Dia suka Niana. Iya, kan, Dewa?"

Dewa yang sedang minum tiba-tiba tersedak. Karena ucapan Natasha. Membuat orang-orang di ruang makan mulai menatapnya.

"Ian? Ian teman baiknya Dewa? Anak Sandi Herlambang yang penyanyi itu, ya?"

Lia mencoba memastikan. Karena dia kenal baik Ian sejak sekolah dasar. Dulu dia sering main ke sini bersama Jonas dan Risa juga. Namun mendadak jarang datang lagi setalah dia menikah yang kedua.

"Iya, Tante. Dia suka Nia, sudah dari lama sepertinya. Bagaimana Nia? Kamu kenal Ian, kan? Dia kakak kelasmu dan teman baik kakakmu. Dia—"

"Ayo pulang sekarang!"

Dewa bangkit dari duduknya. Lalu menatap tajam Natasha. Membuat wanita itu merasa geram.

"Aku belum mau pulang!"

"Aku sudah janji pada orang tuamu untuk tidak memulangkan kamu malam-malam!Aku tunggu di depan!"

Dewa pergi begitu saja. Meninggalkan Natasha yang kini berkaca-kaca. Lalu pamit pulang setelahnya.

Di mobil, Dewa dan Natasha bertengkar hebat. Tentu saja karena ucapan lancang Natasha sebelumnya yang ingin menjodohkan Niana dengan Ian. Padahal Dewa sudah berusaha menyembunyikan hal ini dari keluarga. Itu sebabnya dia melarang teman-temannya datang ke rumah. Agar Ian tidak memiliki kesempatan untuk lebih dekat dengan adiknya.

"Kenapa kamu tidak suka aku mengatakan ini pada mereka? Aku benar, kan? Ian suka Niana! Tapi kamu selalu menghalangi dia! Melarang Ian dan teman-temanmu datang ke rumah! Padahal dulu rumahmu selalu menjadi markas bermain mereka. Aku curiga, jangan-jangan kamu sengaja memblokir semua sosial media Ian di Hp Nia juga. Sampai-sampai mereka tidak pernah bisa berhubungan!"

"DIAM, NAT! AKU BENAR-BENAR KECEWA! KAMU BERUSAHA MENJAUHKAN AKU DENGAN KELUARGA, IYA? SUPAYA AKU HANYA MELIHATMU SAJA! EGOIS KAMU, NAT! AKU SEPERTI INI KARENA TIDAK INGIN PERSAHABATANKU DENGAN IAN RUSAK JIKA HUBUNGANNYA DENGAN NIA GAGAL! KAMU TIDAK AKAN MENGERTI, NAT! KAMU TIDAK AKAN MENGERTI BAGAIMANA CARA MAINTAIN HUBUNGAN DENGAN SAHABAT DAN SAUDARA! KARENA KAMU TIDAK PUNYA KEDUANYA!"

Natasha menangis sekarang. Dewa juga terus berbicara hingga tiba di depan rumah. Membuat wanita ini langsung pulang. Setelah mengucap kata putus dan disertai tamparan.

Natasha sakit hati sekarang. Meski apa yang diucapkan Dewa benar. Jika dia memang tidak memiliki saudara, apalagi sahabat. Itu sebabnya dia ingin Dewa menjadi miliknya. Seutuhnya.

Tbc...

SEGELAP MENDUNG LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang