"Nih siomay punya lu!" ucap Sam sembari menyodorkan piring yang penuh dengan siomay.
"Siomay donag nih?"
"Orang mah bilang makasih yaaa anjirr lu."
"Hehhe"
"Lu udah utang cerita sama gue,
Mereka berdua menikmati udara sore sembari duduk di taman kota dan menikmati betapa lezatnya siomay abang-abang. Ditengah santap ponsel Sam berdering. Seketika mata Sam terbuka lebar setelah membaca nama yang muncul pada layar ponselnya "PAWANGNYA PING" alias Meen.
Ping yang memperhatikan temannya itu yang terlihat kaget "Kenapa muka lu? Ditelpon DC Paylater lu ya?"
Sam menunjukan ponselnya tepat di wajah Ping, Ping membaca nama yang muncul pada notifikasi panggilan tersebut "Pawangnya Ping? Siapa pawangnya gue?," tanya Ping bingung.
"Si Meen, kocak!"
"Kok dia telpon lu?"
"Mana gue tau!! Hp lu mati?"
Ping dengan segera merogoh ponsel yang ada di dalam saku celananya dan terkekeh jelek "Lah iya?!"
"Cookkkk!! tapi lu udah ngabarin bunda atau si Meen soal lu katanya gak akan balik itu?"
"Belum."
Sam yang sudah kehabisan kata-kata akhirnya menerima panggilan itu. Matanya menatap tajam ke arah Ping gue bocorin yaaa.
"Eh Meen, ada apa?"
"Ping sama lu?" tanya Meen dengan suaranya yang menakutkan. Hanya mendengar suaranya saja semua orang akan tau kalau dia sedang marah.
"Eh iya ada nih bocahnya."
"Bisa minta tolong kasihin hp lu ke Ping nggak?"
"Oh tentu bisa," Sam memberikan ponselnya kepada Ping "Nih."
Sialan, Ping menggerutu, wajahnya kesal. Kenapa temannya gak bilang kalau dirinya sedang tidur atau apalah agar tidak usah berbicara dengan Meen. tapi apa boleh buat, Ping mearih ponsel itu dan menekan tombol speaker agar Sam pun bisa mendengar percakapan mereka.
"Eh, Meen..." ucap Ping gugup.
"Dimana?" suara tegas milik Meen berhasil membuat jantung Ping seketika berhenti, ini lebih seram dari amarah bunda dan kak Luna.
"Gue jelasin dulu."
"Dimana?"
"Meeennn jangan marah, maaf."
"Aku tanya kamu dimana?"
"Lagi di taman kota makan siomay."
"Aku kesana!" Ntah apa yang merasuki Ping, Ping tiba-tiba menangis, suaranya begitu kencang hingga penjuru tamanpun sepertinya bisa mendengarnya. Sam pun dibuat terkejut dengan tindakan tiba-tiba Ping.
"Hey Ping, kamu nangis kenapa? Kamu kenapa?" suara Meen mulai lembut dan bergetar, dirinya khawatir.
"Jangan maraaaahhhh."
"Aku gak marah."
"Bohong! Buktinya lu tanya gue dengan suara itu?! Gue gak suka... Hiks"
"... Iya nggak, aku minta maaf ya, aku gak marah, cuman khawatir."
"Ya udah jangan kesini."
"Ping, aku cuman mau tau kamu dimana. Aku cuman mau jemput kamu pulang. Bunda khawatir juga, hp kamu gak bisa dihubungin, aku cuman mau jemput kamu pulang ini sudah malam. Semua orang khawatir."

KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDHOOD | MEENPING
FanfictionTadinya disini tuh ada deskripsi tapi gak tau dah yee kayak udeh baca aja lah yaaa... Happy reading aja dari saya. Don't forget to leave your sign, give love to meenping if you like my story woof yuuu 🐼🐺