Pukul 7 pagi, alarm berdering dengan berisiknya masuk kedalam gendang telinga. Ping sang pemilik ponsel tetap tidur terlelap memeluk Meen dengan cukup erat. Meen berhasil terbagun dan mematikan alarm tersebut.
"Ping, bangun, alarm kamu bunyi tuh. Kamu ada urusan kah sampai pasang alarm sepagi itu? Ini hari sbantu, bukannya gak ada kelas?" tanya Meen lembut sembari mengelus surai coklat Ping.
"Ung? udah jam 7? kan hari ini latihan terkahir bukan? gue mau bikin cookies buat temen-temen lu di tim basket."
"Tiba-tiba?"
"Nggak tiba-tiba, udah gue rencanain dari lama, kan hari ini latihan terakhir bukan?"
"Nggak, masih ada minggu depan."
"Loh? Salah prediksi dong?" Meen tersenyum.
"Ya udah kamu balik tidur aja, nggak usah jadi buat cookiesnya."
"Ihh gak mau, sayang udah beli bahan, gak apa sih tetep buat aja."
"Ya udah terserah, jadi mau bangun apa nggak?"
"15 menit lagi boleh?"
"Boleh, tapi aku bangun mau turun."
"Haus."
"Gue juga, Ping juga haus."
"Ya udah, aku turun ambil minum, kamu lanjut lagi aja tidurnya." Ping mengangguk dan kembali memejamkan matanya.
Meen berjalan menuruni tangga menuju dapur untuk mengambil botol minum. Dituangkannya ke dalam gelas untuk ia bawa ke kamar supaya Ping bisa meminumnya.
"Lah udah bangun lu?" tanya kak Luna.
"Baru kak."
"Sini deh Meen duduk dulu bentar." Meen mengangguk dan menghampiri kak Luna.
"Kenapa kak?" tanya Meen penasaran.
"Proges lu sama si Ping udah sampe mana?"
"Apanya?"
"Yaellah, lu udah tidur sama dia, tiap hari kalau tidur tu anak mesti dikelon, cuddle ala-ala. Masa iya masih gini-gini aja?"
Pertanyaan tiba-tiba dari kak Luna berhasil membuat Meen mematung dan membuat mukanya hampir merah matang.
"Gak usah malu-malu lu cerita aja sama gue, gue bantuin. Tu anak kalau gak lu yang maju otaknya gak nyampe. Kalau kata gue mah tu anak suka juga sama lu cuman bloon aja."
"Apaan sih kak, aku biasa aja. Lagian kan emang aku niatnya cuman suka, gak harus milikin si Ping juga."
"Hooeekkk. Eh gak ada ya peribahasa begitu. Lu aja kalau liat Ping suka diantar jemput sama seniornya kesel kan lu? Lu liat dia bareng si Sam tiap hari aja kesel. Mana ada temen begitu."
"Ya gimanak kak? Kalau ternyata Ping gak suka aku, nanti malah..."
"Nggak, percaya sama gue."
"Ya udah ah kak, itu mah urusan nanti aja, lagian aku juga nyaman aja kayak gini."
"Yaahh gak seru lu, masa lu cuman nyoblos dia sekali pas dia heat mendadak itu, lu gak mau nyoblos dia secara...."
"Kak!!!"
"Oke oke, gue diem aja deh. Tapi kalau ada butuh apa-apa lu jangan malu-malu buat cerita sama gue."
Meen mengangguk paham, dan kini berjalan meninggalkan Kak Luna sendirian di meja makan. Menuju kamar sembari membawa secangkir air untuk Ping.
"Ping, ayok bangun, ini airnya." ucap Meen sembari mengusap lembut pucuk kepala Ping.
"Kok lu lama banget ambil minumnya, bahkan lewat 15 menit."

KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDHOOD | MEENPING
FanfictionTadinya disini tuh ada deskripsi tapi gak tau dah yee kayak udeh baca aja lah yaaa... Happy reading aja dari saya. Don't forget to leave your sign, give love to meenping if you like my story woof yuuu 🐼🐺