Halo! Ini Byanha, apa kabar kalian semua?
Ini bukan update, ini hanya tulisan. Tapi bukan sekedar tulisan.
Menulis, menurutku adalah salah satu cara untukku melarikan diri dari kenyataan yang sampai sekarang masih sulit untukku terima dengan lapang dada, cara aku mengekspresikan diriku dengan sangat lepas, dan juga salah satu cara aku berkomunikasi dengan kalian.
Sampai sekarang, aku baca komentar-komentar kalian para readers nya Alrik, berulang kali, lagi dan lagi. Masih tetep buat aku ngerasa terharu bukan main. Komentar kalian kaya ada magic tersendiri buat aku.
Aku mau lanjutin cerita ini. Tapi belum bisa. Kalian keselkan? Sama, aku juga kesel sama diri aku sendiri. Aku pengen lanjutin lagi ceritaku. Bukan hanya cerita ini, tapi semua ceritaku.
Tapi aku masih belum mampu.
Aku lagi down. Lagi bener-bener ngerasa gak bisa ngapa-ngapain. Bahkan, untuk sekedar ngerasain gairah hidup lagi pun, rasanya agak sulit akhir-akhir ini.
Tapi, aku pastiin cerita ini, dan semua ceritaku yang lainnya bisa tamat. Maaf udah buat kalian nunggu lama. Terimakasih untuk semangatnya. Berjuta kasih untuk kalian semua.
Ohh iya, bukan kalian doang yang kangen Alrik, aku juga kangen sama keluarga unexpected satu itu.
Semoga kita semua bisa bertemu mereka lagi dalam waktu dekat! Bye-bye! 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A World To Live In (HIATUS)
Fiksi Remaja[ Area 15+] [Sequel dari Sera's Transmigration: Perfect Mother] [Cerita ini akan mendetailkan tokoh Alrik] [Disarankan baca Sera's Transmigration: Perfect Mother terlebih dahulu sebelum membaca cerita ini] Dua hari sepeninggalan Sera dari dunianya...
