- 7 -

459 41 1
                                    


                              ———

TYPO BERTEBARAN!

Di waktu Baskara sedang memancarkan sinar kematian nya, Alpha sedang emosi karena sang adek tidak mengangkat telfon nya.

Alpha mencoba sekali lagi namun kali ini video call, dan syukur nya di angkat, Alpha terkejut karena ternyata Thea sedang berduaan di kamar hotel, mereka hanya di tutupi bed cover berwarna putih.

"Anj*ng" umpat Alpha reflek dengan suara yang cukup keras.

"Sssttt, Jesper lagi tidur lu mau apa sih" Bisik Thea kesal.

"Bisa beliin gue pizza gak? Gue lagi ngidam nih" pinta Alpha sedikit membujuk.

"Lu bunting sama siapa" balas Thea lagi sambil mengerutkan kening nya.

"Kaga njir, cuma pengen aja"

"Yaudah nanti, bye" Thea langsung mematikan video call tersebut, Alpha hanya menghela nafas kasar.

Alpha merasa bosan karena hanya menghabiskan waktu dikamar, ia memutuskan untuk ke lantai bawah, saat di bawah Alpha dia salfok karena ada beberapa kemasan biji kopi di atas meja.

Kebetulan salah satu pelayan lewat, Alpha memanggil pelayan tersebut.

"Bi ini punya siapa ya?" Tanya Alpha sambil mengamati barang-barang tersebut.

"Oh ini punya nyonya Pasha, tapi dia pergi sebentar" jawab bibi sopan.

"Ohh gitu bi, yaudah bibi boleh pergi" respon Alpha dengan wajah sedikit ramah.

Baru saja bibi pergi dari sekitar situ Pasha datang, "Napa lu liat sampe segitu nya" tanya Pasha.

Alpha menoleh ke arah sang pemilik suara tersebut, "ohh ini cuma liat aja, tumben lu nyimpen beginian" balas nya.

"Ini bukan buat gue"

"Terus buat siapa? Si Thea?" Alpha mengambil salah satu kemasan biji kopi itu, dia mencoba menghirup aroma dari biji kopi, lalu dia terdiam mematung.

"Bukan, ini untuk pekerja disini, kenapa? kau tidak asing dengan aroma nya?" Pasha sudah bisa menebak nya, dia tersenyum miring.

Alpha menaruh biji kopi itu kembali dan menatap ke arah Pasha, "apa ini biji kopi dari wanita itu?" Tanya Alpha sedikit ragu.

"Of course, apa kau tidak tau wangi khas cafe dia?" Sekarang gantian Pasha yang mengambil biji kopi itu lalu mencium aroma nya, dia serasa terhipnotis karena aroma nya sungguh bikin candu.

"Apa kau berusaha membuat ku mengingat tentang wanita itu?" Ujar Alpha mulai sedikit marah.

"Turun kan ke PD-an mu itu, niat ku baik untuk pekerja disini bukan untuk kau" pungkas Pasha.

"Aku bukan ke PD-an , namun aku tau sifat mu kayak mana" balas Alpha lalu pergi.

Pasha melihat Alpha yang menjauh, dia menghela nafas "Gue harap lu ga menyesal sebelum terlambat Yakult"

Pukul 4 sore akhirnya Thea balik ke rumah, Alpha sedari tadi sudah memasang wajah cemberutnya, ia menatap tajam ke arah Thea.

"Kemana aja lo, mana pizza gue" Celetuk Alpha sambil mengamati Thea.

"Nih" wanita itu menaruh pizza di atas sofa.

Alpha membuka pizza itu lalu tersenyum senang, sekian lama menunggu akhirnya terkabul.

Tiba-tiba Pasha datang dari arah samping Thea, "Lu habis ke hotel ya?"
Sahut Pasha.

Kepala Alpha dan Thea langsung menoleh ke arah Pasha, "Bagaimana kau tau?" Tanya Thea sedikit panik.

"Cupang lo anj keliatan" Bukan Pasha yang menjawab pertanyaan itu, namun si Alpha.

Thea juga melirik ke arah Alpha, dia menelan ludah karena pasti dia akan mendapatkan pidato panjang dari dua kakak sialan nya.

"Hey tenang lah kawan, aku tidak akan memarahi mu, aku hanya ingin memberi saran kalo leher mu supaya di tutupi scarf printing" Ujar Pasha dengan wajah sedikit meledek.

Wajah Thea berubah sedikit lebih tenang, "ohh kirain kalian mau berpidato panjang."

Thea mencium aroma yang tak asing dengan nya, "kak apa wangi ini di cafe Gadis?" Tanya Thea.

"Iya, lu suka kaga?" Jawab Pasha mengeluarkan aroma biji kopi, lalu ia memberikan pada Thea.

"Ini beneran buat gue?"

"Hmm ambil lah, Gadis nitip buat lu tadi"

"Yessss, Gadis emang yang terbaik" Thea menerima dengan senang hati.

Alpha menatap mereka sinis, seolah-olah dia tidak suka dengan aroma tersebut.

"Anj*ng si Thea kok dapat gue yang pacar nya malah kaga dapat" Batin Alpha.

————

Waktu malam tiba, seperti biasa sang papa tidak ikut makan malam hanya ada tiga wanita itu, mereka sudah ingin selesai makan.

Ponsel Thea tiba-tiba berdering ternyata kekasihnya Jesper menelepon nya, "kak duluan ya" Pamit Thea buru-buru pergi ke kamar.

Pasha dan Alpha melihat hal itu seperti hal biasa, sang adek malah terlihat lebih sibuk daripada mereka.
Tak tau tiba-tiba ponsel Pasha ikut seperti dengan ponsel Thea ada panggilan masuk.

Senyum terukir di wajah Pasha ternyata pujaan hati sedang menelepon, dia bangkit dari duduk dan langsung pergi.

Hanya Alpha yang tersisa sendiri, dia memasang wajah sedih, sekarang semua saudara telah sibuk dengan kisah asmaranya masing-masing, jujur saja Alpha kesepian dengan hari-hari nya, walau penuh kesibukan namun hati nya kosong.

Alpha tersenyum kecut.
"Apa gue harus cari pacar ya?"

————

Sorry ya part ini agak panjang 🙏
Kemarin siapa yg minta double part 🗿?

Ok sekian dari author, makasih dan bye 😘

THREE LITTLE FOXES (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang