Mazaalai's Support

7 2 0
                                    

Dalam perjanjian pembagian wilayah di Steppa Barat bagian selatan antara Klan Donghu dan Klan Mazaalai, kedua klan harus melindungi satu sama lain agar mereka bisa berekspansi. Klan Mazaalai dapat berekspansi ke timur sementara Klan Donghu bisa berekspansi ke barat. Mereka memiliki peluang dan kesempatan untuk berekspansi, namun sikap mereka tidak sama.

Klan Mazaalai mulai dikenal sebagai klan yang agresif dan sangat invasif. Mereka sering melakukan penyerbuan, perluasan wilayah dan penekanan terhadap klan minor di dalam perjanjian yang berat sebelah. Klan Mazaalai juga dikenal sebagai klan dengan jaringan diplomasi yang luas karena memiliki jaringan perdagangan yang luas dan banyaknya pedagang asing yang datang ke perkemahan klan saling bertukar informasi.

Namun Klan Donghu tidak dapat melakukan ekspansi yang terlalu agresif. Berbeda dengan Klan Mazaalai yang masih berhadapan dengan orang - orang nomaden secara terus menerus, Klan Donghu hanya sebentar saja dalam melawan orang nomaden. Setelah semua klan minor di wilayah mereka tunduk, mereka langsung bertemu dengan orang - orang bermukim.

Selain Kerajaan Tangut di bagian barat dan utara, Klan Donghu langsung mendapati sebuah medan yang mereka tidak cocok sama sekali dalam berperang. Bagian selatan mereka didominasi oleh pegunungan besar yang asing. Para pedagang setempat menamai pegunungan itu sebagai Pegunungan Sunyi, tempat di mana orang - orang berbicara dengan berbisik.

Aksunvar Khan tidak memiliki banyak informasi mengenai orang - orang pegunungan ini. Dari seorang pedagang yang datang kepadanya, pegunungan itu adalah rumah dari belasan kerajaan kecil yang tersebar di setiap pelosok pegunungan. Salah satu yang terdekat adalah Kerajaan Phagmodrupa, tempat pedagang itu berasal. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja muda bernama Gongma Drakpa Gyaltsen.

Ada dua hal yang menjadikan wilayah pegunungan adalah wilayah yang sulit untuk ditaklukan oleh Aksunvar Khan. Wilayah pegunungan memiliki medan yang tidak rata dan sempit, membuat pengendara kuda yang menjadi andalan Klan Donghu tidak dapat bergerak dengan leluasa. Selain itu mereka memiliki tembok yang menjadi rintangan utama bangsa steppa yang tidak memiliki pengetahuan untuk menjebol tembok serta peralatan untuk melakukannya.

"Kita butuh beberapa ketapel besar," kata Aksunvar Khan dalam sebuah pertemuan dengan para perwiranya.

"Benar, tapi naik ke sana adalah urusan yang lebih rumit lagi, Tuanku," kata seorang perwiranya, "kita tidak bisa naik kuda ke sana."

"Benar...," Aksunvar Khan lalu menatap ke seorang perwira yang lain, "kau punya ide, Erden?"

Erden menganggukan kepalanya. Erden ini adalah pria yang sama yang pernah melayani Oktai Khan dan Klan Baidar sebelum kehancurannya. Sempat bersembunyi di Shuofang, ia kini melayani Aksunvar Khan sebagai salah satu penasehat militer.

"Mungkin Tuan harus memanggil Klan Mazaalai," saran Erden, "Tuan sudah membantu mereka sangat banyak. Sudah saatnya mereka membalas budi."

"Aku tidak melihat bagaimana mereka bisa mengubah kedudukan. Benar aku mendengar mereka memiliki 1.000 pengendara kuda sekarang dengan ekonomi yang kuat. Tapi tetap saja aku tidak melihat saudara sesama penunggang kuda dapat mengubah situasi perang kita."

"Tuan, apakah Tuan lupa jika sebagian besar pasukan Altan Khan bukan orang steppa? Selain itu, aku dengar mereka dilatih, bukan natural seperti kita."

Aksunvar Khan menjepit dagunya dan mulai berpikir, "benar, Altan sering membeli dan mencuri budak - budak asing dari klan lain untuk dijadikan tentara. Mereka mungkin lebih baik untuk bertarung di pegunungan dari pada pasukanku."

Aksunvar Khan berdiri. Ia kemudian memanggil Erden untuk mendekat. Erden langsung mendekati Tuannya itu.

"Siapkan pasukanmu, Erden. Aku butuh pengawalan untuk bertemu Altan Khan."

Leaving My Miserable Old Life Into A Dangerous, Horse Riding New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang