8.

2.8K 98 15
                                    

Ara sudah berada di depan mansionnya ia agk ragu untuk masuk , kalau ia masuk pasti langsung di semprot oleh mamanya, tetapi tak mungkin juga ia di luar sampai pagi, lagi pula punggungnya agk sakit karena pukulan dari preman tadi.

"Assalamu'alaikum " Salam ara

Mereka yang sendiri tadi menunggu ara di ruang tamu langsung berjalan ke arah ara,

"Sayang kamu dari mana, kok lama katanya cuma di warung depan, mama khawatir sama kamu" Cecar mama Lina sambil memeluk ara. Tak sengaja tangan mama Lina menyentuh bagian luka ara, tetapi ara tak mau bersuara ia hanya menahan sakit karena tak mau membuat mereka khawatir, tetapi tidak dengan vano ia sangat peka dengan keadaan ia bisa melihat kalau ara menahan sakit, vano akan menanyakan nya nanti karena tak mau membuat mamanya khawatir.

"Udah ma kayaknya ara capek, yok ra kekamar abng antar " Ajak vano

"Eh iya ara capek, ara tidur dulu ya ma, pa, bang zio, bang galang, yuk bang " Pamit ara sambil mengajak vano, tak mungkin juga ia mengobati lukanya sendiri.

"Kenapa ara lebih deket sama vano, gw juga abg lo ra" Batin galang, ia cemburu melihat kedekatan ara dan vano , ya memang gakang sangat sibuk dengan urusan sekolahnya belum lagi ia ketua OSIS, tak jauh beda dengan zio ia harus berkuliah , tak jarang ia akan menginap di apartemen nya karna sering lembur. Sedangkan vano tidak tertarik menjadi anggota OSIS apalagi soal bisnis, vano lebih tertarik ke bidang perbengkelan atau motor, jadi vano selalu dirumah untuk menghabiskan waktu bersama ara.

Skippp

*******

Di dalam kamar ara...

"Mmm ra abg liat tadi kamu kayak kesakitan gitu, ada yang sakit ? " Tanya vano

"Punggung aku sakit bang " Ujar ara dengan menatap vano sambil berkaca kaca

"Ehh jangan nangis, coba liat punggung nya " Ucap vano sambil membuka sedikit baju ara di bagian belakang, gak papalahkan merek kan adek kakak.

"Astaghfirullah ra ini punggung, kamu biru banget, kenapa ini ra, ayo kerumah sakit takut ada tulang yang patah " Ujar vano panik saat melihat punggung ara yang membiru dapat ia pastikan itu sangat lah sakit, bagaimana tidak balok yang di gunakan preman untuk memukul ara cukup besar.

"Gk usah bang, abg aja yang obatin besok juga sembuh " Ujar ara sambil menenangkan vano

"Kenapa bisa gini, coba cerita " Ujar vano sambil mengobati punggung ara menggunakan obat yang sudah ia ambil sebelumnya.

Ara pun menceritakan kejadian mulai dari ia membantu vernon yang di keroyok sampai akhir. Tangan vano terkepal, vano sangat marah dari ara lahir tak ada yang berani melukai ara, tetapi sekarang ara terluka oleh preman brengsek itu, vano akan mencari preman itu sampai ujung dunia sekali pun, hati vano sakit saat mendengar ringisan dari mulut ara saat ia tak sengaja menekan sedikit lebam yang besar itu.

"Kenapa ngk telpon abg" Ujar vano tiba tiba dingin

"Mm ara gk kepikiran buat nelpon abg,karena orang yang di keroyok udah sekarat" Ujar ara sambil menunduk ia sangat takut saat vank sudah berbicara dengan nada datar dan dingin , vano yang peka kalau ara ketakutan langsung memeluk adeknya itu dengan lembut agar tidak terkena luka ara.

"Lain kali, kalau ada apa apa telpon abg, abg merasa ngk becus buat jagain kamu dek, abg sayang sama kamu, hati abg sakit liat kamu kesakitan gini " Uhar vano lembut, ara yang mendengar perkataan vano langsung menangis ia tersentuh tak pernah terbayangkan olehnya akn memiliki keluarga yang sayang kepadanya, lama menangis akhirnya ara tertidur di pelukan vano begitupula dengan vano, ia tertidur dengan memeluk ara.

Tanpa mereka sadari pembicaraan mereka didengar oleh seseorang dari luar pintu yang sedikit terbuka,.. Galang ya dia adalah galang niat nya ingin menyusul vano dan ara ia malah mendengar pembicaraan merka, galang sangat terkejut saat mendengar ara terluka ia ingin masuk tetapi ia urungkan. Galang masuk kedalam kamar ara sambil berbaring dan memeluk adik adik nya tersebut sambil meyelimutinya.

"Semoga keluarga kita selalu bahagia, jangan luka lagi abng ngk suka liat ara luka, good night adek abg " Ujar galang sambil mengecup kening ara dan mengelus sedikit rambut vano. Heh tak mungkin kan ia juga mencium vano yang benar saja.

********

Pagi hari menyapa...

Ara gadis cantik itu sudah siap dengan baju sekolahnya, vano dan galang sudah kembali ke kamar mereka masing masing

Ara menatap dirinya di pantulan kaca, ia sangat kagum dengan visual ara yang tidak main main, lama mengagumi dirinya sendiri, ia tersadar saat rasa sakit menyerang di bagian punggungnya, bukan ara namanya jika tidak ahli dalam menyembunyikan rasa sakit ia tak mau terlihat lemah di hadapan orang orang

Tak

Tak

Tak

Suara langkah kaki ara menurnu tangga. Membuat mereka yang ada di meja makan menatap ara dengan senyum

"Pagi, ma, pa, abang" Ucapa ara sambil mencium mereka satu persatu

"Pagi sayang " Serentak mereka

"Yuk makan " Ajak mama Lina yang di angguki oleh mereka semua

Setelah makan mereka tak langsung pergi karena mama Lina dan papa linzo ingin mengatakan sesuatu.

"Mmm, mama papa sama bang zio mau keluar negeri" Ujar papa linzo to the poin

"Ha, kenapa tiba tiba " Ujar ara terkejut

"Papa ada urusan di sana ngk mungki kalian ikut, kalian kan ngk mungkin ikut karena sekolah, zio harus ikut karena harus nolong papa " Jelas papa linzo, sebenarnya ia juga tak tega meninggalkan 3 anknya ini di rumah, apalagi ar yang baru keluar dari rumah sakit, tapi apa boleh buat mau tak mau ia harus melakukan ini karena urusanya di negara x sangat penting.

"Huff pdahal ara baru bangun dari koma kalian udah mau pergi aja " Sedih ara

"Sayang mama janji ngk akan lama lama, ya kalian udah selesai kami langsung pulang " Ujar mama Lina memberi pengertian kepada ara

Dengan nafas berat ara langsung menang anggukan kepalanya.

"Galang , vano jaga adik kalian, buktikan pada papa kalau kalian bang yang hebat " Ujar papa linzo tegas

"Iya pa vano dan galang akan jaga ara dengan baik kami ngk akan buat ara nangis " Ujar vano tak kalah tegas

"Kalau gitu kalian pergilah ke sekolah ini buat kalian ambil satu satu ya untuk jajan kalian" Ujar samga papa sambil memberikan 3 black card , yang membuat mereka tersenyum senang

"Oke pa , ma ng zio kami kesekolah dulu ya cepet pulang " Ujar ara sambil berlalu keluar di ikuti vano dan galang.

Bersambung....

Jangan lupa vote gais

Maaf banyak yang typo

TRANSMIGRASI ARABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang