30. D-Day (Last)

38 3 12
                                    

Hanu tidak menyangka, jika hari yang tidak ingin ia lewati kunjung mendatangi juga. Sejak bangun pagi tadi, dirinya sudah resah tak karuan mengingat hari ini adalah hari di mana ia akan saling bertukar pasang cincin bersama dengan Theo. Padahal selama ini ia hanya mendambakan bisa melakukan itu bersama Yogi, tapi takdir sepertinya tidak merestui jalan mereka dan sudah digantikan posisinya dengan yang lain. Agak kejam jika Hanu jujur, karena tidak bisa berbuat sesuka apa yang kehendaknya inginkan. Semesta saat ini sedang tidak berpihak padanya.

Duduk beralaskan bantalan empuk berkaki kayu di depan cermin yang setiap sisinya dipasang oleh lampu LED. Hanu tak berekspresi apa pun ketika wajahnya disapu oleh berbagai serbuk dan cairan kental yang biasanya digunakan untuk menghias wajah. Hanya tatapan kosong yang dilontarkan. Ia bahkan bingung sendiri harus memberikan reaksi apa untuk hari ini. Jika semua orang kalangannya akan sangat berbahagia saat ada orang yang mau melamarnya, tetapi Hanu malah sebaliknya. Ia tidak merasakan rasa itu dalam benaknya.

"Kok cemberut gitu? Senyum dong, ini kan hari penting buat kamu." Hanu terperangah saat Wita--juru makeup yang diutus Ibunya--menyadari raut wajahnya yang tidak seperti seharusnya. "Ada sesuatu yang ngeganggu?" Tanyanya.

"Nggak kok Kak. Aku cuman speechless aja, ternyata Kak Wita jago banget soal makeup gini. Udah gitu gayanya aku banget yang gak suka terlalu menor."

Wita tersenyum mendengar pujian yang diberikan Hanu. "Ah biasa saja. Kamu tahu gak, Nu. Di Korea, Kakak juga punya usaha ngemakeup-in artis hingga idol K-Pop loh."

Mata Hanu seketika membelalak. "Yang bener, Kak? Udah ngerias siapa aja?"

"Beberapa artis drama kayak Moon Gayoung, Park Minyoung, dan masih banyak lagi. Kalo idol K-Popnya G-Idle, Red Velvet sama BTS juga pernah."

"HAH! Kakak pernah ngemakeup-in BTS? Kakak ngerias wajah siapa?"

"Jimin sama J-Hope aja yang pernah Kakak tanganin. Yang lain belum pernah."

"Yah aku bakalan kaget lagi kalo Kakak sampe pernah elus muka Suga yang licinnya kek so'un bakso."

"Tekstur dari kulit wajah mereka sama aja kok kayak kita. Cuman yang membedakannya itu pigmen dari kulit mereka yang cenderung pucat karena jumlah melaninnya yang kurang. Jadi kalo liat orang Korea kesannya kek lagi sakit saking putih banget kulitnya."

"Kakak pernat liat pori-porinya Jimin yang gede terus ada beruntusan. Atau bahkan jerawatan?"

"Pernah. Bahkan sampai ia merengek minta ditutupin pake foundation saking malunya dikatain sama member lain." Wita terkekeh mengingat kejadian itu yang rasanya ingin ia ulangi.

"So lucky bener kamu kak. Aku jadi ngiri."

"Belajar dulu yang bener. Siapa tahu kalo nanti ada rezekinya bisa jadi anggota tim suksesnya BTS."

Ternyata usaha Wita untuk mencairkan suasana hati Hanu berhasil. Buktinya ia bisa tersenyum mendengar celetukan tentang dirinya yang pernah bekerja sebagai asisten makeup artis saat usianya mungkin sekitar 17 tahun. Mungkin bisa sedikit mengalihkan perhatiannya pada hari ini karena Wita tahu pertunangan ini bukan berlandaskan atas dasar keinginan Hanu.

"Aduh, aduh, anak Mamih cantik banget. Apalagi yang ngeriasnya Kakak kamu. Jadi gak khawatir kalo dandanannya jadi jelek. Soalnya Mamih belum bisa percaya sama orang sini yang bikin alisnya aja kayak Nur Gemilang. Nah kalo gini kan kesannya natural gitu." Ujar Heni setelah melihat bentukan alis yang dibuat oleh Wita.

"Ah Tante jadi malu. Padahal Wita juga masih belajar ngaturnya juga."

"Merendah untuk meroket kamu mah. Udah beres belum? Kalo udah Tante minta buat bikin tulang pipi jadi lebih nonjol gitu."

You Must be Mine (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang