5. Ketahuan

152 19 20
                                    

"Ayo." Ajak Seokjin, menautkan jari jemarinya di antara jari-jari kecil milik Yn - menariknya ke arah mobilnya yang terparkir di belakangnya

Mendapatkan perlakuan Seokjin yang tiba-tiba, kedua pipi Yn pun bersemu merah. Malu sekaligus senang, karena Seokjin menggenggam tangannya dengan lembut.

Bukan cuma itu saja. Seokjin juga membukakan pintu mobilnya untuk Yn, serta menjaga kepala sang gadis agar tak terbentur atap mobil ketika ia masuk ke dalam mobil pria itu.

Yn menempatkan telapak tangannya di depan dada, merasa debaran jantungnya yang semakin berdebar cepat, seiring Seokjin yang berjalan ke arah pintu pengemudi lalu masuk ke dalam sana dan duduk di sampingnya.

"Apa kau sakit?" Tanya Seokjin, mendapati wajah Yn yang memerah saat ia hendak memastikan gadis itu sudah memakai sabuk pengamannya atau belum

Yn sontak menggeleng lalu memalingkan wajahnya ke arah luar mobil. Namun lagi-lagi Seokjin berhasil membuatnya salah tingkat dengan mendekatkan tubuhnya ke arahnya sembari memasangkan sabuk pengaman padanya.

"Jangan terlalu dekat." Pinta Yn dalam hati dengan mata yang terpejam kala hembusan napas Seokjin mengenai wajahnya

"Kau baik-baik saja?" Tanya Seokjin setelah menyadari Yn memejamkan matanya

Sontak, Yn pun membuka pejaman matanya dan saat itu pula pandangan mata keduanya bertemu dengan jarak yang amat sangat dekat.

Deg...

Deg...

Deg...

"Apa aku terlalu dekat?" Tanya Seokjin yang lantas di jawab anggukan kecil dari Yn

Seokjin pun tersenyum kecil lalu menjauhkan diri dari Yn. "Kalau begitu, aku akan menjaga jarak denganmu, agar jantungmu baik-baik saja."

"APA???" Pekik Yn, terkejut

.

Dengan cepat, Yn keluar dari mobil Seokjin, selepas pria itu menghentikan mobilnya di depan rumah Yn.

"Dasar memalukan." Rutuk Yn dalam hati, merasa malu karena Seokjin mendengar suara degup jantungnya tadi

Sedangkan Seokjin, pria itu hanya tersenyum simpul sembari mengikuti langkah Yn yang membuka pintu pagar dan masuk ke dalam pekarangan rumahnya.

"Ayah..." Teriak Seojun, keluar dari rumah keluarga Jung, setelah tadi mendengar bunyi mesin mobil sang ayah

Seokjin pun berjongkok, merentangkan kedua tangannya - menyambut sang anak yang berlari ke arahnya dengan raut wajah bahagianya.

Tak lama, Seokjin dan Seojun pun berpelukan. Menyalurkan kerinduan satu sama lain dengan di saksikan Yn, yang belum masuk ke dalam rumahnya - gadis itu berdiri di ambang pintu dengan raut wajah yang terlihat sendu.

Entah apa yang dipikirkan Yn saat melihat keduanya berpelukan. Rasa iri, cemburu, sedih atau kasihan. Hanya Yn yang tahu perasaannya saat itu.

"Kenapa? Kau ingin ikut berpelukan dengan mereka?" Tanya Hoseok yang tiba-tiba saja berdiri di belakang Yn dengan tangan yang berlipat dada

Sontak, Yn pun memutar bola matanya malas, kemudian melangkah masuk ke dalam rumahnya dengan kesal. Kesal pada Hoseok yang tiba-tiba saja menyuarakan isi hatinya yang menyebalkan itu.

.

Malamnya, Yn berdiri di dekat jendela kamarnya yang terbuka lebar. Memandangi dengan diam-diam, Seokjin yang tengah membacakan buku dongeng untuk sang anak.

Yn pun hanyut dalam lamunannya kala melihat Seokjin yang tertawa bersama Seojun di seberang sana. "Apa aku bisa berada di tengah-tengah mereka?" Tanyanya tanpa sadar

My First Love Is A WidowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang