Bab 17

393 38 20
                                    

*cengar-cengir pasti kalian 😁

[]

Junkyu melepaskan ciumannya dan memberi jarak untuk menghirup napas. Ia menempelkan keningnya di kening Yeona. Dengan napas terengah, bibir yang masih terbuka dan basah. Yeona tahu betul kalau jeda ini adalah sebuah penantian. Bukan penantian dari pertanyaan 'boleh atau tidak', melainkan penantian sebuah jawaban yang akan menjadi titik balik kisah mereka.

Tangan Yeona merosot, ia tertegun sejenak. Anggap saja kali ini adalah kebodohan terbesar dalam hidupnya. Karena Yeona tidak mampu mempertahankan harga dirinya dihadapan Junkyu.

Kini Yeona pun menginginkan Junkyu seutuhnya. Tangannya meraba dada Junkyu yang bidang, lalu perlahan naik ke tengkuk dan melingkari kedua tangannya disana. Meremas rambut Junkyu yang masih lembab. Perlahan Yeona mendongak dan agak berjinjit untuk mencapai kembali bibir Junkyu yang masih menanti.

Yeona tidak peduli lagi dengan yang telah terjadi padanya beberapa bulan belakangan ini. Sekarang yang diinginkannya adalah Junkyu, ingin memilikinya secara utuh.

Tubuh Yeona serasa melayang ketika Junkyu meletakkan tubuh Yeona di atas meja makan. Meletakkan piring bekas sarapan di wastafel sepertinya memang sudah takdir atau sebenarnya kode? Entahlah, yang penting saat ini Junkyu telah melahap bibir, melesakkan lidahnya, dan mereka kembali larut dalam ciuman yang sempat terjeda, kini lebih liar dan panas.

Yeona kini telah menyerah ketika Junkyu melepaskan satu persatu kancing kemejanya. Bahkan menyingkap roknya hingga ke atas lutut. Junkyu meraba paha dalam Yeona dengan lembut.

Pria itu kini menjauhkan kepalanya, untuk melepaskan kemejanya dan melemparkannya asal. Lalu, kembali mendekat bukan untuk mencium bibir Yeona, tetapi mencium lembut leher Yeona, menjilatnya dan turun kebagian dada, bersamaan dengan satu tangannya yang sudah meremas bagian yang lain.

Desahan Yeona tak tertahankan ketika puncak dadanya terasa hangat dan basah saat bibir Junkyu memberikan jejak disana.

"Kyu," desahnya.

Tangan Junkyu yang perlahan kembali turun ke paha, untuk sesaat Junkyu menjeda kegiatannya. Lantas, ia mengangkat wajahnya untuk melihat tangannya sendiri yang merobek stoking hitam yang dipakai Yeona.

"Kyu!" seru Yeona saat mendengar suara robekan yang begitu kencang. Tubuhnya juga sedikit goyang, karena Junkyu membelahnya dengan begitu kuat.

Junkyu menampilkan smirknya, "aku akan membelikannya yang baru, jika perlu pabriknya aku belikan untuk mu."

Yeona pasrah, selain stoking, Junkyu juga melepaskan celana tipis yang menjadi penutup terakhir inti tubuhnya. Junkyu meraba, menekan pelan dan menyelipkan jari tengahnya ke dalam pangkal pahanya.

Rintihan Yeona tidak lagi tertahankan, sembari meremas rambut Junkyu yang sudah acak. Sedangkan wajah Junkyu sudah kembali membasahi dada Yeona, memberikan hisapan dan memainkannya dengan lidahnya yang basah. Jarinya sibuk bergerak keluar masuk dengan lembut.

Sesekali Junkyu menatap Yeona, seolah olah ingin memastikan bahwa ... Apa yang sedang dilakukannya tepat. Dan terbukti, dengan Yeona yang kembali merintih dan mendesah dengan mata yang memejam, sesekali menggigit bibirnya sendiri.

"Kyu, lebih cepat!"

Junkyu tersenyum miring, merasa senang dan menang ketika mendapatkan titah , ia pun mempercepat gerakannya dan hisapan pada puncak dada Yeona pun ia lanjutkan. Hingga Junkyu merasakan tangannya dijepit, paha yang saling merapat, tubuh yang gemetar dan rintihan tertahan panjang.

Junkyu mengusap pangkal paha Yeona dengan lembut, untuk memberikan rileksasi setelah mengejang beberapa saat. Wajah Yeona yang sendu, mata yang sayu, membuat Junkyu tidak bisa menahan senyumnya.

Save Our Marriage // 💎 Kim Junkyu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang