* Aku cuma mau ingetin kalian, nikmatin bab ini pelan², yang manis² di senyumin. Dan siapin hati untuk bab selanjutnya... Bye ✌️
[]
"Junkyu dimana dia?" Ibu Kim mencari keberadaan putra kesayangannya.
Junghee memutar bola matanya jengah. "Tidak ada. Teleponnya juga tidak dijawab. Belasan, puluhan pesan sudah ku kirim, tapi tidak dijawab. Dibaca saja tidak. Dan Junkyu tidak terdaftar di hotel tempat kita menginap. Entah dia kemana. Aku pusing, Bu. Apa Junkyu kembali ke Korea tanpa kita?" Junghee meremas rambutnya frustasi.
Ibu Kim yang berharap Junkyu luluh, kini merasa kecewa. Merasa usahanya sia-sia, sesak napasnya tidak membantunya sama sekali. Seketika ia merasa putus asa.
"Bu! Kita gagal! Aku gagal, Junkyu benar-benar sudah tidak peduli pada kita." Junghee berdiri mondar mandir di depan brankar ibu Kim.
Ibu Kim yang juga pusing pun hanya bisa menenangkan. "Tenanglah, Jung. Kita pikirkan baik-baik rencana selanjutnya bagaimana."
"Tenang! Ibu bilang tenang! Mana bisa Bu. Junkyu benar-benar marah pada kita. Sepertinya kali ini Junkyu akan meninggalkan kita," ucapnya lagi. Kali ini Junghee sudah berdiri di depan brankar sambil memijat pelipisnya.
"Tidak akan! Junkyu tidak akan berani meninggalkan kita. Karena dia tahu kalau berani meninggalkan kita, berarti tandanya dia berani kehilangan segalanya yang dia miliki saat ini. Semua fasilitas yang ku berikan padanya, akan ku tarik kembali." Ibu Kim dalam hati sebenarnya juga takut. Takut kehilangan Junkyu untuk selamanya.
Junghee diam saja, kepalanya berisik dengan segala prasangka. Bahkan bertabrakan dengan rencana apa lagi yang harus dilakukannya. Ia merasa kalah dan gagal.
^°^°^°^°^
"Kyu ... Bangun! Kamu mau membiarkan aku melihat mu terus tidur, hmm! Cepat bangun. Ayo, kita jalan-jalan." Yeona mengguncang tubuh Junkyu yang tertidur lelap.
Setelah pembicaraan serius semalam, Junkyu dan Yeona tertidur. Yeona bangun lebih dulu, sedangkan Junkyu masih saja lelap dan bermimpi. Yeona tidak mau selama di Jepang hanya berdiam diri di kamar saja. Meskipun tahu kalau suaminya doyan tidur.
Yeona sudah berpikir bahwa bukan dirinya takut kehilangan segalanya yang ia punya kini, terlebih apa yang dimiliki Junkyu. Namun, Yeona menyadari bahwa dirinya lebih takut kehilangan Junkyu. Yang lainnya mungkin Yeona bisa mendapatkannya lagi suatu hari nanti dengan segala usahanya. Tetapi, Junkyu? Hanya satu di dunia ini. Dan Yeona takut kehilangannya.
"Kyu, bangun!" Yeona sudah duduk di atas perut Junkyu dan memainkan wajah Junkyu dengan jari-jarinya. "Kalau tidak mau bangun, aku pergi sendiri saja," ancamnya.
Dengan amat berat, kelopak mata Junkyu bergetar dan perlahan terbuka.
"Kamu itu seperti orang yang tidak pernah tidur, Kyu. Sekarang sudah jam makan siang... Kamu melewatkan sarapan. Aku tadi sarapan croissant, aku sempat turun ke restoran tadi pagi."
Mata Junkyu terbuka lebar setelah mendengar penjelasan istrinya yang keluar kamar sendirian. "Kamu sendirian? Kenapa nggak bangunin aku?"
Yeona kembali memutar bola matanya, "kamu sudah aku bangunin tapi cuma balik badan dan kembali tidur." Bibir Yeona maju beberapa senti seperti bebek.
Melihat itu Junkyu jadi gemas sendiri. Tubuh Yeona yang masih berada di atas tubuhnya, membuat Junkyu menginginkan hal lain.
"Apa?" tanya Yeona saat melihat suaminya yang sedang menatapnya penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Our Marriage // 💎 Kim Junkyu ✅
FanficPublish : 9 Maret 2024 Finish : 9 September 2024 So Yeona hanya seorang perempuan yang mencintai suaminya, Junkyu. Pria yang pernah menjadi cinta pertama dan mungkin menjadi cinta terakhir baginya. Kehadiran Junkyu membuat Yeona mengerti akan warna...