Call From The Prince

7 2 0
                                    

Musim semi telah datang dan Klan Mazaalai memindahkan perkemahan mereka lebih ke utara untuk mengklaim padang rumput yang masih segar. Meski begitu, Altan Khan masih menempatkan perkemahannya di bagian selatan Heqing mengingat dia masih hanya merupakan kekuatan dominan regional. Ia hanya memerlukan satu atau dua kampanye militer kecil untuk menjadi satu - satunya klan penguasa di selatan Heqing dan ia siap bergerak ke selatan Steppa Barat dan menyerang Klan Ashide beserta sekutunya.

Kedatangan musim semi disambut dengan festival tahunan sebagai tanda terima kasih kepada Tengri yang sudah memberikan mereka kekuatan untuk bertahan dari musim dingin yang kejam. Untuk pertama kalinya Klan Mazaalai menggelar pesta dan pesta musim semi adalah yang pertama diadakan. Akan tetapi festival itu tidak meriah dan juga sederhana. Altan Khan hanya mengeluarkan sisa daging dan arak susu musim dingin. Ia lebih fokus untuk meminta Zolzoya memimpin doa dan pemberian persembahan.

"Yang Mulia Dewa Tengri, khan Klan Mazaalai, para petinggi dan seluruh anggota klan berterima kasih atas kedatangan musim semi dan memohon perlindungan untuk sepanjang tahun ini."

Zolzoya lalu meletakan sebuah piring besar berisikan daging tiga ekor domba mentah dan empat botol arak susu di atas rerumputan.

"Kami masih miskin, sehingga kami hanya bisa memberi ini," lanjut Zolzoya yang kembali menatap ke langit, "namun khan telah berjanji untuk memberikan persembahan yang lebih baik dari tahun ini untuk kedepannya."

Zolzoya melanjutkan ritual dengan mengatakan berbagai pujian dan harapan klan kepada Tengri di langit. Semua anggota klan yang berbaris di belakangnya dalam barisan yang banyak mengikuti apa yang Zolzaya katakan sambil menatap ke langit.

Ritual telah selesai ketika matahari sudah terbit. Para anggota klan kembali lagi ke perkemahan untuk melanjutkan dengan acara makan - makan sebelum kembali melanjutkan aktivitas mereka seperti biasa. Mereka tidak meninggalkan perkemahan dengan benar - benar kosong. Morokha duduk di atas kudanya tepat di tengah - tengah perkemahan dengan baju besi lengkap dan sebuah kapak yang besar di tangan kirinya. Ia tidak memercayai Tengri dan percaya dengan dewa dan dewi aneh yang bukan sembahan bangsa steppa. Namun Morokha menghormati keyakinan bangsa steppa dan memutuskan untuk menjaga perkemahan seorang diri saat semua orang pergi.

"Sudah selesai?," tanya Morokha.

"Sudah," jawab Qacha.

"Hm... aku ingin berlatih dengan Taban. Di mana dia?"

"Dia masih di lapangan."

"Dia mungkin menungguku. Aku akan ke sana."

"Morokha, jangan. Dia masih berdoa."

"Kalau begitu aku akan menunggunya sampai selesai."

Morokha berkuda menuju lokasi yang di mana Taban sedang berada. Morokha melihat Taban masih menghadap langit dengan mata yang tertutup. Morokha turun dari kudanya dan menunggu Taban selesai dengan duduk di atas rumput.

Taban membuka matanya setelah ia selesai berdoa. Langsung saja pria itu melihat Morokha yang sedang duduk santai di sampingnya.

"Morokha, kau menungguku?," tanya Taban setelah ia berdiri.

Morokha berdiri, "iya. Aku ingin berlatih denganmu."

Taban tertawa, "maafkan aku, ya. Aku sedang serius berdoa."

"Apa yang kau minta?"

"Aku meminta kekuatan kepada Tengri. Aku ingin tunanganku kembali."

"Kau tidak sendiri, Taban. Aku dan yang lain akan membantumu. Bahkan Altan Khan akan membantumu."

"Terima kasih, Morokha. Aku sangat menghargai itu."

....

Setelah satu minggu sejak musim semi datang, seseorang dari Kerajaan Tangut mendatangi perkemahan Klan Mazaalai. Dia adalah Pang Han, seorang utusan dari Kerajaam Tangut yang selalu datang untuk memberikan uang dan suplai untuk Klan Mazaalai. Altan Khan selalu menyambutnya dengan hangat. Ia selalu mengadakan pesta penyambutan untuknya dengan menyediakan daging hewan buruan dan arak susu. Pesta itu hanya dihadiri oleh elit - elit klan.

Leaving My Miserable Old Life Into A Dangerous, Horse Riding New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang