"Meen disini panas sekali, apa kau sudah menemukan obatnya? kurasa demamku makin tinggi."
"Meen tubuhku terlalu panas, bolehkah aku membuka semua pakaian ini?"
"Meen, tubuhku tidak enak. Ini aneh."
"Meen, apakah aku kena COVID?"
"Meen?"
"Meen, kau tidak ingin menjawab pertanyaanku?"
"Kamu lagi telpon siapa? Kamu lagi telpon Kak Luna atau Kak Angel?"
Meen pun segera mengakhiri panggilan itu, dan menghampiri Ping. Duduk tepat disamping Ping.
Ping memasang wajah sedih, wajahnya begitu merah madam, dan bau feromonna pun semakin memabukkan. Ping mengangkat setngah tubuhnya dan menyenderkannya pada tubuh Meen yang besar serta terkihat kokoh itu.
"Meenn~"
"Kenapa Ping? Gerah ya? tunggu sebentar ya, aku tadi sudah telpon Bu Maya penjaga klinik kampus untuk membawakanmu obat. Kamu istirahat dulu ya."
Ping memasang raut wajah kesal, bibirnya mengerucut seperti seekor anak bebek.
"Kamu tau gak? Kamu hari ini ganteng banget, mana wangi, kamu mau kemana?"
"Apa maksudmu?"
"Apa kamu menggunakan parfume baru hari ini? Aku suka, Ping suka baunya, apa kamu memang seharum ini? Kenapa kamu tak pernah memakai parfum ini ketika bersama ku? Sediihhh."
"Aku..." seketika suaranya tak bisa keluar, apa yang Ping maksud adalah bau feromonku? Apakah dia bisa menciumnya?
Ping terdiam cukup lama, memandangi wajah Meen yang ternyata dia baru sadar bahwa teman kecilnya itu begitu tampan. Jari telunjuknya penyapu hidung mancung milik Meen, mengusap alis tebalnya, turun ke mata, ke pipi, dan bibir bawah Meen yang tebal.
"Hidung kamu mancung, mata kamu juga tegas cakep banget, pipi kamu halus, bibir kamu..."
"Kenapa?"
"Ping sedih..."
"Ping sedih kenapa?"
"Masa Kak Angel udah nyobain bibirnya Meen, pasti kenyal."
"Aku bahkan tidak menyentuhnya sama sekali. Kamu ini bicara apa."
Ditengah percakapan itu, Bu Maya dan Kak Luna pun datang. Mereka berniat memberikan obat untuk Ping untuk meredakan bau feromonnya, dan juga rasa panas yang sedang Ping rasakan kini.
Meen bangun dan menghampiri Bu May dan Kak Luna tak jauh dari posisinya saat ini.
"Bu May, Kak Luna."
"Apa kau sudah melakukan sesuatu pada Ping?" tanya Luna tanpa aba-aba
"Maksud Kak Luna?"
"Kamu tau kan kalau dia kini sedang masa heat, bahkan seisi sekolah ini sudah bau feromon Ping sepanajng jalan gue kesini."
Meen hanya mengangguk, tak memberi jawaban lain.
"Gue awa obat dari lab, tapi ini hanya sementara, sepertinya memang sudah waktunya."
"Tapi apakah Ping akan baik-baik saja Kak Luna? Aku khawatir sesuatu hal buruk terjadi padanya jika semua orang tau bahwa dia seorang omega."
"Lu sama Ping udah sama-sama gede juga, gua yakin dia juga udah bisa jaga diirnya baik-baik dan lu juga, gua yakin lu udah bisa jagain dia buat gue sama Bunda. Lu harus selesaiin ini semua Meen. Cuman ada satu cara suapaya masa heat nya Ping tidak menyakitkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDHOOD | MEENPING
FanfictionTadinya disini tuh ada deskripsi tapi gak tau dah yee kayak udeh baca aja lah yaaa... Happy reading aja dari saya. Don't forget to leave your sign, give love to meenping if you like my story woof yuuu 🐼🐺