Gayatri membulatkan matanya karena terkejut, bagaimana bisa tiba-tiba ada api?
Jika terus seperti ini, maka dia akan terpanggang dalam kobaran api ini.
Gayatri mencari-cari cara untuk lolos dari tempat ini, dia menggedor-gedor pintu tetapi tidak berhasil setelahnya dia menatap ke sekeliling, dan ternyata semuanya hanya tembok.
"Apa aku akan mati disini?"Gayatri mendesah panjang.
Sepertinya memang demikian, bagaimanapun tidak ada yang mengharapkan kehadirannya.
Dia hanya anak yang tidak diinginkannya. Gayatri menunduk dan memeluk dirinya sendiri, dia menutup matanya dan mulai mengingat kenangan masa lalu.
Mulai dari kenangan dia diabaikan, dihina dan dipandang rendah. Hingga saat dia bertemu keluarga barunya yang penuh suka cita.
"Aku tidak menyesali semua yang aku perbuat, hanya ini cukup disayangkan. Apa aku harus membiarkan pipi Ibu Kunti penuh dengan air mata karena kepergian ku?"desah Gayatri sedih.
"Setelah kepergian ku, dia pasti akan bahagia "sinis Gayatri sambil mengingat wajah Raja Destarasta.
"Dikehidupan selanjutnya, semoga kamu tidak memiliki anak seperti ku, jika tidak maka kamu pasti akan merasa malu kan?"Gayatri menutup matanya karena lelah.
Asap telah banyak masuk ke kerongkongan dan matanya sudah sangat berat.
Dia ingin tidur, mari kita pergi ketidur yang damai.
Tidak akan ada lagi yang akan membangunkan dari mimpi yang indah ini, aku hanya perlu menutup mata ku, maka semua kesedihan ini akan menguap.
Disaat-saat kepasrahan dirinya akan takdir yang akan dihadapinya, Gayatri tidak percaya jika yang menyelamatkan dirinya adalah Raja Destarasta!
"Panggil Tabib!!"teriak Destarasta.
Akhirnya semua orang mulai sibuk memadamkan api, ataupun memanggil Tabib.
Destarasta memeluk Gayatri kecil dalam pelukannya dan membawanya ke kamar pribadi milik Raja Destarasta.
***
"Apa? Gayatri terjebak kebakaran?! Sekarang dimana dia?!"tanya Ratu Kunti khawatir keberadaan Putrinya.
"Dia sekarang berada dikamar Yang Mulia Raja Destarasta"ucap pelayan itu.
"Dikamar Yang Mulia?"Ratu Kunti sedikit ragu, kenapa Raja Destarasta tiba-tiba peduli pada Gayatri?
Meskipun dia ragu, tetapi langkah kakinya tidak ragu-ragu untuk langsung berjalan dan menemui putrinya.
Para Pandawa yang juga khawatir dengan keadaan Gayatri, akhirnya mengikuti ibu mereka untuk menemui Gayatri.
***
"Kamu sudah sadar?"ucap Destarasta dengan tatapan rumit.
Jika dia tidak memintanya untuk kesana, maka anak ini tidak akan mengalami kejadian mengerikan itu.
"Yang Mulia?"Gayatri mengerutkan keningnya, kenapa dia berada dikamar Yang Mulia?
Bahkan jika dia selamatkan olehnya, tidak perlu sampai membuat kasurnya kotor, karena keberadaannya.
"Maafkan aku Yang Mulia, sepertinya aku membuat kasur mu kotor, aku akan mencucinya sendiri nanti"Gayatri turun dari kasur Raja Destarasta.
Lalu menunduk hormat pada Raja Destarasta, "Maafkan aku karena merepotkan mu, Yang Mulia. Aku akan berterima kasih atas pertolongan ini! Saya tidak akan mengganggu istirahat berharga anda lagi, salam"
Raja Destarasta ingin mengatakan sesuatu, tetapi setelahnya dia tidak tau ingin berucap apa.
Akhirnya dia hanya bisa membiarkan Gayatri pergi meninggalkannya sendirian, dalam ruangan itu.
Setelah Gayatri keluar dari kamar Raja, dia melihat ibu Kunti dan kakak-kakaknya berlari kearahnya. Sepertinya dia khawatir dengan keadaannya.
"Gayatri! Apa kamu terluka?"tanya Ratu Kunti khawatir.
"Tidak ada luka, berkat Yang Mulia Destarasta. Aku tidak terluka sedikitpun"ucap Gayatri dengan senyuman.
"Lalu bagaimana dengan dahi ini? Kenapa dahi mu telah diterapkan obat?"tanya Bima dengan pandangan curiga.
Gayatri menyentuh dahinya, dan akhirnya merasakan sedikit rasa perih. Benar juga, luka ini didapatkannya dari Raja Destarasta.
Tetapi dia tidak boleh mengatakan hal-hal yang membuat mereka khawatir.
"Aku tidak sengaja terjatuh saat mencoba mendobrak pintu, akhirnya aku terkena guci yang ku jatuhkan sendiri, saat di gudang "dusta Gayatri dengan senyuman.
"Apa masih sakit?"tanya Nakula.
"Tidak, ini hanya luka goresan, bahkan tidak dalam. Jangan khawatir!"bujuk Gayatri dengan senyuman lembutnya.
"Bagaimana kamu bisa terjebak di gudang? Bukankah kamu mengatakan bermalam dirumah teman mu?"tanya Ratu Kunti.
"Awalnya aku bermain-main dengan teman ku, kami bermain petak umpet sebelum pergi bermalam dirumahnya. Sayang sekali, aku malah terkunci di gudang itu. Akhirnya aku terjebak didalam gudang"lagi-lagi Gayatri berdusta karena tidak ingin membuat Ibu Kunti khawatir.
"Lain kali, jangan bermain-main ditempat berbahaya"nasehat Ibu Kunti.
"Aku akan mendengarkan"ucap Gayatri dengan senyuman.
"Sekarang ayo ke kamar! Ibu akan menidurkan kalian semua"ucap Ratu Kunti dengan sayang.
Mereka mengangguk dan mengikuti langkah ibu mereka.
Tanpa mereka sadari, Raja Destarasta telah menguping percakapan mereka.
"Kenapa dia berbohong? Dan luka itu...."Lagi-lagi Destarasta terdiam, dia tau itu.
Dia adalah seorang ksatria, meskipun dia buta. Dia tidak bodoh!
Dia tau jika saat melemparkan guci dikala kemarahan tadi, pecahan guci itu menggores dan melukai Gayatri.
Ini dia ketahui karena adanya bau darah segar di hidungnya, selain itu kata tabib istana, Gayatri tidak terluka parah, kecuali goresan besar didahinya.
"Apa kamu melakukan itu untuk menutupi kesalahan ku?"bisik Destarasta tidak nyaman.
***
Bersambung ~
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel Mahabharata
FantasyBagaimana jadinya jika kisah yang kita kenal selama ini, tiba-tiba berubah karena adanya suatu variabel? Apakah akan berakhir baik, atau sebaliknya? Entahlah... Siapa yang tau? Yang jelas, ini adalah kisah ku! Kisah ku sebagai adik bungsu dari para...