[ Area 15+]
[Sequel dari Sera's Transmigration: Perfect Mother]
[Cerita ini akan mendetailkan tokoh Alrik]
[Disarankan baca Sera's Transmigration: Perfect Mother terlebih dahulu sebelum membaca cerita ini]
Dua hari sepeninggalan Sera dari dunianya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bersama siapa Alrik di rumahmu? Dia sendirian?"
Talitha menggeleng. "Bersama dua temannya yang lain. Mereka tampan, ku akui itu. Bagaimana bisa Alrik beradaptasi dengan cepat di zaman ini?"
"Dia temannya? Teman sekelasnya?"
Talitha menggeleng menjawab. "yang satunya terlihat lebih dewasa dari Alrik."
Seperti tengah mencari teka-teki yang kembali dibuat sang anak. Sera dibuat pusing tujuh keliling lagi. Dari mana anaknya mendapat teman secepat ini di dunia yang tentunya asing bagi Alrik.
Pekarangan rumah Talitha terlihat cukup berantakan. Semua furniture milik gadis itu dikeluarkan dari dalam rumah. Dari tempatnya berpijak, Sera dapat melihat anaknya tengah mengaitkan segala paku di engsel pintu utama. Tanpa bantuan siapapun.
Gadis itu mengerjap bingung. "Darimana datangnya kemandirian itu?"
Yang benar saja. Saat di rumah singgah saja Alrik susah untuk dimintai bantuan. Lalu di sini, anak ini mau mengerjakan hal yang tidak disuruh? Anak Eidef yang sejak bayi sudah dimanja dengan kekayaan dan kemewahan ?
"Sulit dipercaya." Sera melangkah mendekat. Kedua tangannya berkacak pinggang. Menatap anaknya dengan garang.
"Alrik Leander! Anak nakal ini belajar nakal darimana sebenarnya?!"
Prak! Ting! Dugh!
Kuas yang tengah dipegang Sean jatuh ke lantai. Paku yang tengah dipegang Alrik dengan begitu hati-hati terpelanting ke bawah, lepas dari apitan jarinya. Juga Eidef, kepala pria itu terantuk jendela yang tengah dia cek kekuatannya berkat suara menggelegar yang terasa asing di telinganya.
Gawat!
Seketika ketiga pria berbeda usia itu saling tatap bergantian. Menunjukkan sinyal bahaya yang berbunyi nyaring di kepala mereka. Singa betina sudah keluar dari persembunyiannya!
"Cepat sembunyi Ayah." Pekik Alrik tertahan. Wajahnya terlihat sangat panik.
Eidef langsung berjalan sambil berjongkok. Menuju ruangan yang paling dekat dengan posisinya sekarang.
Sambil masih mengelus kepalanya yang berdenyut nyeri, Eidef meringis di sela jalan setengah membungkuknya. Sialan sekali anak keduanya ini.
"Sedang apa kau di rumah orang?!"
Alrik menoleh horor ke asal suara. "Mama? Sedang apa di sini? Bagaimana bisa di sini? Wahh Paman lihatlah, Ibuku terlihat cantik sekali hari ini, iya kan?"
"Alasan klasik."
"Argh!!!" Seru Alrik saat jeweran dia dapatkan secara gratis dari jari lentik Sera.
"Sakit!" Pekiknya saat jeweran di daun telinganya makin mengerat.
"Kenapa malah nyangkut di rumah anak gadis orang? Kenapa tidak langsung pulang anak nakal?"
"Hanya ingin membenahi rumah Talitha." Anak itu mengikuti tarikan di daun telinganya untuk meminimalisir rasa sakit.
"Ohh, ternyata kau bersekongkol dengan Paman mu ya Alrik?"
Sean meneguk kasar salivanya saat tatapan Sera terarah padanya. Jangan, jangan lagi. Kemarin dia sudah mendapatkan omelan Sera yang tak henti. Hari ini, tolong jangan lagi.
"Kalian berdua ini kenapa hobi sekali membuatku marah-marah setiap hari? Sean, sekarang kau berpihak pada anak nakal ini?"
"Bukan begitu. Di memaksa ku!" Jari panjangnya kini menunjuk Alrik yang melotot bingung padanya.