12

14 0 0
                                    

21++

.
.
.
.
.
.
.

"Ahh," desahan dari Ivy terdengar tertahan disela ciuman mereka

Mendengar desahan dari Ivy membuat Alan semakin bergairah.

Alan terus mencumbu Ivy, meraba setiap inci tubuh Ivy

Alan langsung membuka kancing baju Ivy hingga memperlihatkan kulit mulus putih milik Ivy.  Alan kembali menelan ludah ketika melihat dua gundukan kenyal yang sedikit menyembul di balik bra hitam milik Ivy. Matanya kemudian turun melihat milik Ivy yang tertutupi oleh celana dalam dengan warna senada dengan branya

"Jangan terus menatapku seperti itu mas. Aku jadi malu," ucap Ivy

"Ngapain malu sayang ? Kita sudah sah. Dan ini semua akan jadi milikku,"

Alan kembali mencium bibir Ivy dengan rakus, sedangkan tangannya membuka pengait bra milik Ivy. Ciumannya kini turun ke leher putih Ivy, Alan mencium, menjilat, menyesapnya dan meninggalkan tanda merah disana. Tangannya pun tak tinggal diam, ia juga meremas nipple milik Ivy dan sesekali memelintirnya

"Ahhh," desahan Ivy kembali terdengar saat nipple nya dimainkan oleh Alan

Dengan gairah semakin meningkat, Alan kembali menjilat nipple merah muda milik Ivy. Alan semakin jadi menjilat dan mengulum nipple milik Ivy, sedangkan tangan satunya  kembali meremas dan memainkan payudara yang satu lagi

"Mas udah tidak tahan, bolehkah mas meminta hak mas sekarang ?" Tanya Alan

"Silahkan kapanpun mas mau,"

Alan kembali melumat bibir Ivy. Ivy bahkan terbuai dengan permainan bibir Alan, hingga ia membalas ciuman Alan

Suara decapan menggema di dalam kamar hotel tersebut karena dua insan yang tengah menyalurkan hasrat cinta mereka

Tangan Alan mengelus perut ramping Ivy, menggodanya dengan gerakan memutar, membuat sekujur tubuh Ivy meremang

Alan bergantian mencumbu kedua payudara Ivy. Kali ini tangannya tak tinggal diam, tangan Alan mulai masuk ke dalam celana dalam Ivy. Ia merasakan bagian inti Ivy sudah sangat basah

"Kamu sudah sangat basah sayang," gumam Alan

Alan melucuti celana dalam milik Ivy dan melepas handuk miliknya. Hingga kini keduanya sama-sama tak memakai sehelai benang pun. Alan pun melanjutkan aksinya, ia menggunakan mulut dan tangannya di bagian sensitif milik Ivy. Mulut Alan bergantian melumat kedua gundukan milik Ivy, sedangkan tangannya terus bermain di bagian bawah milik Ivy

Ivy terus mendesah dan bergerak gelisah saat merasakan sesuatu akan meledak di bawah sana

"Mas lepas, aku mau pipis,"

Alan mengerti bahwa Ivy akan segera sampai puncak, hingga ia meningkatkan permainan dibagian milik Ivy

"Aaahhh mass,"

Alan merasa jari tangannya basah oleh cairan milik Ivy. Ia menatap istrinya itu, yang tampak terlihat sangat cantik berkali lipat ketika sedang bergairah

Dengan mulut yang sedikit terbuka, Ivy kembali mengatur nafasnya. Rambutnya sudah sangat berantakan karena ia terus menggerakkan kepalanya kesana kemari menahan gejolak hasratnya

"Itu namanya orgasme sayang, bukan pipis. Gimana enak ?" Tanya Alan

Ivy hanya bisa memalingkan wajahnya karena malu, sebab belum apa-apa dirinya sudah mencapai puncak terlebih dulu.

Ivy menatap bagian bawah milik Alan, ia terkejut begitu melihat milik Alan sudah berdiri dengan gagah

Ivy menelan salivanya dan bergidik ngeri sendiri membayangkan apakah milik Alan bisa masuk dan muat, karena melihat ukurannya yang tidak biasa

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang