* Tahan napas kalian ya gaes 😊 eh napas deh, biar nggak sesak.
Yang nunggu momen manis Junkyu sama Yeona, tolong sabar ya ✌️
Happy reading 🐨
[]
Merasa sudah baikan, Yeona tetap bekerja. Harus! Karena hari ini ia dan Haruto juga bersama timnya harus menghadapi kepala divisi, CEO dan komisaris. Jika ia tidak masuk kerja dengan alasan sakit, belum tentu timnya percaya, apalagi komisaris perusahaan. Pasti menganggapnya lari dari masalah, lemah.
Baru juga Yeona duduk di kursi panasnya, Karina langsung memberikan sekaleng minuman dingin dan cheese cake kesukaan Yeona.
"Apa ini?" Yeona menyipitkan matanya, melihat Karina yang tersenyum lebar.
"Makasih ya, sudah bantuin aku. Subuh tadi, Haruto chat aku, bilang kalau hari ini kita nggak jadi rapat. Karena Pak Junkyu sudah menerima laporan terbaru yang sudah diperbaiki kamu." Karina memasang wajah terharu, "Makasih, Yeona-ya. Kamu memang sahabat terbaikku. Makasih." Karina langsung memeluk Yeona dengan erat.
Yeona tersenyum dengan kerutan keningnya yang mendalam. Kapan ia pernah menyelesaikan pekerjaan itu? Sedangkan semalam saja ia teler sampai tak sadarkan diri. Apa Junkyu yang mengerjakannya?
Junkyu memasuki ruangan diikuti Haruto di belakangnya. Langkah Junkyu terhenti tepat di depan meja Yeona. Pria itu menatap heran, karena tiba-tiba Yeona sudah ada di kantor. Padahal sebelumnya Junkyu memintanya untuk istirahat di rumah.
"Kamu sudah baikan?" tanya Junkyu pada Yeona yang menatapnya bingung.
"Ehm, sudah baikan," jawabnya ragu. Yeona menatap ke arah lain, menghindari tatapan Junkyu.
Junkyu mengangguk, mencoba memahami keadaan Yeona juga. Lalu kembali berjalan memasuki ruangan pribadinya. Haruto yang masih diam di tempat Yeona, memandang keheranan secara bergantian ke arah Yeona dan Junkyu yang sudah menghilang di balik pintu.
"Kamu bilang sama Pak Junkyu kalau kamu sakit?" tanya Ruto.
Yeona menggeleng pelan.
"Kok Pak Junkyu bisa tahu kamu sakit?"
Serangan dari Haruto kembali membuat Yeona gelagapan. "Ehm, anu, waktu aku ngirim laporan, sepertinya aku ada salah ketik. Jadi, Pak Junkyu menyadari hal itu."
'Bicara apa kamu Yeona! Haruto itu cerdas, tidak akan semudah itu kamu membohonginya dengan alasan tidak masuk akal. Bodoh!'
Haruto mengangguk dan tersenyum, "Syukurlah kalau kamu sudah membaik. Aku khawatir kamu sakit, karena semalam saja sudah pucat dan lemas. Terimakasih ya sudah bekerja keras. Hadiah. " Haruto mengulurkan tangannya ke atas meja Yeona, membuka genggaman tangannya dan meletakkan sesuatu diatas meja. Lalu, pergi begitu saja.
Yeona terkejut ada gelang perak diatas meja yang ia tahu harganya tidak murah dengan merek yang cukup terkenal. Ia menatap Haruto yang tersenyum dari jauh.
Haruto menggerakkan bibirnya seperti sedang berucap, "untuk mu. Hadiah dariku. Pakailah."
Yeona tidak mau membuat Karina atau teman lainnya yang ada satu ruangan dengannya, tiba-tiba menangkap basah apa yang sedang terjadi diantara Yeona dan Haruto. Ia tidak mau beredar rumor hingga menimbulkan kesalahpahaman, terutama pada Junkyu.
Ponsel sudah di tangan, dengan niat ingin mengirim pesan pada Haruto. Tetapi, kebetulan ada panggilan masuk, dari Junghwan. Jantungnya berdebar sangat cepat, perasaannya berubah tidak enak. Sesuatu pasti terjadi pada ibunya. Itu yang ada di dalam pikiran Yeona. Jika tidak mendesak, Junghwan pasti hanya mengirim pesan, bukan melakukan panggilan telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Our Marriage // 💎 Kim Junkyu ✅
FanfictionPublish : 9 Maret 2024 Finish : 9 September 2024 So Yeona hanya seorang perempuan yang mencintai suaminya, Junkyu. Pria yang pernah menjadi cinta pertama dan mungkin menjadi cinta terakhir baginya. Kehadiran Junkyu membuat Yeona mengerti akan warna...