Bab 22

276 30 5
                                    

"Apa yang ingin dibicarakan pada saya, Pak?" Goda Yeona di belakang Junkyu yang kini sudah berada di ruangannya.

Junkyu tersenyum menatap sang istri dengan wajah berbinar. "Kita berdua saja, kenapa manggil pak segala. Panggil aku sayang." Junkyu mendekati Yeona membawa kantong berisi croissant. "Untuk mu, tidak spesial sih. Aku hanya memisahkannya dari yang lain. Kalau yang spesial, ada disini." Junkyu menunjuk tepat ke dadanya.

Yeona geli sendiri melihat suaminya yang kini tengah menggodanya. "Aku tahu itu. Bagiku, yang spesial itu kamu." Yeona menangkup wajah suaminya dan mengecupnya singkat. Lalu mundur beberapa langkah.

"Kenapa singkat sekali?" Wajah Junkyu cemberut.

"Aku tahu maksudnya kamu memanggil ku kesini. Bukan hanya mau memberikan croissant ini. Tapi, kamu pasti ingin yang lebih dari yang barusan." Yeona menyipitkan matanya curiga.

Mendengar itu, wajah Junkyu langsung tergelak dan akhirnya tertawa.

"Ah, memangnya seketara itu ya? Hmm... Aku tertangkap basah." Junkyu duduk di sofa, mengajak Yeona juga.

"Tidak boleh, Kyu. Bagaimana pun ini di kantor. Meskipun kita suami dan istri, kita harus tetap patuh dengan peraturan. Jangan memberikan contoh yang tidak baik pada karyawan yang lain," jelas Yeona yang akhirnya bergeser dari suaminya.

Junkyu kembali cemberut dan langsung menarik tangan Yeona supaya lebih mendekat padanya. Junkyu tidak peduli dengan peraturan itu. Tidak ada yang salah dalam menyelami tubuh istrinya sendiri. Semua sah saja selama tidak ketahuan.

"Kyu," lirih Yeona. Kini wanita itu sudah berada diatas pangkuan suaminya.

"Tidak apa-apa. Aku yakin tidak akan ada yang berani masuk. Aku mencintaimu, Yeona." Junkyu mengecup bibir sang istri dengan lembut.

Yeona tersenyum, tidak menyangka kalau kini Junkyu dengan mudahnya mengatakan cinta padanya. Mungkin salah satu bentuk untuk mengembalikan kepercayaan Yeona padanya.

Junkyu menjauhkan kepalanya, mencoba membuka kancing kemeja sang istri. Namun, Yeona menahan jari-jari Junkyu yang lincah.

"Jangan, Kyu. Kamu tidak akan melakukannya disini," ujar Yeona sambil melotot.

"Jangan melotot gitu, aku kan tidak salah kalau menjamah tubuh istriku sendiri. Tubuhmu ya milikku. Biar yang lain juga tahu kalau kamu itu istri ku, termasuk Haruto. Biar dia nggak deketin kamu terus," jelasnya kembali mencoba membuka kancing kemeja Yeona.

"Kamu cemburu sama Haruto?"

"Menurut mu gimana? Haruto itu tampan, baik, ya meskipun lebih tampan aku." Junkyu mengedikan bahunya merasa sombong.

Yeona terkekeh melihat tingkah lucu suaminya yang sedang cemburu. "Kamu lucu, Kyu."

"Dan lebih lucu aku dari pada Haruto. Itu sudah terbukti," lanjutnya lagi.

Yeona memutar bola matanya jengah. Ia berusaha bangkit, tapi Junkyu kembali menahannya.

"Jangan pergi. Masih ingin berduaan. Besok aku harus berangkat ke Jepang. Mau menceritakan sesuatu padaku, hmm?" Junkyu bicara tetapi sambil menciumi leher Yeona.

Yeona kini tidak lagi menolak, ia menikmati sentuhan yang diberikan Junkyu. "Cerita apa?" Matanya memejam menahan geli ketika Junkyu menciumi lehernya.

"Apapun, terutama alasan mengapa kamu bersikap dingin padaku tiba-tiba."

Mendengar itu Yeona membuka matanya. Pada akhirnya ia memang harus mengatakannya pada Junkyu. Jika memang ingin mempertahankan rumah tangganya. Ia pun segera menangkup wajah Junkyu yang masih sibuk mencecap lehernya.

Save Our Marriage // 💎 Kim Junkyu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang