Bab 21

331 36 18
                                    

Sesampainya di kantor, Karina, Haruto dan Jeongwoo sudah menunggu Yeona di pantry. Sudah berhari-hari izin tidak masuk kerja, membuat Yeona dirindukan.

"Kan bener apa aku bilang! Dia pasti bulan madu sama bos kita," sinis Karina, tapi hanya berpura-pura. Karena Karina melihat Yeona menggerai rambutnya, memakai pakaian berkerah, menutup sebagian lehernya, tapi gagal.

Yeona hanya bisa tersenyum malu. Mendekati 3 sahabatnya. Haruto memberikan segelas kopi untuknya.

"Jadi, kabar kamu sedang honeymoon itu benar?" Tanya Haruto, senyumnya agak terpaksa.

"Aku sakit. Beneran sakit. Yang nyebar gosip itu siapa sih?" Yeona menyesap kopi pemberian Ruto.

"Suamimu!" Haruto dan Karina menjawab bersamaan. Jeongwoo cekikikan di samping Karina.

Untung saja Yeona tidak tersedak kopi. Ia hanya menyemburkan cairan hitam itu keluar, mengenai meja, Karina dengan refleks langsung mundur menjauhi meja. Sedangkan Haruto dengan sigap mengambil tissue di meja sebrang. Jeongwoo menjaga Karina supaya tidak jatuh sambil tertawa.

"Kalian ini ngada-ngada," bantah Yeona.

"Kami tidak mengada-ada. Pak Junkyu sendiri yang bilang pada kami. Kalau kamu sakit karena kecapekan, ngurus suamimu sampai malam. Apalagi coba kalau bukan honeymoon." Mata Karina mendelik sebal. "Mendengar itu dari mulut Pak Junkyu, rasanya aku ingin melipat mejaku saat itu juga. Aku baru kali ini lihat Pak Junkyu, atasan kita itu sumringah seharian."

Yeona ikut tersenyum mendengarnya.

"Seperti kamu sekarang ini, senyum-senyum nggak jelas." Karina kembali mendelik sebal sambil geleng-geleng kepala.

"Kamu jangan iri. Ada aku," ucap Jeongwoo berusaha menenangkannya.

"Kamu? Ya! PARK JEONGWOO! KAMU ITU MENYEBALKAN. KAMU DATANG PADAKU KALAU BUTUH SAJA. GUNAKAN PONSEL MU UNTUK HUBUNGI AKU. KIRIM KABAR ATAU TANYA SESUATU PADAKU. KAMU MENYEBALKAN." Karina memukul bahu Jeongwoo dan berjalan menuju pintu keluar.

Jeongwoo panik, menatap Haruto dan Yeona bergantian. Sampai mendapatkan anggukan dari Haruto, baru Jeongwoo benar-benar mengejarnya.

Tanpa sadar Yeona tertawa melihat tingkah teman-temannya. Mungkin karena suasana hati Yeona juga yang bagus, makanya ia lebih mudah tersenyum.

Haruto pun tersenyum melihat Yeona yang tersenyum begitu lepas. Meskipun hatinya sakit, tapi melihat Yeona tersenyum seperti itu, membuatnya ikut senang juga. Pasalnya, senyum itu baru terlihat lagi setelah sekian lama.

"Jadi, kamu sudah baikan dengan suamimu?"

Senyum Yeona memudar, mendengar pertanyaan dari Haruto yang kini sedang menyesap kopinya.

"Sebenarnya kami tidak bertengkar. Hanya aku yang egois," jelas Yeona sambil menunduk menatap jarinya yang sedang memainkan bibir cangkirnya.

"Setidaknya hubungan kalian sudah membaik. Aku senang Junkyu akhirnya bisa tersenyum, seperti dirimu saat ini. Junkyu dengan wajah cerianya sudah kembali. Kamu pun sama." Haruto menghabiskan kopinya dalam satu tegukan.

Yeona melihat jakun Haruto yang naik turun. Pria yang memiliki darah Jepang itu, pernah membuatnya terpesona, tapi tidak sampai jatuh cinta.

"Jangan menatapku, nanti kamu jatuh cinta," sindir Haruto sambil melirik jahil ke Yeona.

"Ish, Kepedean." Yeona kembali tersenyum dan Haruto pun ikut tersenyum.

"Aku benar-benar ingin melihatmu bahagia, Yeona-ssi. Kalau terjadi sesuatu padamu, aku harap kamu bisa atau mau mengandalkan aku. Aku akan bersiap membantu mu," ujarnya sungguh-sungguh.

Save Our Marriage // 💎 Kim Junkyu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang