Bab 23

278 31 8
                                    

"Kalian pikir ini hotel?"

Junkyu yang sedang mencengkram kemeja istrinya supaya tetap menyatu, menghela napas jengkel.

"Ketuk pintu dulu, Doy!"

Doyoung yang salah tingkah dan malu hanya bisa nyengir sambil garuk kepalanya karena sudah melihat kakaknya dan kakak iparnya sedang bercumbu mesra.

"Maaf, Hyung. Soalnya di depan itu lagi pada kasak kusuk. Aku pikir kenapa, ternyata mereka sedang membicarakan kalian. Makanya aku langsung masuk saja." Doyoung masih menggenggam handel pintu, tubuhnya membelakangi pintu yang tertutup rapat.

"Sudah ku bilang kan!" Yeona menggerutu pada suaminya, sambil mengancingkan kembali kemejanya. Junkyu membantu istrinya merapikan rambut dan lipstik Yeona yang berantakan.

"Kalian ini kalau sudah baikan, kenapa nggak liburan sekalian  Honeymoon di hotel. Bukan malah mesra-mesraan di kantor. Untung aku yang masuk. Kalau orang lain atau ibu? Tamat kalian. Meskipun kalian suami istri sah, tapi kalian tau sendiri ibu suri itu kejamnya seperti apa." Doyoung tidak peduli dengan Junkyu yang masih mendelik kesal padanya, bibirnya yang bergerak seperti ingin mengatakan sesuatu, membuat Doyoung mengedikan bahunya saja.

Doyoung duduk di kursi lainnya. Menunggu dua sejoli di depannya merapikan diri.

"Kamu mau apa kesini?" Tanya Junkyu masih menatap kesal ke adiknya.

"Aku ada perlu dengan kakak iparku. Bukan padamu. Kalau tadi kakak iparku ada di luar, aku males mampir ke sini," jelas Doyoung dengan santai.

Yeona tersenyum dan duduk di sisi sebelah Junkyu. "Ada apa, Dob?"

"Ini Kak, aku mau kasih kamu vitamin. Dan ingin tahu keadaanmu saja sebenarnya," jawabnya.

Junkyu mengerutkan keningnya, menatap tidak suka ke Doyoung. "Untuk apa kamu perhatian ke istri ku?"

Doyoung merotasi kan bola matanya. "Aku ini bukan hanya adiknya, tapi dokter pribadinya juga. Aku cuma khawatir kalau Kak Yeona ini masih dalam kondisi stres. Kamu kan tidak bisa memperhatikan istrimu dengan benar."

"Jangan ngelunjak, Dob. Junkyu suamiku," sela Yeona.

Doyoung langsung menutup mulutnya. "Maaf, Kak."

Junkyu menggeleng pelan. "Denganmu dia langsung melunak. Tapi, denganku dia semakin kurang ajar."

Yeona mengedikan bahunya lalu tersenyum.

"Kebetulan kamu ada disini, jadi sekalian saja lah. Yeona sudah cerita semuanya. Menurut mu bagaimana?" Junkyu memajukan punggungnya untuk bicara pada Doyoung.

"Ah, sudah tahu ya. Ini sih masih dugaanku saja. Kak, kita tahu Junghee itu tidak sebaik kelihatannya. Ingat burung gereja yang sayapnya patah?" Junkyu mengangguk. "Burung itu sebenarnya baik-baik saja saat bersamaku. Tetapi, saat aku kembali untuk memberikan makan, tiba-tiba burung itu sudah tidak berdaya dengan sayapnya yang patah. Aku yakin Junghee sengaja mematahkannya." Doyoung kembali mengedikan bahunya lagi.

Junkyu sepertinya nampak berpikir keras apa yang barusan diucapkan Doyoung.

"Sebenarnya banyak sekali, tetapi karena kamu dan ibu mempercayainya. Aku tidak bisa apa-apa. Itu sebabnya Junghee dan aku tidak dekat. Sampai kapanpun tidak akan pernah dekat." Doyoung bergidik dan menggelengkan kepalanya.

"Soal ayah?" Junkyu ragu-ragu.

"Ah, itu juga. Junghee itu cerdas dan licik. Dia pernah menjadi perawat, aku yakin dia  mengetahui banyak macam obat. Dan kasus ayah, aku tidak yakin. Bisa saja memang Junghee yang menukar obat ayah selama dirawat." Ucapan Doyoung membuat Junkyu terdiam.

Save Our Marriage // 💎 Kim Junkyu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang