Pusat perbelanjaan terkenal di pusat ibu kota ini penuh dengan orang yang datang untuk berbelanja atau makan malam. Dan salah satu dari orang- orang itu mungkin adalah sekelompok dokter yang bertemu untuk makan malam di restoran Jepang terkenal. Namun nampaknya dokter yang terakhir kali masuk ke dalam restoran itu sedang diawasi oleh ketiga sahabat terdekatnya secara bersamaan.
"Dr. Lada, kenapa hari ini kamu membuat janji makan di pusat perbelanjaan ini?" Seorang pria muda menyerahkan kembali menunya kepada staf ketika semua orang telah selesai memesan makanan yang mereka inginkan.
"Aku ingin makan Sushi."
"Kamu bohong, biasanya kamu tidak suka datang ke mall, Dr. Lada."
"Restoran Jepang di luar lebih enak daripada yang di mall." Bukan hanya Tankhun yang menemukan ada yang tidak beres pada Dr. Fah-Lada ketika dua dokter lainnya juga sependapat dengannya.
"Hari ini, kalian terlalu sering bertanya." Meskipun ekspresi Dr. Fah-lada tetap tenang tetapi di dalam hatinya dia merasa bersemangat. Karena ini pertama kalinya ia berkencan dengan aktris wanita di department store terkenal ini karena berdekatan dengan acara dimana aktris wanita harus mempromosikan produk yang ia bawakan.
"Tingkahmu sangat mencurigakan, Dr. Lada."
"Jadi, kamu sudah menanyakan alasan putusnya pada Earn?" Makanan mulai tersaji, namun hal itu tidak membuat rasa penasaran Dr. Bow hilang.
"Aku tidak bertanya."
"Lalu bagaimana kamu mengetahui hal ini? Apa kamu bisa kembali dengan Earn?" Meski sedang memakan sepotong ikan mentah yang lezat di mulutnya, banyak dokter yang terus menanyakan pertanyaan yang ingin mereka ketahui. Mempertahankan konsep makan dalam jumlah besar tetapi hal yang ingin mereka ketahui juga begitu besar."Semakin banyak ditanya, semakin sakit. Mungkin lebih baik tidak mengetahuinya."
"Ouch! Lada berbicara dengan senang hati. Aku sangat ingin menjadi sepertimu. Jadi, aku tidak akan terlalu banyak berpikir dan kembali bersama mantanku."
"Cukup Tankhun, mari kita dengarkan cerita Dr. Lada. Aku di sini bukan untuk mendengarkan cerita pacarmu." Dr. Prem buru-buru menghentikan temannya dan segera ke pointnya. Jika dia memulai ceritanya, makan malam ini tidak akan berakhir hanya dengan makanan Jepang saja.
"Lada, kamu tidak mau bertanya padanya?"
"Kurasa aku tidak akan bertanya kecuali dia sendiri yang mengatakannya. Dan aku tidak percaya pemuda berambut pirang yang dia maksud hari itu adalah pacar barunya. Karena tidak ada yang menunjukkan bahwa dia pernah bersama dan menyukai pria berambut pirang itu." Bukannya dia tidak ingin mengetahui alasannya tetapi perasaannya saat kembali dan mengalaminya membuatnya sadar bahwa aktris tersebut juga tidak melupakannya. Cara dia mendekorasi kamarnya atau bahkan foto di kamar menunjukkan bahwa mereka masih saling mencintai.
"Pria berambut pirang?"
"Pria yang Earn beritahukan padaku bahwa dia berkencan saat aku sedang sibuk dan saling mencintai dengan sangat manis." Meski itu hanya cerita dari masa lalu, namun Dr. Fah-lada telah membiarkan emosinya menyelinap ke dalamnya.
"Wanita yang mencintai wanita, menurutku mereka tidak bisa berubah menjadi menyukai pria."
"Tapi menurutku tidak. Hal seperti ini tidak bisa diprediksi." Suara Tankhun membuat semua orang di meja terdiam. Pasalnya, Tankhun putus dengan kekasihnya (boyfriend) karena berpacaran dengan seorang wanita. Atau bahkan Dr. Fah-lada yang dicampakkan karena pacarnya menemukan cinta dengan pria berambut pirang.
"Lada, tadi kamu bilang Earn tiba-tiba putus denganmu tanpa ada tanda- tandanya. Menurutku itu aneh. Kalau ada orang yang mencoba putus pasti ada yang mencurigakan. Pacarku itu kecanduan ponsel, sering bepergian atau mengeluarkan suara yang mengganggu."
"Ya, aku setuju dengan Dokter Bow.""Earn tiba-tiba putus denganku. Jadi, aku menanyakan alasannya dan memohon padanya untuk tidak putus." Setiap kali dia memikirkan masa lalu mereka, dia masih terluka.
"Aku pikir daripada pusing menganalisis masalah ini, bukankah lebih baik jika Lada bertanya Earn lagi?"
"Bahkan jika aku bertanya, Earn tidak akan memberitahuku. Dia terlihat seperti orang yang santai, tapi dia sangat keras kepala."
"Dia mungkin hanya keras kepala padamu." Ucapan menggoda temannya membuat wajah Dr. Fah-Lada memerah karena malu.
"Aku pikir Earn tidak akan memberitahumu alasannya. Hanya ada dua kasus yang masuk akal."
"Apa itu Dr. Bow?"
"Salah satu alasannya adalah keluarga Earn, dan alasan lainnya adalah keluargamu, Dr. Lada." Di akhir perkataan Dr. Bow, semua orang di meja makan kembali terdiam. Bahkan Dr. Fah-lada perlahan meletakkan sumpit di tangannya dan mempertimbangkan apa yang dikatakan temannya. Bagaimana bisa seperti yang dikatakan Dr. Bow?
"Apakah maksudmu ada yang memerintahkan Earn untuk putus dengan Dr. Lada?"
"Iya, kalian pikirkan, belum ada tanda-tanda putus. Dan perpisahan itu terjadi di saat yang tepat. Tidak lama setelah mereka putus, mereka langsung terbang kembali ke Thailand."
"Apakah kamu terlalu banyak berpikir, Dr. Bow?"
"Lebih baik berpikir terlalu banyak. Lada, jika kamu tidak ingin ada sesuatu yang belum terselesaikan, kamu bisa dengan lembut membuat Earn mengatakan yang sebenarnya."
"Tetapi sekarang kita harus makan. Supku sudah dingin." Suasana suram hilang saat mereka membicarakan hal lain, mereka bisa tertawa sesekali. Tapi Dr. Fah-lada bukannya tidak memikirkan perkataan temannya.
Dia harus mengetahui alasannya atau membiarkannya, lalu memulai hubungan lagi. Tidak bisa dipungkiri ia masih mencintai wanita bernama Sanithada Phongpipat itu, karena kini hati Dr. Fah-lada Thananusak berhenti menyembunyikan perasaan cintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Us
RomanceTas mewah diletakkan di samping meja dan seorang wanita berwajah cantik dan bertubuh seksi idaman. Dia melepas pakaian dan jubahnya yang menceritakan karirnya. Tubuh nyaris telanjang ditutupi atasan bra dan celana dalam. Dia menarik rambutnya dengan...