Dinginnya malam tidak mampu meredakan rasa panas dan perih yang menyiksa kulit lengan dan bahu Yeona. Masih bisa dikatakan 'untung' saja, saat ini Yeona memakai kemeja lengan panjang yang ia gulung tangannya sampai siku. Kalau tidak, mungkin semua permukaan kulit tangannya terbakar oleh kuah sup panas.
Yeona meninggalkan mobilnya di kantor karena ban mobilnya kempes. Jadi, setelah acara selesai ia pulang dengan taksi. Padahal Haruto sudah memaksanya untuk mengantarkan pulang.
"Kamu terluka, biar aku antar," bujuk Haruto.
"Tidak usah, Ruto. Aku bisa pulang dengan taksi." Yeona meyakinkan Haruto sekali lagi, setelah beberapa kali tetap membujuk.
"Tapi aku cemas!"
"Aku ingin sendirian," jawab Yeona akhirnya jujur. Membuat Haruto seketika diam.
"Baiklah, tunggu sebentar saja. Aku akan kembali." Haruto berlari entah kemana, beberapa menit kemudian pria berketurunan Jepang itu datang membawa sebuah bungkusan yang berisi obat. "Ini, obati lukamu. Aku yakin kulitmu terbakar." Sambil melirik ke arah tangan Yeona.
Yeona menerima pemberian Haruto dan segera naik ke dalam taksi yang sebelumnya sudah diberhentikan oleh Jeongwoo. Haruto berdiri sampai taksi yang ditumpangi Yeona semakin jauh.
Dari acara tersebut, sebenarnya Yeona tidak langsung pulang ke apartemen. Tapi, ia mampir dulu ke rumah orangtuanya, memberikan obat untuk ibunya yang sebelumnya sudah Yeona tebus dari rumah sakit. Tidak lama, kurang lebih hanya tiga puluh menit saja, setelah itu Yeona kembali mencari taksi dan pulang.
Sesampainya di apartemen, malam semakin menggelap. Hampir tengah malam dan Yeona lebih memilih naik anak tangga dibandingkan naik lift. Setidaknya meniti anak tangga dari lantai dasar hingga lantai tujuh, membuat kalorinya terbakar dan isi kepalanya juga terbakar. Meskipun itu jarang terjadi. Tidak, Yeona hanya senang mencari aktivitas lebih. Supaya rasa lelah menghampiri dan segera bisa tidur pulas tanpa memikirkan banyak hal yang membuatnya semakin lelah.
Ketika hampir sampai di tangga terakhir yang ia tuju, Yeona terkejut dengan presensi yang seharusnya sudah familiar baginya.
"Astaga, Doyoung! Kamu sedang apa disini?" Yeona hampir saja membentak adik iparnya yang sedang bersandar di tiang tangga dengan posisi bak model sedang melakukan photo shoot.
Pria tampan yang hampir menjadi dokter spesialis itu tersenyum dengan manis. Doyoung pria lembut yang tidak tahu caranya marah. Entahlah, selama mengenal Doyoung, Yeona belum pernah melihatnya marah.
"Sudah kuduga! Terlambat sekali?" ucap Doyoung sambil melihat arloji di tangan kirinya.
"Aku dari rumah ibu, memberikan obatnya. Daritadi?" Yeona balik bertanya.
"Lumayan. Hampir saja tangga ini jatuh cinta padaku kalau kamu belum juga kembali."
Yeona terkekeh dan merotasi kan matanya karena lelucon Doyoung selalu mengada-ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Our Marriage // 💎 Kim Junkyu ✅
FanficPublish : 9 Maret 2024 Finish : 9 September 2024 So Yeona hanya seorang perempuan yang mencintai suaminya, Junkyu. Pria yang pernah menjadi cinta pertama dan mungkin menjadi cinta terakhir baginya. Kehadiran Junkyu membuat Yeona mengerti akan warna...