10 || Malam pertama

17.7K 696 5
                                    


Happy reading
🩶

Happy reading🩶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"""

Tutur rafa pelan mampu membuat asya terdiam. Mungkinkah pernikahan ini adalah suatu kesalahan bagi asya.

Rafa berjalan ke depan cermin untuk menyisir rambut sama halnya dengan asya ia segera masuk ke kamar mandi.

"Hiks hiks asya gak bisa, ini sakit bangettt".
Tangis nya pecah, walaupun dia bisa memiliki gus rafa namun ia tidak bisa memiliki secara utuh, hanya sebatas nama di surat nikah.

Asya melanjutkan mandinya setelah beberapa menit menangis. Ia pun keluar dari kamar mandi yang sudah mendapati gus rafa tertidur di sopa kamar.

"Kenapa gus rafa tidur di sofa yah?". Tanda tanya asya pada diri sendiri tatkala melihat gus rafa yang memilih tidur di sopa, tanpa ada niat bertanya lebih baik asya segera tidur di kasurnya.

Beberapa menit mereka tertidur namun rafa sedikit terganggu dengan suara aneh yang ia dengar. Rafa memberanikan dira bangun dari sopa untuk mencari sumber suara dan ternyata adalah asyara yang meringkuk kedinginan padahal dirinya sudah memakai selimut.

Rafa menatap asya yang menggigil hebat, hendak ia akan memegangnya namun pikiran terus meracau.

"Ngapain juga aku bantu dia, toh palingan kedinginan biasa". Rafa membelakangi asya untuk kembali ke sopa namun suara asya semakin kencang.

"Rafa kamu jangan peduli!" Ujar rafa buru-buru meninggalkan asya dan terbaring seperti semula.

Ia kini benar-benar tidak bisa tertidur lebih tepatnya sekarang asya malah mengigau menyebut nama bunda.

"Bunda.. bundaa. Tolong asya bundaa".

Dengan berat hati rafa menemui asya kembali.

"Asya". Panggil rafa tanpa niat menyentuhnya.

"Asyara". Panggilnya kembali.

"Apa aku periksa aja yah?". Tanda tanya rafa. Lama bergelut dengan pikirannya rafa memberanikan menyentuh kening asya dan ternyata benar-benar panas. Ia tidak tahu apa yang harus di lakukan kalau saja ini bukan tengah malam mungkin rafa akan berani membangunkan indah.

"Asya bangun". Ujar gus rafa kali ini ia menggoyangkan pundak asya.

"Asya bang-". Ujar rafa terhenti tatkala asya menarik tangganya hingga membuat ia terjatuh.

"Bunda asya kedinginan bundaa tolong asya". Racau asya dengan muka sangat pucat. Rafa menatap nya sedikit tidak tega ia teringat sang adik yang mana dulu pernah seperti asya.

Antara Syurga dan KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang