* Perhatian! Di bab ini nggak ada adegan anu-anu yaa... 🤭
()
Junkyu menopang dagunya dengan tangan, melihat keindahan sunset dari salah satu jendela gedung pencakar langit yang ada di negara Jepang. Setelah seharian bersama dengan para petinggi perusahaan dan para investor. Kini saatnya Junkyu menghilangkan penat dengan memandangi langit jingga yang indah.
Pikirannya melayang jauh entah kemana. Membuatnya tidak menyadari kalau saat ini di sisinya sudah ada Junghee.
"Kamu mau makan apa, Kak? Biar aku ambilkan." Junghee yang tidak mendapatkan respon pun menatap Junkyu sampai 2 kali. "Junkyu-nim!"
Junkyu menoleh, "ya?"
Junghee menghela napas. Lalu tersenyum manis. "Kakak melamun apa sih?" Ia langsung duduk di samping Junkyu sambil menyelipkan tangannya di lengan Junkyu.
Risih dengan sikap Junghee, Junkyu pun melonggarkan tangan Junghee dari lengannya.
"Kakak kenapa sih ... Aku kan cuma mau manja-manjaan sama kamu." Junghee cemberut.
"Kenapa sama aku, Jung?"
"Hmm?" Junghee terkejut dengan pertanyaan Junkyu.
"Iya, kenapa harus aku? Kenapa tidak pria lain di luar sana yang kamu sukai?" Junkyu menatap adik angkatnya itu dengan tatapan sendu.
"Kakak tahu?" ucap Junghee ragu.
Junkyu tersenyum miring. "Kamu kan tahu kita tidak bisa bersama sebagai pasangan. Aku selalu menganggap mu adik—"
"Bisa! Kita bisa menjadi pasangan kalau perempuan itu tidak hadir di kehidupan kamu, Jun. Dia pembawa sial dalam hubungan kita." Rahang Junghee mengeras.
Kini Junkyu melihat sorot mata yang berbeda dari biasanya pada adik angkatnya tersebut. Di sana Junkyu bisa melihat ada ambisi dan obsesi yang terpancar.
"Sebelum dia datang dalam kehidupan mu, aku menjadi prioritas mu. Bukan dia." Junghee melanjutkan dengan suara yang meninggi.
"Bukankah selama ini pun masih begitu? Aku masih memprioritaskan mu dan ibu dalam hidupku!" Balasnya.
Junghee menggeleng. "Hanya ragamu. Tapi jiwamu tidak."
Junkyu mengangguk. Tangannya saling mengait. Lantas, Junkyu menarik napas dalam dan membuangnya pelan. Menahan segala emosinya, menahan segala apa yang telah ia tahan selama ini.
"Aku ingin kamu bercerai dengannya, Kak. Kita bisa bahagia. Tidak apa-apa kamu tidak mencintai ku. Aku yakin lambat laun rasa itu akan hadir dengan sendirinya jika kita hidup bersama. Aku bisa memberikan apa yang tidak bisa diberikan oleh perempuan—"
"Yeona. Namanya Yeona," jelas Junkyu tegas.
"AKU TAHU! TAPI AKU JIJIK. MENGINGAT NAMANYA SAJA AKU TIDAK SUDI. APALAGI HARUS MENYEBUTNYA. JANGAN INGATKAN ITU PADAKU, KIM JUNKYU!" Junghee meradang. Dadanya naik turun mendengar Junkyu menyebutkan nama yang tidak ingin didengar.
Kening Junkyu mengerut dalam. "Kenapa kamu jadi marah, Jung? Bukankah seharusnya disini aku yang marah?"
"Karena kamu tidak sepantasnya bersama dia. Hanya aku yang pantas bersamamu. Hanya aku yang mampu menyetarakan hidupmu. Perempuan itu tidak pantas bersanding denganmu. Dia bukan level mu." Junghee menekan suara lebih rendah dari sebelumnya.
Mendengar penjelasan barusan, membuat Junkyu terkekeh. Lantas, Junkyu tertawa hambar, membuat Junghee bingung. Karena ia yakin betul bahwa ucapannya barusan tidak ada satupun yang lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Our Marriage // 💎 Kim Junkyu ✅
FanfictionPublish : 9 Maret 2024 Finish : 9 September 2024 So Yeona hanya seorang perempuan yang mencintai suaminya, Junkyu. Pria yang pernah menjadi cinta pertama dan mungkin menjadi cinta terakhir baginya. Kehadiran Junkyu membuat Yeona mengerti akan warna...