Drona menatap wajah para muridnya dengan perasaan bangga, ini adalah kemenangan yang dibawakan murid-muridnya.
Sesuai dengan keinginan Drona, Drupada sendiri yang memakaikan mahkota pada anaknya, Aswatama. Kerajaan Pancala terbagi dua, dimana salah satu sisi milik Aswatama, dan sisi lainnya akan tetap menjadi Drupada.
Daripada yang ditelan rasa malu, akhirnya memilih melakukan pengorbanan pada api suci, dimana dia meminta seorang anak laki-laki yang akan memenggal kepala Drona.
Setelah upacara itu, selain mendapatkan seorang anak laki-laki. Drona juga mendapatkan seorang anak perempuan, meskipun pada awalnya dia menganggap remeh status wanita pada anaknya itu.
Dengan bantuan Krishna, Drona akhirnya menyadari kesalahannya. Kini dia telah mengadakan Swayamvara untuk anak tersayangnya.
Berharap siapapun yang meminang anaknya adalah seorang pemanah hebat. Tentunya sudah ada seseorang kandidat didalam hatinya. Dia berharap jika harapan itu terwujud.
***
"Undangan Swayamvara Putri Pancala, dua bulan dari sekarang. Apa kamu akan ikut kakak?"tanya Gayatri, Yudistira meletakkan penanya dan mengangguk sebagai jawaban.
"Karena para Pengeran Kuru diundang, maka kami harus menghormati dengan ikut serta dalam acara itu. Bagaimanapun belum ada yang menikah diantara kami semua"ungkap Yudistira pada adiknya.
"Begitukah? Hmm..... Lalu bagaimana dengan mu, Karna?"tanya Gayatri penasaran, Arjuna meletakkan busurnya dan menatap adiknya dengan tatapan tajam.
"Mengapa kamu penasaran dengan Karna? Dia ikut atau tidak, apa hubungannya dengan mu?!"ketus Arjuna, dia benar-benar tidak suka dengan Karna yang selalu menempel dengan adiknya.
"...."Gayatri mengerucutkan bibirnya, dia hanya bertanya karena penasaran. Mengapa kamu sangat galak?!
"Aku tidak ikut"ungkapnya dengan senyuman tulus.
"Mengapa?! Bukankah kamu sekarang seorang Raja Angga!"tanya Gayatri bingung, Karna tersenyum tipis.
"Karena ada seseorang dihati ku, aku ingin mengejarnya dan aku ingin dia menjadi satu-satunya istri ku"
"Wow... Aku tidak percaya ini! Ternyata Karna memiliki sisi romantis~ aku jadi iri dengan gadis itu"seru Gayatri dengan tatapan berbinar, tiba-tiba saja dia penasaran siapa gadis beruntung itu?
"Tidak perlu merasa iri"Karna mengatakannya dengan senyuman sedikit malu, meksipun dia mencoba menyembunyikan senyuman itu. Arjuna yang bermata tajam, dapat melihat telinga Karna yang memerah, dan jika digabungkan dengan tingkah serta perkataannya. Arjuna dapat menyimpulkan apa maksud Karna!
"Apa kamu pikir akan dengan mudah mendapatkan, Gayatri kami?!"batin Arjuna marah.
"Mengapa tidak boleh iri?! Gadis manapun akan iri jika ada yang mengejarnya dan menginginkan dia menjadi satu-satunya! Kamu tau sendiri kan?~ jaman sekarang, sulit sekali bagi seorang Raja ataupun Pangeran memiliki istri hanya satu~
Terkadang mereka memiliki dua atau tiga istri"jelas Gayatri dengan serius."Bagaimana menurut mu? Jika ada seseorang yang menginginkan mu menjadi satu-satunya, maukah kamu menerimanya?"tanya Karna dengan kesungguhan.
"Hah? Apa ini perlu ditanyakan?!
Aku pasti akan memberikan kesempatan! Jika cocok, maka aku tidak akan melepaskannya ~"ungkap Gayatri dengan yakin."Tidak! Aku tidak merestui hubungan kalian berdua!"marah Arjuna, dia memukul meja dengan cukup keras, hingga berkas Yudistira berhamburan.
"Arjuna"meksipun Yudistira tidak mengatakan dengan suara keras ataupun membentak. Arjuna merasakan perasaan krisis, dengan cepat Arjuna menunduk meminta maaf dan merapikan berkas-berkas itu.
***
"Setelah penobatan Putra Mahkota, aku ingin kalian pergi kesini, Varnavata. Aku membangun istana khusus untuk kalian, nama istana itu adalah Lakshagraha"ungkap Duryudana dengan senyuman.
"Tiba-tiba menjadi baik hati, apa niat mu?!"tanya Bima dengan senyuman mengejek.
"Aku hanya ingin berbaikan, apa salahnya?"tanya Duryudana dengan senyuman lembutnya.
"Tidak ada salahnya, karenanya Pangeran Duryudana juga harus ikut serta bersama kami"para Pandawa membuka jalan dan membiarkan Gayatri berjalan kearah Duryudana.
"Adik Gayatri, aku sibuk dan tidak dapat ikut"
"Adik? Aku bukan adik mu"dengus Gayatri tak suka.
"Pangeran Duryudana, apa benar kamu sibuk? Atau ada alasan lain didalamnya? Mungkinkah istana Lakshagraha itu adalah jebakan?~
Bisa saja, kamu ingin membunuh kami disana kan?"senyuman sinis tersungging di bibirnya."Gayatri"Yudistira ingin menegur ketidaksopanan adiknya, tapi hal ini gagal karena Gayatri menyela.
"Kakak Yudistira, sudahlah. Sulit bagi kami untuk percaya pada Pangeran Duryudana, setelah apa yang dia lakukan pada kakak Bima, aku tidak akan pernah melupakan wajah kesakitan Kakak Bima"Gayatri menatapnya dengan tatapan kebencian.
Yudistira terdiam, begitu pula dengan Nakula serta Sadewa, sedangkan Arjuna saling memandang dengan Bima. Dalam tatapan itu, mereka memiliki satu pikiran yang sama. Sepertinya Gayatri belum terlepas dari trauma dimana Bima hampir mati karena keracunan.
"Jika tidak ada yang lain, kami permisi"Gayatri dan akhirnya berjalan bersama-sama para Pandawa meninggalkan Duryudana dan Dursasana yang tertegun ditempatnya.
"Bagaimana ini kakak? Jika mereka tidak ke istana itu, bagaimana kami bisa membakar mereka hidup-hidup disana?"tanya Dursasana pada kakaknya.
***
Bersambung ~
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel Mahabharata
ФэнтезиBagaimana jadinya jika kisah yang kita kenal selama ini, tiba-tiba berubah karena adanya suatu variabel? Apakah akan berakhir baik, atau sebaliknya? Entahlah... Siapa yang tau? Yang jelas, ini adalah kisah ku! Kisah ku sebagai adik bungsu dari para...