Bab 15

303 33 24
                                    

Ketika rapat dimulai, Junkyu seperti tidak fokus dengan  materi apa yang sedang dibahas. Sejak datang ke kantor pagi-pagi saja, pikirannya tidak tenang. Mengingat kejadian semalam.

Sebenarnya semalam itu Junkyu hanya memeluk Yeona sampai pagi. Tangannya sampai terasa kebas karena menjadi pengganti bantal untuk kepala Yeona. Ya, mereka tidur seranjang lagi. Tidak terjadi apa-apa, Junkyu hanya mendengarkan tangisan Yeona hingga sang istri kelelahan dan akhirnya tertidur.

Junkyu sendiri tidur nyenyak sampai pagi. Ketika sadar, itu karena Yeona membangunkannya untuk sarapan dan berangkat kerja. Yeona juga menyiapkan sarapan lagi untuknya dan mereka duduk bersama.

"Aku izin tidak kerja ya, aku tidak enak nanti sama yang lain. Karena mataku bengkak begini," izin Yeona pada suaminya yang merangkap sebagai CEO di perusahaan.

"Iya, istirahat saja sampai kamu merasa lebih baik. Kalau butuh sesuatu, telepon aku ya?" Junkyu sudah menghabiskan sarapannya. Entah mengapa, sarapan pagi ini  rasanya enak dan nikmat sekali. Padahal hanya bubur ayam saja.

"Euhm. Aku akan menghubungimu," jawab Yeona dengan lembut.

Junkyu senyum-senyum sendiri mengingatnya. Kadang ia mengulum lidah untuk menahan rasa bahagianya. Padahal malam kemarin, Yeona berencana ingin pergi dan bilang ingin cerai. Tetapi semalam , seperti malam yang baru bagi pria yang kini memasuki usia 31 tahun.

"Kak! Kamu menunggu panggilan dari siapa?" Bisik Junghee yang sejak tadi memperhatikan Junkyu sedang memainkan ponselnya.

Junkyu berdehem, karena tertangkap basah oleh Junghee. Ia langsung menatap layar di depan yang sedang menampilkan diagram penuh angka dan produk perusahaan.

Junghee ikut melirik ponsel yang sedang dipegang Junkyu."Coba aku lihat!" Junghee mencoba merebut ponsel Junkyu, tetapi tidak berhasil.

"Apa sih!" Sinis Junkyu, "nggak usah keterlaluan. Ini urusan pribadi," lanjutnya sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku jas bagian dalam.

Junghee sukses dibuat Junkyu cemberut. Selama ini yang Junghee tau, Junkyu jarang tersenyum dan hubungannya dengan Yeona juga tidak baik-baik saja.

"Apa mungkin Junkyu dekat dengan perempuan lain?" Batin Junghee.

Akhirnya rapat selesai, Junkyu kembali mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jasnya. Memastikan kalau dirinya tidak melewatkan chat atau panggilan dari sang istri. Namun, setelah melihat tidak ada apapun, hanya ada chat dari beberapa klien, membuat Junkyu menghela napas.

"Mungkin aku yang terlalu berharap," ucapnya pelan. Sembari menatap wallpaper ponselnya.

"Kamu kenapa sih, Kak? Nungguin telepon dari siapa? Kamu lagi dekat sama perempuan lain?" Junghee memberondong pertanyaan dengan nada suara yang agak sinis.

"Bukan urusanmu, Jung." Junkyu memutar-mutar ponselnya.

Junghee yang semula berdiri ingin segera pergi dari ruangan meeting, mendengar Junkyu bicara begitu, jadi duduk lagi. Wanita berambut ikal itu mencoba merebut kembali ponsel sang kakak.

"Sini biar aku lihat!"

Junkyu tidak siap dengan serangan dari Junghee yang tiba-tiba merebut ponselnya. Membuat Junkyu terdiam beberapa saat.

"Kembalikan," pintanya.

Junghee justru menjauh dan berusaha membuka password ponsel milik Junkyu. Tetapi, gagal terus.

"Kok gagal sih?" Kening Junghee berkerut.

"Kembalikan, jangan kurang ajar," pungkasnya.

Junghee malah terkekeh, "aku penasaran, siapa sih yang sedang kamu tunggu sampai nggak konsen mimpin rapat, pakai senyum-senyum segala lagi."

Save Our Marriage // 💎 Kim Junkyu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang