16 || Bertahan kembali

30.7K 1.5K 568
                                    

Happy reading
🩶

Happy reading🩶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"""

Asya yang semula tersenyum kembali diam menatap gus Rafa, apakah ini sebuah pertanda bahwa gus rafa akan meninggalkannya.

"Maksud gus? Apakah gus akan meninggalkan Asya sebelum 365 hari?" Tanya asya, karena gus Rafa mengatakan itu setelah Zahira mengetahui pernikahan mereka.

"Saya kebingungan Asyara. Disisi lain saya sangat menginginkan Zahira, tapi kalau saya memutuskan pernikahan ini bagaimana dengan keluarga kita" Ujar Gus Rafa, tidak tahu hal apa yang akan di lakukannya setelah ini. Asya juga terdiam tak bisa apa-apa.

"Beri Asya 365 hari gus" ucap asya memegang lengan gus Rafa. "Bagaimana dengan Zahira asyara? Saya tidak bisa seperti ini"  tegas Rafa berdiri membelakangi asya.

"Luluh atau engga nya gus Rafa, setelah 365 hari asya akan memberi kesempatan gus bersama ustadzah Zahira" ini memang terlihat egois, namun asya juga tidak bisa melepaskan Rafa ia juga memikirkan keluarganya jika harus berpisah.

"Apa yang kamu tunggu asyara, saya benar-benar tidak bisa menerima kamu di kehidupan saya"

"Kenapa gus tidak bisa menerima ketetapan tuhan? Bukan kah ini sebuah takdir yang tidak bisa kita hindari?" Jelas asyara yang membuat gus Rafa membalikan badan lalu meliriknya kembali.

"Gus bukan berbulan-bulan lagi mempelajari ilmu agama kan? Bahkan selama gus bernapas di pesantren ini. Kenapa gus tidak bisa memahami semua itu? Apakah ilmu gus hanya sekedar hapalan tidak dengan amalan?" Tanya asyara, walaupun dirinya belum penuh mempelajari ilmu agama. Namun pantaskan seorang lelaki di hadapannya terus saja menghindari takdir.

"Asya" tatap gus rafa dengan tatapan tak suka.

"Kenapa gus, Mau menyalahkan asya lagi tentang semua ini?"

"Saya tidak punya waktu berdebat denganmu! Jika takdir bisa di tolak tentu saya akan tolak takdir ini secara mentah-mentah." Gus Rafa langsung keluar dari kamar, Asya benar-benar bingung tentang semua ini. Harus kah ia menyerah, atau berjuang kembali?

"""

Satu minggu sudah berlalu dari kejadian itu dan sekarang asya juga sudah satu minggu  kembali diam di asrama. Yah walaupun banyak orang-orang berbicara semenah-menah pada asya namun ia berusaha menahannya.

Siang ini setelah pelajaran selesai asya berjalan ke ruang asatidz untuk menemui Ustadz zevan.

"Assalamu'alaikum" ucap asya

Antara Syurga dan KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang