Planning The Invasion

4 2 0
                                    

Meski konflik antara klan Ashide dan klan Yiva masih terbilang belum menunjukan tanda - tanda akan segera dimulai, klan Mazaalai yang memiliki agenda tersendiri langsung menjalankan persiapan mereka. Altan Khan meminta Taban untuk melatih para bekas budak lebih keras lagi dengan mulai mengajarkan mereka cara memanah sambil berkuda dan juga memperbaiki norma serta aturan bagi para prajuritnya.

Prajurit steppa sangat lemah terhadap barang berharga. Mereka lebih mengutamakan barang rampasan perang dibandingkan kemenangan itu sendiri. Karena hal itu ketika pasukan luar mengalami kekalahan, mereka langsung melemparkan barang - barang berharga mereka untuk dapat melarikan diri. Terkadang cara ini juga digunakan untuk menipu prajurit steppa dengan berpura - pura kalah sebelum melempar barang berharga dan berbalik untuk menghancurkan mereka ketika orang - orang steppa turun dari kuda dan berkelahi dengan satu sama lain demi harta.

Para petinggi militer klan seperti Taban dan Zurgaadai tahu akan hal ini dan memberi tahu Altan Khan tentang hal itu. Ia, dengan bantuan Aylin, langsung mengatur hukum pembagian harta rampasan perang. Para prajurit tidak diperbolehkan lagi membawa tas atau memiliki saku di dalam baju perang mereka. Harta rampasan perang dikumpulkan setelah musuh sudah benar - benar kalah atau sudah terlalu jauh untuk dikejar. Pembagian harta rampasan perang akan dibagikan setelah pertempuran selesai di mana Altan Khan mengambil 10% dari total harta rampasan perang dan sisanya akan dibagikan secara adil berdasarkan jabatan militer.

Selain aturan itu, Altan Khan memberi perhatian lebih terhadap produksi senjata dan baju perang. Taban melihat ada beberapa bekas budak yang tidak mampu berperang karena terlalu lemah dan inkompeten. Mereka biasanya adalah orang - orang intelek dan pengrajin yang tidak biasa melakukan pekerjaan fisik yang sulit. Karena itu Altan Khan memutuskan untuk mengoper orang - orang tersebut ke Zolzaya dan Lihua untuk dijadikan asisten. Tidak ada yang tidak berguna di steppa pada akhirnya.

"Qacha, berapa banyak uang yang kita punya sekarang?," tanya Altan Khan.

"Um... sekitar 3.000 Tang."

"Eh? Tinggal segitu? Bukannya kemarin orang dari Heqing datang membawa uang dan logistik musiman kita?"

"Uang mengalir dengan cepat, tuanku. Terutama setelah kita membeli logam secara besar - besaran," jawab Aylin, "sebaiknya kita simpan ini untuk sekarang. Klan mungkin perlu membeli sesuatu di kota saat musim dingin."

"Ya, lebih banyak logam."

"Tuanku, klan steppa selalu berperang di musim dingin, tapi mereka selalu mempersiapkan semuanya dari musim panas. Jika kabar peperangan klan Ashide dan klan Yiva terdengar baru - baru ini, mereka tidak akan berperang tahun ini."

"Klan kita mulai menghasilkan barang dan uang, Qacha. Aku takut klan lain akan menyerang kita saat kita masih lemah."

"Saat ini sudah ada 70 pengendara kuda yang berbaju besi lengkap dan semuanya telah memiliki senjata standar. Sepertinya kita cukup kuat untuk sekarang."

"Aku tetap tidak yakin."

"Kita habiskan dulu supali logam kita. Jika kita masih perlu, aku akan memberimu 500 Tang untuk membeli logam."

Tidak hanya Altan Khan, Qacha dan para petinggi militer saja yang sedang sibuk. Aylin, yang diharapkan segera melahirkan di musim ini, tetap bekerja di dalam tenda kepala klan. Ia masih sibuk untuk mencari beberapa orang yang diasosiasikan dengan klan Baidar seperti Kheshig, Erden, Wang Yu, Tolui dan Sorqan. Merekrut mereka kembali akan menjadikan klan Mazaalai lebih kuat.

"Istirahatlah, Aylin," kata Altan Khan. Ia lalu duduk di sebelah Aylin.

"Sebentar lagi," jawab wanita itu, "aku masih perlu menyederhanakan semua laporan mata - mataku."

Leaving My Miserable Old Life Into A Dangerous, Horse Riding New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang