26 || Untuk Asyara

31.5K 1.7K 1.2K
                                    

Happy reading
🩶

Happy reading🩶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"""

"Gak, kita ganti baju bareng." Ajak Gus Rafa langsung menggendong Asya ke kamar mandi.

"""

Siang ini Asya dan Gus Rafa sedang menuju tempat peresmian butik milik Asya.Sudah dari lama Asya ingin mempunyai butik namun dirinya baru bisa sekarang.

"Tempatnya masih jauh?" Tanya Gus Rafa, sembari memegang lengan Asya.

"Sebentar lagi juga sampai Gus."

"Kalau dari sini berarti tidak terlalu jauh dari rumah Saya, emm kamu sengaja memiliki butik dekat sini?"

"Iya, soalnya biar Asya gampang kalau ada apa-apa."

"Bagus, nanti kita bakalan menempati rumah itu kalau urusan saya di pesantren sudah selesai."

"Urusan apa yang harus Gus selesaikan di pesantren?" Tanya Asya, bukankah jika mereka berdua menempati rumah itu tidak akan terjadi apa-apa. Bahkan Gus Rafa juga bisa menyelesaikan urusannya walau harus menempati rumah itu. Lagian rumah dan pesantren juga dekat.

"Saya hanya ingin menikmati kebersamaan bersama Umma dan Abi sebelum pindah ke rumah saya."

"Maafkan Saya Asya telah berbohong kepadamu. Sebenarnya Saya tidak berani meninggalkan pesantren karena ingin mengawasi Zahira." Ucap Gus Rafa dalam hati. Dia memang takut Zahira akan dekat dengan siapapun di pesantren, Ia belum rela. Bahkan jika suatu saat nanti bisa melepaskan Zahira dan mencintai Asyara. Mungkin Gus Rafa masih teringat Zahira.

"Kalau kita menempati rumah baru Gus, boleh gak Asya minta satu hal." Gus Rafa melirik sekilas Asya lalu kembali melihat ke depan.

"Apa yang akan kamu minta?"

"Asya mau mengubah kamar kita, sebenarnya Asya suka warna biru. Tapi, Asya gak mau Gus teringat tentang Ustadzah Zahira hanya karena warna kesukaan nya juga." Jelas Asya sumringah, ia yaqin kali ini Gus Rafa tidak akan menolak. Ia juga tidak mungkin menempati kamar yang Gus Rafa buat untuk Zahira bersamanya dulu. Itu sama saja akan membuatnya sakit hati.

"Saya akan pikirkan tentang itu." Jelas Gus Rafa. Ia juga melepaskan tangan Asya dari genggamannya.

Deg

Asya yang melihat itu tidak bisa berkata-kata lagi, apakah Gus Rafa masih mengingat Zahira.

Beberapa menit hanya keheningan yang terjadi diantara mereka berdua, hingga mereka tiba di tempat acara.

Antara Syurga dan KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang