Bab 36

191 23 5
                                    

Suara getaran ponsel yang tak kunjung henti, membuat Junkyu mau tidak mau membuka matanya yang masih ngantuk sekali sebenarnya. Baru 2 jam lalu ia tidur, karena sibuk menjenguk Ajun bersama Yeona saling bercengkrama. Bahkan mereka belum sempat memakai pakaian lengkap. Hanya selimut tebal yang menutupi tubuh mereka dari dinginnya udara malam ditambah dengan pendingin ruangan.

"Kyu, ponselnya bergetar terus tuh," gumam Yeona yang membangunkan Junkyu dari tidur lelapnya.

Junkyu meraba meja di samping tempat tidur dan mendapatkan ponselnya. Matanya menyipit melihat layar yang menampilkan sebuah nomor dan nama.

"Polisi!" Mata Junkyu langsung terbuka lebar dan duduk tegak.

Yeona pun ikut bangun dan duduk di samping suaminya.

"Halo?"

"...."

"Baik. Saya segera kesana."

Junkyu menatap layar ponselnya untuk beberapa saat untuk membaca pesan masuk.

Pintu kamar pun digedor oleh Doyoung.

"HYUNG! Hyung!"

"Tunggu, Doy." Junkyu menyambar kaosnya yang tercecer di lantai. "Sayang, pakai bajumu." Junkyu memberikan baju Yeona yang ikut tercecer juga.

Setelah memastikan Istrinya memakai baju dengan benar, Junkyu pun berjalan ke pintu lalu membukanya. Menampakkan Doyoung yang sama dengannya masih dalam keadaan mengantuk. Wajahnya yang bengkak pun begitu sangat ketara.

"Hyung mendapatkan telepon dari kepolisian?" tanya Doyoung memastikan.

"Ehm, barusan. Kita kesana bersama?" Ajak Junkyu.

Yeona yang duduk di tepi ranjang hanya menatap bingung kedua Kim bersaudara tanpa banyak bicara. Padahal dirinya juga penasaran setengah hidup.

"Iya, apa ibu ikut juga?" Doyoung bertanya lagi.

"Aku ikut. Aku ingin melihat wajah anak itu untuk yang terakhir kalinya." Somi berjalan pelan ke arah putranya. "Aku ingin memastikan kalau itu benar Junghee."

Junkyu mengangguk pada Doyoung. "15 menit lagi kita berangkat. Aku ingin mandi." Junkyu menutup pintu kamarnya dan melihat waktu pada jam digital di ponselnya. Masih pukul 3 pagi.

"Ada apa Kyu?" Yeona berdiri dan mendapatkan pelukan hangat dari Junkyu.

"Maaf sayang, aku mengabaikan mu. Yang telepon itu detektif yang menangani kasus ibu. Junghee  mencoba bunuh diri."

Yeona menutup mulutnya.

"Kamu di rumah saja ya? Istirahat. Aku akan kesana bersama Doyoung dan ibu."

"Kyu, aku takut disini sendirian." Yeona mengkerut di dalam dekapan Junkyu.

"Tidak ada hantu, Sayang. Rumah ini aman. Ada Bibi di lantai bawah. Kalau kamu ikut, aku khawatir kamu nanti sakit. Semalam itu kita kan agak kasar juga mainnya. Aku yakin tubuh mu masih linu." Junkyu menangkup wajah Yeona dan mengecup bibirnya singkat.

"Iya sih." Yeona merasakan tubuhnya agak kaku terutama bagian pangkal paha.

Junkyu berjongkok dan mengusap perut Yeona. "Sayang, ayah mau pergi dulu sama paman Doyoung dan nenek. Sayang jaga mama dengan baik ya di dalam sini. Nanti ayah akan sering-sering jenguk kamu." Lalu ditutup dengan kecupan dan usapan lagi sebelum akhirnya Junkyu berdiri dan mengecup kening Yeona. "Aku mau mandi dan siap-siap dulu."

Yeona mengangguk dan berjalan ke arah lemari, menyiapkan pakaian yang akan dipakai oleh suaminya. Karena masih pukul 3, Yeona pun tidak lupa menyiapkan Hoodie supreme kesayangan suaminya.

Save Our Marriage // 💎 Kim Junkyu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang