7 || Takdir tuhan

12.5K 577 10
                                    

Happy reading
🩶

احبّ للنّاس ما تحبّ لنفسك

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


احبّ للنّاس ما تحبّ لنفسك

"Cintailah mereka sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri".

"""

Di pagi hari asya duduk terdiam di kasur, rasa pusing di kepalanya terus menerus mengganggu bahkan untuk sekedar berjalan ke luar pun asya tak mampu. Asya berusaha sedikit-sedikit untuk berjalan namun nihil bayang-bayang hitam seakan-akan muncul di hadapannya hingga ia hendak terjatuh namun seseorang sigap menahannya.

"Asya kamu gak papa". Tanya zahira masih dengan menahan asya yang sempoyongan.

"Asya gak papa, lepasin asya ustadzah". Asya sedikit meninggikan bicaranya sembari menghempaskan tangan zahira. Sungguh perlakuan asya membuat zahira merasa aneh.

"Ustadzah bantuin yah". Bujuk zahira kembali memegang tangan asya.

"Asya bisa sendiri ustadzah. Asya bukan anak kecil!". Kali ini bicara asya mampu membuat zahira terdiam kaku. Asya berusaha menyeimbangkan tubuhnya, perlahan ia berjalan dengan menelusuri tembok sampai tiba di depan pintu tangan asya tak mampu berpegangan kuat hingga membuat nya terjatuh.

"Asya". Ucap zahira kembali menghampiri asya.

"Asya gak lemah ustadzah, asya bisa sendiri hiks". Tangis asya menatap kosong di depannya.

"Asya kali ini nurut sama ustadzah yah, biar ustadzah bantu. Asya mau kemana?". Tanya zahira.

"Ustadzah gak perlu baik sama asya, asya malu hiks".

"Kenapa kamu malu asya, ini udah kewajiban aku untuk jaga kamu". Jelas zahira memegang pundak asya.

"Maafin asya ustadzah sudah lancang suka sama Gus rafa. Padahal Gus rafa udah ada niat buat serius sama ustadzah". Jelas asya.

Deg

Bagaimana asya mengetahuinya "Asya Perasaan yang datang ke kita itu tidak bisa di hindari, dan ini juga bukan kesalahan kamu. Lagian ustadzah sama Gus rafa belum tentu bisa bersatu".Tutur lembut zahira menenangkan asya, sungguh di posisinya ia sangat bingung harus bagaimana selain memberikan hal positif pada asya.

"Sekarang asya yang do'a in yah semoga ustadzah bisa dengan Gus rafa". Tutur asya.

"Hal itu tidak penting asya, yang terpenting sekarang adalah kamu sembuh". Zahira segera membantu asya untuk berdiri dan membawanya ke tempat tidur kembali.

Antara Syurga dan KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang