Purpose Fulfilled + Epilogue

2 2 0
                                    

Memasuki musim gugur, pasukan Altan Khan kembali melakukan pengepungan terhadap kota - kota lain. Altan Khan, kini memiliki jumlah pasukan 100.000 pengendara kuda yang didapat dari pasukan tambahan, pasukan sekutu, dan prajurit bayaran dari orang - orang pengendara rusa, mulai mengepung kota - kota lain di utara Peradaban Selatan.

Kota - kota besar seperti Xinyang, Ta'tu, Liaodong, dan Nanyang jatuh ke tangan para pengendara kuda yang kali ini tidak ragu untuk menggunakan tangga dan ketapel mereka. Ketapel mereka pun juga sudah memiliki amunisi yang banyak karena Altan Khan memerintahkan penghancuran dinding kota Hu'chen untuk memenuhi kebutuhan amunisi ketapel.

Riwayat Ta'tu, Liaodong, dan Nanyang telah berakhir karena seluruh penduduknya telah dibunuh atau dijual untuk menjadi budak. Ketiga kota itu kini kosong. Hanya kota - kota kecil dan pedesaan yang menyerah yang diampuni oleh Altan Khan selama pejabat setempat menyerahkan upeti setiap musim.

Namun ada cerita unik saat Altan Khan menaklukan kota Xinyang. Saat kota itu takluk, Altan Khan tidak memerintahkan penghancuran maupun pembunuhan penduduk kota. Ia justru meminta seorang pejabat kota untuk mengantarnya ke rumah keluarga Qian untuk menemui seseorang.

Saat Altan Khan sampai di pekarangan rumah keluarga Qian yang besar dan megah, ia turun dari punggung Tiyanma dan melepas helmnya. Ia mengetuk pintu rumah besar itu. Seorang pelayan rumah kemudian membuka gerbang rumah. Ia sangat terkejut karena Altan Khan hadir dengan tubuh yang penuh darah. Namun ia tahu ia tidak berniat buruk karena jika iya, ia sudah akan melakukannya.

"Selamat siang, aku ingin bertemu dengan nyonya paling tua di rumah," Altan Khan lalu melepas sarung pedang dan membuangnya ke lantai, "aku datang dengan damai."

"Baik, aku akan mengantarkanmu kepada Nyonya Qian."

Pelayan itu mengantar Altan Khan menuju Nyonya Qian. Setelah bertahun - tahun Altan Khan dapat menemui kembali wanita tua itu, namun tidak dalam bentuk yang utuh. Ia justru diarahkan ke sebuah ruangan dengan altar kecil yang di atasnya terdapat beberapa pot, kemenyan dan sesajian berupa makanan dan minuman keras. Altan Khan kini tahu Nyonya Qian sudah meninggal dan jenazahnya dikremasi.

"Ah..."

"Nyonya Qian telah meninggal lima tahun yang lalu. Dia mati dalam keadaan damai dikelilingi orang - orang yang ia cintai," jelas pelayan itu.

"Lalu siapa yang memimpin keluarga Qian sekarang?"

"Yang memimpin kota ini sekarang adalah Tuan Qian Fu, cucu dari Nyonya Qian."

"Panggil dia sekarang. Aku memiliki sesuatu untuknya dan keluarga Qian."

Pelayan itu mengangguk dan membawa Qian Fu ke hadapan Altan Khan. Di sana, ia memberikan gulungan kulit hewan yang menyatakan bahwa kepala keluarga Qian dapat menjadi gubernur Xinyang dan hanya perlu membayar pajak 50% lebih rendah dibandingkan kota - kota lain. Walaupun  keluarga Qian tidak boleh memiliki tentara sendiri. Ia melakukannya sebagai tanda terima kasih karena Nyonya Qian telah membantunya di masa lalu.

Qian Fu dengan cepat berlutut sebelum bersumpah setia kepada Altan Khan. Ia tentu tidak akan melewatkan kesepatan untuk menjadi seorang bangsawan dengan status spesial seperti itu.

....

Altan Khan mendirikan perkemahan di luar Xinyang. Ia berencana untuk mengistirahatkan pasukannya selama satu minggu agar mereka bisa menyegarkan diri dan mengobati luka mereka. Semenjak kejatuhan kota Hu'chen, Altan Khan telah kehilangan 10.000 prajurit baik penunggang kuda maupun prajurit bayaran. Namun ia optimis perang akan selesai sebelum musim dingin dimulai.

"Tuanku, boleh aku duduk di sampingmu?," tanya seorang pria yang seumuran dengannya.

"Ah, Ma Yi. Sudah lama kita tidak bertemu."

Leaving My Miserable Old Life Into A Dangerous, Horse Riding New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang