23

2 1 0
                                    

Pagi harinya, Ivy sudah siap dengan pakaian kerjanya. Tak lupa juga ia menyiapkan pakaian kerja untuk suaminya

Ivy juga sudah memasak untuk sarapan

"Aku ke depan dulu ya mas. Mau nyiapin sarapan," teriak Ivy karena suaminya tengah mandi

"Iya sayang,"

Ivy segera pergi menuju dapur. Ternyata disana, Rina sudah menyiapkan sarapannya di meja

"Sarapannya udah saya pindahkan ke meja bu,"

"Makasih ya Rin. Sarapan bareng yuk tapi nunggu mas Alan dulu ya,"

"Gak usah bu. Saya gak biasa sarapan berat pagi-pagi,"

"Terus kamu sarapan apa kalo pagi ?"

"Saya biasanya sarapan buah kalo enggak ya roti sama teh hangat,"

"Di kulkas ada buah, kamu makan aja. Oh iya untuk makan siangnya, kamu gapapa kan makan sendiri ? Aku sama mas Alan biasanya makan siang di tempat kerja masing - masing,"

"Ibu gak usah khawatir. Saya udah paham kok kalo waktu makan siang, bapak sama ibu gak pernah makan dirumah,"

"Kamu bisa kan masak buat makan siang kamu sendiri ?" Tanya Ivy

"Saya bisa kok bu. Ibu tenang aja,"

"Alhamdulillah kalo gitu. Kalo aku sama mas Alan gak ada dirumah, selalu kunci pintunya ya, kita tau kok password nya. Kalo ada suara bel bunyi, pastikan dulu siapa orangnya lewat intercom. Kalo sekiranya kamu gak kenal atau mencurigakan, jangan di bukain pintu. Kalo ada apa-apa kamu bisa telfon aku,"

"Iya bu,"

Obrolan mereka terhenti saat Alan memanggil Ivy

"Ada apa sih mas kok teriak-teriak,"

"Tolong pasangin dasiku dong sayang,"

"Iyaudah sini aku pasangin,"

Ivy mengambil dasi milik Alan lalu memasangkannya di leher Alan

"Terimakasih," ucap Alan kemudian mengecup bibir Ivy

"Mas ihh malu ada Rina,"

"Kenapa mesti malu ? Kita kan udah sah,"

"Iya bu gapapa, gak usah malu. Saya juga udah biasa liat nyonya dan tuan. Trus pas masih di rumah utama juga saya sering lihat pak Alan nyium ibu Ivy,"

"Iyaudah ayo ah sarapan," potong Ivy

Alan hanya terkekeh melihat istrinya yang tengah menahan malu akibat mendengar ucapan Rina

Setelah sarapan selesai, Alan dan Ivy segera berangkat kerja. Sebenarnya Alan ingin mengantarkan Ivy, karena jarak apartemen ke kedai milik Ivy sangat jauh dibandingkan jarah dari rumahnya, namun Ivy menolak. Ivy bersikeras akan berangkat sendiri dengan alasan tidak ingin merepotkan Alan.

"Kamu naik mobilku aja ya sayang, biar aku berangkat sama Danu. Ntar pulang kerja biar aku ambil mobil kamu di rumah," ucap Alan

"Gak usah mas. Aku naik taxi online aja,"

"Udah kamu pakai mobilku aja. Lagian jarak apartemen ke rumah sakit juga dekat,"

"Aku antar aja ya mas kalo gitu,"

"Gak usah sayang. Nanti kamu harus muter lagi kalo antar aku kerja. Lagian Danu udah nunggu di depan,"

"Maaf ya mas,"

"Kenapa harus minta maaf ?"

"Ya maaf karena mas berangkatnya harus nebeng sama pak Danu,"

"Udah gapapa sayang. Harusnya aku yang minta maaf, karena aku ngajak pindah kesini jadi otomatis jarak ke kedai kamu makin jauh lagi. Mas berangkat dulu ya sayang," ucap Alan lalu mengecup kening, pipi, dan terakhir bibir Ivy

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang