21.

1.5K 48 39
                                    

Mereka semua masih menangis, mereka semua belum menerima kenyataan ini. padahal kemarin mereka masih sekolah bersama, tertawa bersama, dan sekarang ara meninggalkan mereka, entah mimpi buruk apa yang mereka alami sekarang.

TIT

TIT

TIT

"Dokter detak jantung pasien kembali dok"ucap suster tersebut sedikit berteriak.

Dokter itu sempat terkejut ia takjub pada pasiennya ini, padahal tadi mereka sempat menyerah, tapi sekarang detak jantungnya kembali stabil malah lebih baik dari sebelumnya.

Semua orang termenung dengan wajah cengo, antara senang atau tak percaya. Beberapa detik kemudian mereka mengucapkan  berbagai ucapan syukur kepada Tuhan.

"Allhamdulillah ini adalah keajaiban allah, dan doa dari kalian detak jantung pasien kembali normal, kalian bisa tunggu beberapa menit untuk pasien sadar" ucap dokter sambil tersenyum.

"Terimakasih, dok saya berhutang nyawa pada dokter, entah apa kata kata yang harus saya ucapkan pada dokter, entah berapa uang yang harus saya bayar, tapi saya banyak banyak Terima kasih dok"ujar papa linzo sambil menyalam tangan sang dokter.

"Tak apa pak, ini sudah menjadi tugas saya, ini juga berkat doa kalian, kalau begitu Saya permisi" Pamit sang dokter.

Mereka semua menghela nafas lega, mereka sangat bersyukur dan mengucapkan terimakasih kepada allah swt karena tak jadi mengambil berlian mereka.

Tak lama setelah itu tangan ara mulai bergerak, perlahan kelopak matanya terbuka, ia beberapa kali mengedip gedipkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya

"A-ir"ucap ara lirih

Mereka semua terkejut saat melihat ara yang sudah membuka matanya, rasa haru menjalar, mereka tak tahan untuk menitikkan air mata.

"Ra kamu udah sadar" tanya vano lembut.

"Kalian siapa?" Tanya ara bingung.

Deg

Mereka semua terkejut ketika mendengar ucapan ara. Bagai di hantam batu besar tubuh vano langsung lemas seketika. Tak mungkin kan? Adiknya melupakannya begitu saja.

"Ra ini abang dek, vano abangnya ara "ujar vano berusaha mengingatkan ara.

Ara tak menjawab pertanyaan dari vano, ia malah menatap muka mereka satu persatu ynag sedang berdiri dengan wajah cengonya.

"Hahahahaah"tawa ara pecah seketika.

Semua orang yang ada disana langsung menengok ke arah ara yang sedang tertawa terbahak bahak , bukanya sadar bahwa ara sedang mengerjai mereka semua, malah mereka memandang wajah bodoh saat ini.

"Anjirr ngakak kenapa wajah kalian gitu hahaha"ujar ara yang masih tertawa.

"Kamu inget kita dek"tanya galang.

"Ya inget lah"jawab ara.

Mereka yang baru sadar di kerjai oleh ara hanya menggelengkan kepala, sungguh jahil.

"Sayang kamu beneran inget kita kan" tanya mama Lina memastikan.

Ara mengangguk kan kepalanya ia mencari keberadaan sang papa, dan merentangkan tangannya tanda ia ingin di peluk oleh sang papa. Dengan senang hati papa linzo menyambut pelukan sang putri dengan hangat.

"Ara rindu banget sama papa" Ujar ara, ia juga tak tau tapi ia sangat merindukan papa nya ini.

"Papa lebih rindu kamu sayang, jangan tinggalin papa ya, papa nggak bisa hidup tanpa kamu , kamu penyemangat papa, siapa yang bakal nyemangatin papa kamu kamu nggak ada "ucapan papa linzo membuat ara menitikan air mata, bukan hanya ara tapi mereka semua yang ada di ruangan itu juga sama, mereka sangat terharu melihat anak dan ayah ini.

"Iya ara janji, ngk akan ninggalin papa, kecuali Tuhan yang berkehendak " Ujar ara

"Mama nggak di ajak ni " Ujar mama Lina, ara dan papa linzo langsung mengajak mama Lina masuk kedalam pelukan itu begitupun dengan para abng nya.

"Dek jangan gini lagi, bang nggak sanggup liat kamu kesakitan " Ujar zio

"Maafin ara bang, udah bikin kalian khawatir " Ujar ara

"Aaa lo tega ra, bikin inces zahra nangis" Ujar zahra lebay sambil memeluk ara yang baru melepaskan pelukan dari keluarga nya.

"Dihh lebay banget lo" Ujar revan

"Serah gw lah" Jawab zahra

"Oh ya ra kita ada temen baru lo, namanya kia" Ujar zahra memperkenalkan

"Mana dia " Tanya ara celingak celinguk

"Dia nggak ikut katanya ada acara keluarga " Jawab zahra

Ekhemm

Deheman serentak dari ke 3 remaja itu, siapa lagi kalau bukan, kenzo, lucas dan vernon

"Nggak mau peluk kita ra " Ujar kenzo

"Eh eh eh mana boleh, bukan muhrim" Ujar vano sambil mengoyangkan telunjuknya kekanan kekiri

Pupus sudah harapan mereka, padahal merek sangat rindu pada gadis cantik itu.

"Sabar, bentar lagi halal" Ujar lucas pd, yang mendapat sorakan dari mereka semua

"Yeee pd banget lo, pacaran aja nggak" Sindir revan

"Diem lo" Ujar lucas sinis

"Aza jangan gini lagi, ata takut aza pergi" Ujar vernon yang mendekat kerah tempat tidur ara

"Iya maaf ya ata, ara nggak akan gini lagi, maafin ara ya semua udah bikin kalian sedih makasih udah selalu ada buat gw "ujar ara

Mereka semua tersenyum haru, mereka masih mengingat beberapa jam sebelumnya saat mereka terpuruk mendegar kabar kalau ara dinyatakan meninggal dunia, tapi sekarang mereka berdoa agar semuanya di lindungi Allah SWT

"Makasih udah mau bertahan sayang, papa janji setelah ini papa akan menjaga kamu agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali " Batin papa linzo

"Makasih dek lo udah mau bertahan, abang nggak bisa banyangin kalau kamu nggak ada, gimana hari hari abang berlalu tanpa kamu, semoga kamu bahagia dan dilindungi Allah dek, itu doa abang " Batin vano

"Udah napa liatinnya ken, copot juga tu mata " Ujar revan yang melihat kenzo sendiri tak mengalihkan pandangan dari ara

"Serah gw lah, orang itu calon istri gw " Ujar kenzo

Papa linzo yang mendengar itu langsung melotot kan matanya, ia tak akan melepaskan putrinya begitu saja pada pria sembarangan walaupun itu anak sahabat nya sendiri

"Heh! Lihat anak kamu enak saja mengklaim anak saya jadi istri dia, bisa ngasih apa dia " Ujar papa linzo

"Itu namanya laki laki gentle, berani mengakui, lagipun anak gw orang kaya apalagi bapaknya, tujuh turunan nggak akan habis jadi anak kamu bahagia sama anak saya " Ujar aldi sombongg

"Mana bisa gitu ara itu cocoknya sama lucas, coba lihat mereka serasi, anak gw juga kaya kok, tujuh turunan tanjakan, tikungan sekalipun hartanya nggak akan habis " Ujar natan

"Ehh om semua salah, yang paling cocok sama ara itu si vernon, udah mandiri, ganteng, kaya lagi" Ujar revan memihak vernon

Kenzo dan lucas pun langsung menatap revan tajam, apa apaan ini revan adalah anak buah mereka mengapa ia malah memihak laki laki lebay itu.

"Udah udah biar anak gw milih laki laki yang dia cintai, sekarang ara istirahat ya" Ujar papa linzo

"Iya pa" Jawab ara

"Kalau gitu kita semua juga pulang ya, biarin ara istirahat nanti kita kesini lagi" Ujar lucas mewakilkan mereka semua

Mereka pun pergi dari ruangan ara setelah berpamitan pada ara,begitu juga dengan zahra ia sudah pulang bersama revan atas paksaan ara

Bersambung.....

Maaf ya kala banyak typo nanti aku perbaiki ya, makasih juga yang udah koreksi

Assalamu'alaikum

TRANSMIGRASI ARABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang